Bab 3 | Langkah Awal

44.9K 4.6K 104
                                    

Teng teng teng
As always gaisku~~
Vote vote 💕

Happy reading
.
.
.
.

o0o

"Aku tidak suka dibohongi, katakan padaku," tekan Lianxi.

"Yang mulia, hamba tidak berani mengatakan ini. Se-sebenarnya... I-ini harus dirahasiakan yang mulia. Tapi jika Anda tetap ingin mendengarnya hamba-"

Lianxi memutar matanya kesal, tak kuasa mendengar ucapan dayang Yun yang berbelit-belit.
"Kau ingin kupukul? Bicara yang jelas!" ucapnya ketus.

Dayang Yun tersentak kaget, baru kali ini ia mendengar sang putri berbicara ketus padanya sampai ia sendiri berpikir, apakah tuannya masihlah orang yang sama?

"Ma-maaf yang mulia... Hamba hanya tidak ingin Anda sedih. Rahasia ini sudah hamba simpan selama dua puluh tahun, hanya beberapa orang saja yang mengetahui ini. Yang mulia permaisuri pertama, ibunda Anda..." ucapan dayang Yun terhenti, suaranya serak menahan tangis.

Dayang Yun bungkam untuk beberapa saat. Luka lama yang telah dipendam, kini harus ia buka kembali. Memori kelam itu, jelas masih terngiang di kepalanya. Sambil menunduk ia berkata, 

"Seminggu setelah mendiang permaisuri melahirkan Anda dan tuan putri pertama, yang mulia kaisar menjatuhkan hukuman mati karena permaisuri dituduh berselingkuh dengan seorang prajurit. Tapi hamba tahu bahwa itu adalah fitnah dan.... hukuman itu hanya diketahui oleh sedikit orang yang mulia,"

Bak disambar petir, Lianxi merasa kakinya dingin. Dadanya begitu sesak seolah dihimpit batu besar. Walaupun Lianxi bukanlah 'putri' dari permaisuri pertama, entah mengapa hatinya begitu terpukul.

"Hah! Gila! Jadi permaisuri dihukum mati karena tuduhan palsu? Lalu... Ternyata aku mempunyai kembaran?"

"Dimana tuan putri pertama? Mengapa aku baru tahu hal ini?" tanya Lianxi setenang air.

Dayang Yun terkesiap melihat ketenangan Lianxi, dengan ragu ia menjawab,

"Tuan putri pertama...  Beliau diasingkan karena tidak sehat oleh yang mulia kaisar. Saat Anda dan tuan putri pertama berumur sembilan bulan, Anda dan beliau dipisahkan yang mulia,"

"Apa kau tahu dimana?"

"Ya yang mulia, tuan putri Lianyi diasingkan di bukit Nan,"

"Ah... jadi nama kembaranku Lianyi? Dari ingatan itu, Lianxi memang tidak pernah tahu tentang tuan putri pertama... Lalu dimana Bukit Nan?" batin Lianxi bertanya-tanya.

Lianxi tampak berpikir. Setelah mengetahui rahasia ini, ia mengerti mengapa kaisar Gu dan pangeran mahkota Huan-- kakak kandung putri Lianxi, tidak pernah peduli dengannya. Mereka pasti meragukan bahwa Lianxi dan kembarannya bukanlah anak kandung kaisar.

Malangnya lagi, kembarannya pun diasingkan karena masalah kesehatan. Bukankah kehidupan ini begitu tidak adil bagi mereka? Mereka kehilangan kasih sayang hanya karena fitnah dan keraguan.
.
.
.
.

Kabar Lianxi yang hidup kembali setelah kematiannya berhembus cepat membuat seantero istana tercengang tak percaya. Pagi itu istana sangat heboh, bahkan para dayang mencuri-curi waktu untuk sekedar lewat didepan paviliun mawar.

Return of Princess LianxiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang