"Jen apa besok kau akan menemuiku lagi?" Yuna tengah memeluk Jeno, menyandarkan kepalanya di dada lelaki yang sudah menjadi kekasihnya selama 4 tahun itu.
Jeno menatap Yuna, mengecup kening wanita yang memang masih dicintainya itu dengan lembut, "Tentu saja, kau sudah tau bukan alasannya kenapa tadi aku dingin kepadamu?"
Wanita yang lebih tua dua tahun dari Jeno itu mengangguk dan tersenyum, lalu mendaratkan bibirnya ke Jeno.
Jeno membalas ciuman wanita itu. Tanpa dia sadari, istri yang sangat mencintainya dengan tulus, tengah terbaring kesakitan memanggil namanya.
"Maafkan aku kemarin meninggalkanmu, tapi aku tidak akan membiarkan dia terus membo-"
Ponsel Jeno tiba-tiba berbunyi, ada telpon masuk.
"Itu istrimu, angkatlah."
"Biarkan saja, aku malas bebicara dengannya. Lagipula sebentar lagi aku pulang."
.
.
.
"Tidak ada yang serius dengan luka di keningmu, namun apa kau yakin tidak ingin melakukan Medical Check-up Jaem?"
Jaemin mengangguk lemah, saat ini ia tengah berada di rumah dokter pribadi keluarganya, entah kenapa dia lebih memilih datang ke rumah dokter pribadinya dibanding pergi ke Rumah Sakit.
Sebenarnya yang membuat Jaemin seperti tidak ada tenaga itu, bukan karena sakit dikepalanya, tapi karena ketika saat dia sadar dengan kepalanya yang berdarah Jeno masih belum pulang. Saat dia berusaha menghubungi Jeno, suaminya itu tidak mengangkat telponnya.
Dengan terpaksa ia pergi menggunakan taksi sendirian.
"Jaem..." panggil dokter pribadinya.
"Iya, maaf aku barusan melamun, Han Ahjussi."
"Kau tidak ingin mencoba memeriksakan dirimu ke Rumah sakit? Kau bilang sering sakit kepala. Bisa jadi ini karena kehamilanmu dan ada sesuatu..."
Jaemin langsung memeluk perutnya panik, "Pe-perutku... bayiku baik-baik saja ini tidak apa-apa. Aku pulang dulu, Han Ahjussi."
"Tapi Jaem."
"Aku akan mentransfer uang besok ke rekeningmu, permisi paman."
Jaemin langsung beranjak dari rumah itu dan tergesa-gesa pulang. Dokter Han semakin curiga terjadi sesuatu pada lelaki manis yang sudah seperti keluarganya sendiri itu.
.
Jaemin sudah sampai rumahnya dan ia berpapasan dengan Jeno yang baru saja pulang, sebenarnya Jaemin ingin marah karena sangat kesal pada suaminya itu, bisa-bisanya dia pulang selarut ini.
Namun saat melihat wajah suaminya segala kekesalannya langsung menguap begitu saja.
Sambil tersenyum Jaemin menghampiri suaminya sambil memeluk tangannya, "Jeno-yaa dari mana saja?"
Jeno menoleh dan langsung melihat kepala istrinya yang diperban dan terlihat sedikit lebam di pipinya.
"Sayang kenapa dengan kepalamu?" tanya Jeno dengan raut wajah khawatir.
Jaemin hanya menatap Jeno dan tidak menjawab, malah berjalan ke belakang Jeno dan menaiki punggungnya.
"Gendong Nana sampai kamar ya."
"Jawab dulu pertanyaanku sayang," Jeno reflek menahan badan istrinya agak tidak terjatuh, nada bicaranya terdengar kesal.
Jaemin tidak memperdulikan dan malah menyandarkan kepalanya di punggung suaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Jeno!
FanfictionJeno tiba-tiba saja menyudahi hubungan percintaannya dengan Jaemin, alasannya karena lelaki manis itu berubah. Namun Jaemin tidak terima dan meyakini kalau Jeno adalah jodohnya, apalagi lelaki manis itu mengaku tengah hamil. Orang tuanya segera meni...