REN AYA 02

166 86 384
                                    

Setelah pertandingan basket antara anak basket dengan murid kelas XI selesai, Lorenzo langsung menghampiri Althaya yang sedang duduk dipinggir lapangan bersama Melody dan Layla. Cowok itu terlihat sudah berantakan, dasi yang diikat di kepala, dan keringat yang sudah membasahi seragamnya.

"Hai." Sapa Lorenzo dengan senyum merekah.

"Di sapa cowok lo tuh Al. Kita pergi dulu ya, bye bye!" Layla memberikan kode pada Melody untuk pergi agar ia dan Melody tidak menganggu kedua orang itu.

Althaya hanya diam tanpa menggubris, ia bahkan tidak mau melirik Lorenzo dan malah menatap tanah. Tanpa basa basi cowok itu langsung berjongkok dihadapan Althaya agar bisa bertatapan langsung dengan mata gadis itu.

"Ay kok lo diem aja sih. Masih marah sama gue?"

Althaya masih saja diam. Lorenzo menghela nafasnya pelan lalu berdiri. Cowok itu melihat sekitar sebelum akhirnya menggendong Althaya ala bridal style. Sontak hal itu membuat Althaya terkejut bukan main.

"Ren turunin gue, malu dilihatin banyak orang!"

Althaya memberontak agar Lorenzo menurunkannya, namun nihil cowok itu menebalkan telinganya. Mereka berdua menjadi pusat perhatian saat berjalan melewati lorong dan tanpa disadari pacar dari Lorenzo melihat kejadian itu.

"Ren, lo mau bawa gue kemana? Turunin gue."

"Diem atau gue cium."

Althaya langsung memilih diam dan membiarkan cowok itu membawa nya entah kemana.

Setelah berjalan beberapa menit ternyata cowok itu membawanya ke kantin. Dimeja pojok kantin sudah terlihat anggota inti Infinity lainnya yang sedang berbincang dan bercanda. Mereka semua seketika terdiam saat melihat Lorenzo menggendong Althaya dan mendudukannya di sebelah Nozel.

"Lo kenapa Al kok muka nya cemberut?" Nozel menaikan satu alisnya saat melihat gadis disebelahnya terdiam. Padahal biasanya ia akan aktif menganggu mereka.

"Biasa tuh paling gegara Renzo." Elvano menunjuk Lorenzo dengan dagunya. Sedangkan yang ditunjuk sedang memakan kentang milik Reynaldi --manusia es-- dan mendapat tatapan tajam dari cowok itu.

"Bego nya dipelihara dia."

"Lo sama gue sama-sama bego sayang."

"Sayang-sayang bapak lo kayang. Sorry gue masih lurus Ren." Omel Arsean

"Halah tadi aja peluk-pelukan dikelas." Sindir Aksa.

Kantin yang tadi nya ramai mendadak sepi saat datangnya Gea dan ketiga temannya menuju meja dimana Infinity berada.

Gadis itu menyuruh Althaya berdiri dari duduknya. "Lo bisa nggak sih ngejauhin Lorenzo?!" Ucap Gea langsung pada intinya.

"Maksudnya?"

"Nggak usah pura-pura nggak ngerti deh. Lo itu perusak hubungan orang, Lorenzo itu pacar Lina!" Gea menunjuk Lina sahabatnya yang sedang menangis dipelukan Bintang dan Eri.

"Kenapa lo bisa bilang gue jadi perusak hubungan orang?"

"Buktinya tadi Lorenzo ngegendong lo di depan banyak orang, dia bahkan nggak pernah gitu sama Lina. Dia selalu ngeprioritasin lo!"

"Ya bukan salah gue dong kalau Renzo selalu prioritasin gue." kekeh Althaya.

"Heh cabe lo makin lama makin ngelunjak ya!"

Lina bergerak maju hendak menampar Althaya, namun sebelum itu tanganya ditahan oleh Lorenzo.

"Lepasin Ren, sakit!" Rintih Lina.

LORENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang