REN AYA 03

134 84 296
                                    

"Habis dari mana kamu?"

Suara berat yang familier itu masuk ke pendengaran Althaya saat gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Ia melirik jam di ponselnya sekilas menunjukan pukul 18.30 malam. Seketika suasana rumahnya menjadi sangat mencengkam.

Mampus gue.

"Saya tanya dari mana kamu?"

Althaya menarik nafasnya pelan lalu beralih menatap ke arah sumber suara. Manik matanya terlihat intens menatap dua orang yang sangat ia benci sedang duduk di sofa.

Kenapa dua orang itu selalu pulang kerumah disaat ia baru saja mendapat nilai ulangan. Ia sangat benci suasana seperti ini, karena akan terjadi hal buruk yang selama ini ia alami.

"Altha dari mana aja bukan urusan ayah."

BRAK!

Dion yang merupakan ayah Althaya berdiri menghampiri gadis itu dengan tangan terkepal. "Kata temen saya hari ini ulangan kamu udah dibagi, coba saya lihat!"

Dengan terpaksa Althaya memberikan kertas ulangannya pada Dion. Pria itu langsung merampasnya kasar dari tangan Althaya.

"Cuma 85?!" Tanya Dion setelah melihat nilai gadis itu.

"KENAPA CUMA 85 ALTHA?!" Bentak Dion. Ia merobek kertas ulangan Althaya dan melemparkan ke wajah gadis itu.

"Kenapa nilai kamu turun?! Saya malu punya anak bodoh seperti kamu!"

"Lihat tuh adik kamu Vera. Dia pinter, nilai nya selalu seratus! Mau ditaruh mana muka saya kalau ketemu keluarga besar, bodoh?!" ucap Dion menggebu-gebu. Sorot matanya tajam ke arah Althaya.

"Udah jangan marahin Aya!" sentak Falisa, Mama Althaya.

"Diam kamu Falisa! Lihat itu anak kamu yang bodoh, nggak berguna, dan beban. Nyesel saya punya anak kaya dia!"

"Aya bukan beban Dion! Dia pintar dia bukan anak bodoh." bela Falisa.

"PINTAR DARI MANA?! LIHAT NILAI DIA TURUN FALISA!" Sentakan itu membuat Falisa terdiam.

"Ya Altha emang ngga pernah berguna di mata papa! Altha emang nggak pernah pinter di mata papa!" teriak Althaya muak.

"SELALU VERA, VERA, DAN VERA YANG PALING SEMPURNA DIMATA PAPA!"

"PAPA BAHKAN NGGAK PERNAH NGELIHAT PERJUANGAN ALTHA! PAPA NGGAK PERNAH MUJI ALTHA ATAU PUN SEMANGATIN ALTHA!" Althaya berusaha menahan air mata nya agar tidak turun.

"Sebenernya Altha anak kandung papa bukan sih?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Althaya membuat Dion diam.

"Semenjak jalang itu dateng papa berubah drastis." Althaya menunjuk perempuan yang duduk di sofa bersama Dion tadi.

"DIAM KAMU ALTHA! DIA ITU MAMA KAMU!" Dion menjambak rambut Althaya lalu menghempaskannya sehingga kepala gadis itu menatap pintu dibelakangnya dengan keras.

"AYAA!" Falisa berlari menghampiri Althaya yang terduduk sembari memegangi kepalanya.

Gadis itu bisa merasakan perih yang luar biasa dan saat ia melihat jari nya terdapat bercak cairan merah disana. Seragam sekolahnya pun sudah acak-acakan.

"Kamu sudah gila Dion!" Tangis Falisa pecah saat melihat putri kesayangannya terluka.

"NGGAK USAH BANYAK DRAMA KALIAN!"

"Vina bawa Falisa ke kamar dan kunci!" Vina yang merupakan istri baru Dion langsung tersenyum miring dan memaksa Falisa menuju kamar dan menguncinya.

"Lihat kakak kamu Reginald, dia juga pinter makanya dia bisa kuliah di luar negeri. Nggak kaya kamu!" Dion memukul kepala Altha berkali kali dengan telapak tangannya

LORENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang