Chapter 13

9.4K 567 39
                                    

Lagi denger lagu sedih, tiba-tiba ingin up Chapter ini..

Selamat membaca~

.

.

.

"Hai adikku sayang, ucapkan selamat datang pada kematianmu."

Suster itu ternyata adalah Yuna, dia berhasil kabur lagi dari suaminya untuk membalaskan dendam pada Jaemin.

Baginya Jaemin adalah penyebab semua penderitaannya.

Apalagi sekarang dia melihat Jaemin yang sangat menyedihkan, tidak perlu pakai kekerasanpun dia bisa membuat nyawa Jaemin melayang dengan cepat.

Tapi tidak puas rasanya jika langsung begitu saja, Jaemin harus merasakan kesakitan yang teramat sangat sebelum kematiannya menjemput. Pikir wanita itu.

Diambilnya pisau yang masih terlihat mengkilap dan mulai menyayat lengan lelaki manis itu, darah segar keluar dari sana.

Yuna tertawa sangat puas. Setelahnya dia membuat beberpa sayatan di tangan satunya dan kaki lelaki manis itu.

Mata Jaemin perlahan terbuka, rasanya tangan dan kakinya sangat perih, diapun merasakan perutnya yang sakit.

"Nanti giliran wajahmu yang akan kuhancurka..."

"Woah kau kenapa bangun? Bagus! Bagus hahaha."

Jaemin sebenarnya belum sadar sepenuhnya, namun luka yang dibuat Yuna memaksanya untuk mengerti situasi saat ini.

"Hmm..." Jaemin bahkan tidak sanggup mengeluarkan suaranya karena tenggorokkannya terasa kering.

"Hm? Kau berbicara apa? Ingin kutambah lukanya? Baiklah adikku sayang."

Yuna bak orang yang tidak memiliki akal sehat, wanita itu mengarahkan pisau ke wajah Jaemin.

'Prang!

"Apa yang kau lakukan wanita brengsek!"

"Je-Jeno? Kau disini? Mau menemaniku? Aku merindukanmu!" Yuna memeluk Jeno namun lelaki itu segera mendorongnya sampai terjatuh.

"Kenapa?! Kau tidak mencintaiku lagi?"

"Aku dulu salah memilihmu." Jeno segera mencari apa saja untuk menghentikan darah Jaemin dari sayatan yang Yuna buat.

"Nana kau tidak apa-apa? Syukurlah akhirnya kau sadar. Ini aku, kau akan baik-baik saja. Aku akan menyelamatkanmu." Jaemin hanya menatap Jeno, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Jeno.

Wanita itu lekas berdiri dan menarik Jeno agar menjauh dari Jaemin.

"Bukannya kau membencinya? Untuk apa mengobatinya, sebentar lagi dia akan mati!"

Yuna mencekik leher Jaemin dan mengarahkan pisau ke arah Jeno.

"Uuhh!" tangan lemah Jaemin memegang tangan Yuna, berusaha menjauhkannya, napasnya terasa sangat sesak.

"Yuna kau jangan gila! Nana bisa meninggal, jauhkan tanganmu dan buang pisaumu."

"Tsk untuk apa? Lebih baik dia mati."

Jeno maju perlahan.

"Kau berani maju aku akan benar-benar membunuhnya."

Jeno harus berhati-hati dengan pergerakan Yuna, bisa-bisa wanita itu benar-benar membunuh Jaemin.

Dengan gesit Jeno menarik Yuna menjauh dari Jaemin,  ia juga mengunci tangan wanita itu ke belakang, pisau itu sendiri masih dipegang erat oleh Yuna.

I Love You, Jeno!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang