Haloo~~
Masih ingat pertemuan pertama Lianxi dan Wangnan? Di kapal yang karam? Part ini mungkin gak bisa ditinggalin :D
Part ini latarnya pas Lianxi masih idup ya gaisss. Cuman gak aku publish sebelumnya :v
part ini bukan lanjutan ye manteman 🤌
Vote⭐
Comment📝Happy Reading
.
.
.
.
.
o0o
Sinar bulan memantul di sepanjang sungai, riaknya yang deras mengisi kesunyian malam. Setelah insiden kapal tenggelam dan pembantaian prajurit siang itu, Lianxi dengan berat hati menuruti Wangnan ikut ke ibu kota. Puluhan jejak kaki di atas salju telah tertinggal jauh di belakang, tetapi sampai malam tiba pun tak satu pun terlihat desa atau rumah penduduk. Lianxi nyaris putus asa, sementara pria yang memborgol lengannya terlihat lebih menyedihkan di depan sana.Pria itu, Liu Wangnan, berjalan susah payah sembari menggenggam erat tali yang mengikat kedua lengan Lianxi. Nafasnya memberat, sedikit tersengal, dan langkahnya mulai tak seimbang. Jelas saja, siapa yang mampu bertahan setelah terluka dan mengeluarkan banyak darah.
Lianxi menghembuskan nafas kesal, ia lalu berkata,
"Lihat dirimu, jika kau mati disini akan sangat merepotkan,"Wangnan menoleh singkat, pria berwajah datar itu mengacuhkan sindirannya. Namun Lianxi tahu, ia hanya perlu bersabar sedikit lagi untuk bisa kabur. Sebenarnya sedari tadi, gadis itu menunggu Wangnan kelelahan.
Bruk
Lianxi mendongak, benar saja perkiraannya tak meleset. Pria yang menawannya itu telah ambruk menghantam tumpukan salju. Perlahan Lianxi berjalan mendekat, lalu menepuk-nepuk pelan wajahnya yang hampir membeku.
"Sepertinya aku bisa pergi sekarang. Dia tidak akan bisa mengejarku dengan kondisinya saat ini," batin Lianxi sembari melepas ikatan di tangannya.
Dengan semangat Lianxi bangkit, entah mengapa energinya seperti terisi kembali. Ia berjalan cepat, setengah berlari menuju pinggir hutan yang mengarah pada bukit Nan. Tetapi belum seberapa jauh langkahnya terhenti. Lianxi sejenak menolah ke belakang, ia berdecak sebal dan memutar langkahnya kembali.
"Benar-benar merepotkan!" umpat Lianxi sambil merangkul, kemudian menyenderkannya di sebatang pohon.
Hati-hati Lianxi membuka hanfu Wangnan, pangeran ketiga Liu itu mendapatkan tikaman pedang yang cukup dalam. Hingga saat ini pun masih mengeluarkan darah. Dengan telaten Lianxi membalut dada Wangnan yang terluka akibat serangan di kapal beberapa jam lalu.
"Kalau saja dia membuang wajah dinginnya, tidak buruk juga.... Ah! Apa yang aku pikirkan?!" batin Lianxi tak sadar ketika menyeka darah di pelipis Wangnan.
Dan bodohnya ia bahkan mengingat bagaimana Wangnan memberinya nafas buatan. Seketika wajah gadis itu merona. Lianxi menggeleng cepat, berusaha mengusir pikirannya.
Melihat Wangnan yang menggigil kedinginan, Lianxi segera menyelimutinya. Sekarang, barulah ia bisa pergi tanpa beban. Namun baru saja ia bangkit, tiba-tiba Wangnan menarik Lianxi dan memeluk dirinya. Dekapan yang begitu erat, bahkan Lianxi bisa merasakan hembusan nafas pria itu di lehernya.
"Ha... kau mengambil keuntungan lagi dariku?! Seharusnya aku tidak ragu meninggalkanmu!" maki Lianxi meronta ingin dilepaskan tapi justru Wangnan memeluknya semakin erat.
"Itu kesalahanmu, kau masih tawananku," bisik Wangnan.
Kedua alis Lianxi menyatu, "Kau... Jadi kau berpura-pura?!"
Seulas senyum yang amat tipis samar-samar terpatri di bibir Wangnan. Matanya masih terpejam, ia hanya diam mendengar rentetan makian Lianxi seraya mengeratkan dekapannya agar tawanannya itu tak bisa kabur. Sungguh, malam ini terasa amat panjang dan.... sedikit manis?
.
Sedikit bonus :D votenya dongg ~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of Princess Lianxi
Fantasy[TAMAT] [ORIGINAL / BUKAN TERJEMAHAN] Seorang anggota intelejen profesional terpaksa meregang nyawa saat gagal menuntaskan misi. Namun takdir berkata lain, jiwa tangguhnya justru terlempar ke zaman kuno. Ia terbangun dalam tubuh tuan putri kedua kek...