Float 一

248 43 2
                                    

-----

Fares berjalan perlahan menuju kelasnya, sepertinya ia telat, lalu mengapa ia tidak mempercepat langkahnya?

Jawabannya adalah ia hanya datang untuk mengumpulkan tugas.

Tugas Faresta adalah membuat look baru dan ia sudah mencobanya dua kali pada teteh-tetehnya.

Jadi ia hanya akan mengirim tutorial saja, tidak lebih.

Jurusannya lebih banyak praktek dan itu menguntungkan untuknya, ia tidak terlalu suka berinteraksi.

Faresta itu anti sosial.

.

"Kakak Cantik!"

"Kak!"

"Kak Fares!"

Fares berhenti, menoleh ke belakang.

Ah, adik tingkatnya itu, lagi.

Sudah yang berapa hari ia selalu mendatangi Fares di gedung kampusnya?

Seminggu. Namun baru hari ini Zidan melihat Fares, ia merasa tidak sia-sia menunggu.

Zidan itu nekat.

"Siapa yang kamu panggil kakak cantik?" Fares menatapnya tanpa ekspresi.

"Yang ku panggil itu cuma kakak, jadi siapa lagi?" Zidan menyengir, Fares memutar matanya malas.

"Jadi, ada apa?"

"To the point sekali kakk.." Zidan merengek.

"Lalu kau ingin apa?" Fares melipat tangan di dada.

Kenapa anak ini suka sekali mengganggunya?

"Ayo cari makan!" Zidan tersenyum lebar, Fares menghela nafas.

"Saya mau pulang Zidan, mau tidur." Tolaknya.

"Sebelum tidur, makan siang dulu, ku tebak kakak pasti ngga sarapan kan?"

Tebakannya tepat. Ia tadi pagi berangkat hanya berniat mengumpulkan tugas lalu pulang, jadi memang tidak mengisi perutnya.

"Saya bisa makan dirumah," di tolak, lagi.

"Tapi aku memaksa kak!" Zidan kembali menariknya, selalu begitu.

"Kamu, tidak bisa tidak menarik saya ya?" Fares melihat pergelangan tangannya yang di pegang Zidan, di tarik lebih tepatnya.

"Kak Fares keras kepala, jadi harus ku paksa," ia menyengir.

"Saya bisa jalan sendiri, jadi lepas. Tidak enak di lihat jika kamu menarik begini," ya, perkataan Fares itu ada benarnya, melihat ia jadi pusat perhatian karena di tarik Zidan, itu hal yang ia hindari.

"Baiklah, begini saja," lalu tangan itu beralih ke telapaknya, menggenggamnya erat.

"Kalau di lihat begini, tidak apa kan kak?"

Fares terdiam, membiarkan tangannya di genggam Zidan.

Dasar pencari kesempatan..

.

Fares itu suka es krim, dan Zidan tau itu. Jadi ia membawa Fares kesini, sebenarnya waktu dia bertanya apakah Fares suka es krim, jawabannya.

"Siapa yang tidak suka es krim Zidan?"

Padahal tinggal jawab iya atau tidak saja, tapi itu daya tarik Fares, dan Zidan suka.

Dan ia juga suka wajah tanpa ekspresi Fares berubah saat ia mencicipi rasa dari es krim miliknya itu, mint choco.

thought [ ATEEZ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang