empat belas

331 21 7
                                    

Pukul 04:00 WIB

Fania bangun terlebih dahulu dari rey,lalu ia memperhatikan wajah suami nya tanpa sadar dia menyinggungkan senyumnya.

"Aku tau aku ganteng,gausah sampe kayak gitu dong liatinnya." Ucap rey dengan suara khas bangun tidurnya,dan fania yang terpergok pun sangat malu dan menenggelamkan wajahnya di dada rey.

"Ciee blushing haha." Goda rey

"Apaansih,bangun buruan siap-siap shalat subuh."

"Morning kiss dulu sayang,cepetan." Ucap rey menunjuk pipi nya.

Muach

Akhirnya satu ciuman mendarat di pipi kanan rey,dan rey pun langsung bangkit dari tidurnya untuk bersiap-siap shalat subuh.

Skip meja makan

"Pagi my wife." Ucap rey yang baru saja turun dari kamar,dan langsung mencium pipi fania saat fania sedang membuat nasi goreng.

"Ih main nyosor ajaaa!" Sarkas fania dan langsung mendorong rey.

"Hehe maaf,oh iyaa sayang. Nasi goreng nya bawa aja ke sekolah,aku ada rapat osis pagi. Jadi ga mungkin sarapan di rumah." Ucap rey menjelaskan.

"Okay." Ucap fania singkat,karna ia sangat tidak mood untuk bersekolah hari ini.

Skip sekolah.

Saat ini rey dan fania sudah sampai di parkiran sekolah dan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Lalu fania menyerahkan helm yang ia pakai kepada rey tanpa sepatah kata apapun dan jalan mendahului rey. Lalu rey pun mengejar fania.

"Kenapa?" Tanya rey heran pada fania dan jawaban fania hanya menggeleng,lalu secara tiba-tiba fania berenti berjalan dan membuka tas nya yang berisi bekal makanan, lalu memberikan nya pada rey.

"Serius ga kenapa-kenapa?" Tanya rey lagi memastikan,lagi dan lagi fania hanya menggeleng.

Tak terasa fania sudah sampai di depan kelas nya dan langsung masuk tanpa memperdulikan rey yang kebingungan.

Skip istirahat.

Sekarang sudah jam istirahat lalu sivia menghampiri bangku fania yang berada di depannya untuk mengajak nya ke kantin

"Fan,kantin yok. Laper gw." Ucap sivia seraya mengelus perutnya nya yang menandakan lapar.

"Gak deh,lu aja. Gw gak mood." Ucap fania seraya menenggelamkan wajahnya di meja dengan beralaskan kedua tangannya sebagai bantalan.

"Sakit lu?" Tanya sivia seraya memegang dahi fania,tapi nihil. Fania tidak demam sama sekali.

"Enggak,udah sana." Usir fania.

"Fan, gw tau lu gamau ke kantin karna takut ketemu arlo kan?" Selidik sivia,dan yaa fania menganggukkan kepalanya karna pertanyaan sivia benar.

"Gausah takut,ada gw sama ayu. Lagian kan ada bang satria jugaa biasanya di kantin. Udah ayok ah." Ucap sivia seraya menarik tangan fania dan akhirnya fania mengikuti sivia dari belakang.

Rey pov.

Sekarang gw lagi di kantin,tapi gw daritadi ga liat kehadiran fania sama sekali. Apa dia masih ada kelas? Ah tidak mungkin. Dan tidak lama aku melihat fania bersama kedua sahabat nya baru saja memasuki area kantin,tidak ada meja kosong lagi di kantin akhirnya gw memanggil mereka untuk bergabung.

"Fan,sini." Panggil gw,lalu mereka mendekat.

Author POV

Saat fania sudah berada di depan rey, fania hanya menautkan kedua alisnya karna heran ada apaa rey memanggilnya.

"Duduk sini aja,gada meja kosong lagi." Ucap rey,lalu baru saja fania ingin duduk berhadapan dengan rey tapi tidak jadi karna rey lebih dulu menarik tangan nya dan menyuruh nya untuk duduk di samping nya.

"Samping gw aja." Ucap rey menarik tangan fania halus,lalu fania duduk di samping rey.

"Si fania kenapa rey? Kok tumben diem aja?" Tanya bang sat berturut-turut dan yang di tanya hanya mengangkat bahu nya seolah berbicara 'entah'.

Lalu rey menarik pelan kepala fania untuk bersandar pada bahu nya,fania terlihat tidak baik-baik saja bahkan tatapan nya kosong.
Tak lama ada seorang laki-laki yang menghampiri mereka.

"Fania?ini kamu kan fan?" Ucap laki-laki itu seraya memegang tangan fania yang membuat sang empunya terkejut. Lalu tangan laki-laki itu di depis kasar oleh fania.

"Gausah pegang-pegang gw." Ucap fania dengan dingin.

"Fan,gw mohon maafin gw. Ayok kita kayak dulu lagi fan,gw nyesel sama perbuatan gw fan."

"Hhh... Nyesel lo bilang? Hah? LO KEMANA WAKTU FANIA HAMPIR BUNUH DIRI?! BRENGSEK!" Sarkas satria dengan tatapan membunuh.

"Diem lo!gw gada urusan sama lo!" Ucap arlo lantang

"Fan,gw minta maaf. Ayo lu balik lagi ke gw,gw janji bakal bikin lu bahagia." Lanjut arlo seraya memegang tangan fania dan tiba-tiba rey menarik tangan fania agar tidak di pegang oleh arlo.

"GA AKAN GW BIARIN LO SENTUH MILIK GW!" ucap rey lalu hendak berdiri untuk membawa fania pergi dari hadapan laki-laki itu.

Tapi

"Fania,lo gamon kan ke gw?ayo fan sama gw lagi,jangan sama dia." Ucap arlo yang mencegah fania saat ingin dibawa pergi oleh rey

Bughhhh

Tiba-tiba rey menghantam arlo dengan bogeman nya dan arlo pun terjatuh.

"SIALAN LO!PILIH KUBURAN ATAU RUMAH SAKIT?HAH?" Ucap rey menarik kerah baju arlo agar berdiri kembali.

"hhh...ga takut gw sama lo!" Ucap arlo dengan smirk nya.

"Ka rey udah,jangan ribut." Ucap fania melerai keributan antara rey dan arlo seraya menangis.

"Orang kayak dia gabisa di diemin fan." Ucap rey melirik fania yang berada di belakangnya lalu tak lama arlo membalas pukulan rey.

Bughhhh

Rey pun terjatuh dan dia tak lama terbangun lagi dari jatuhnya.

"Brengsek!" Ucap rey lalu akan memberikan bogeman lagi untuk arlo tapi fania terlebih dahulu menahan tangan rey.

"Ka,udah ya." Ucap fania seraya menangis.

"Fine,awas lo cari gara-gara lagi ataupun gangguin fania lagi!" Ucap rey lalu memeluk fania agar fania tenang dan arlo pergi meninggalkan mereka semua.

"Udah ya sayang,jangan nangis." Ucap rey masih setia memeluk fania.

"NGAPAIN LO SEMUA MASIH NGELIATIN HAH? BUBAR! DI KIRA NONTON DRAMA KALI!" ucap satria lantang saat melihat siswa lain masih berkerumun menyaksikan kejadian tadi.

"Hiks takut." lirih fania yang masih menangis

"Hei,jangan takut lagii ya. Ada aku sayang." Ucap rey yang menenangkan fania dan tak lama tangis fania pun mulai mereda. Lalu fania pun melerai pelukan diri nya dengan rey dan menghapus air matanya.

"Ka rey ada yang sakit?" Tanya fania dengan muka sembab nya.

"Gada,gw baik-baik aja." Ucap rey berbohong berusaha agar tidak membuat fania khawatir.

"Tapi ini berdarah." Tunjuk fania pada ujung bibir rey yang mengeluarkan sedikit darah.

"Buset malah bucin." Ucap alam yang merasa menjadi nyamuk antara mereka tapi tak di hiraukan oleh fania dan rey.

"Fan,obatin dulu gih rey nya di uks." Ucap satria, lalu fania pun membawa rey ke UKS dan mengobati nya





Jangan lupa klik bintang sama komen ya gaiss,,thank youuuu😡❤️

Thank You Mas KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang