Halo gaisku ^_^
As always vote vote 💕
*Follow Dyeta juga kalo boleh ehe..Happy reading
.
.
.
.o0o
Seorang dayang terduduk lemah di depan ranjang kayu mewah berukirkan mawar. Di ranjang itu terbaring jenazah putri yang selama ini ia layani. Air matanya terus menetes diiringi tangis pilu yang menyayat hati.
Tak ada siapapun selain dirinya dan jenazah itu didalam kamar peraduan mewah bernuansa merah tersebut. Kaisar, pangeran mahkota Huan, pangeran Jingzu, dan permaisuri telah kembali ke kediamannya. Wangi dupa menyeruak, mengingatkannya kembali dengan kenangan semasa putri kedua kaisar Gu hidup.
"Yang mulia... Mengapa Anda harus menderita seperti ini?" lirih dayang Yun sambil mengusap tangan dingin Lianxi.
"Hamba akan ikut pergi bersama Anda setelah hamba mengantar Anda ke peristirahatan terakhir, yang mulia," tangisnya pilu.
Malam begitu larut, derik jangkrik saling menyahut mengisi kesunyian. Tiba-tiba, angin bertiup kencang disertai guntur yang memekakkan telinga. Dayang Yun beranjak menutup jendela kamar itu. Dilihatnya langit berubah kemerahan, dengan kilat yang siap menyambar.
"Sshh...."
Kedua mata Lianxi mengerjap pelan, rasa sakit di kepala membuatnya meringis kesakitan. Potongan memori menjejal ingatannya bak potongan film yang biasa ia lihat di bioskop.
"Apa yang terjadi? Bukankah aku sudah mati?"Lianxi Ailin, jiwa yang ada di tubuh Putri Lianxi belum menyadari apa yang terjadi. Dengan rakus ia meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Perlahan ia merubah posisinya duduk. Alisnya terangkat saat melihat sekeliling, matanya terpaku pada seorang wanita yang tengah sibuk menutup deretan jendela di depannya.
"Ya-yang mulia??!!" suara dayang Yun bergetar, ia menutup mulut dengan sebelah tangan. Matanya melebar melihat tuannya duduk di ranjang.
"Yang mulia? Siapa? Aku?" batin Lianxi heran.
Dayang Yun berlari menghampiri Lianxi, tiga kali ia bersujud berderai air mata. Lianxi yang melihat itu mengulurkan tangan pada dayang Yun, bermaksud untuk menyuruhnya berhenti.
"Hentikan, jangan lakukan itu," pinta Lianxi.
"Yang mulia? Anda... Anda hidup kembali!" ucap dayang Yun.
"Apa maksudnya? Lalu... Dimana aku?"
"Berhentilah menangis. Katakan, tempat apa ini? Dan mengapa kau memanggilku 'yang mulia' ?"
Dayang Yun mendongak kaget, tangisnya justru semakin keras.
"Yang mulia, ini kamar Anda. Anda adalah tuan hamba, begitulah hamba memanggil Anda," jelas dayang Yun."Ah... Aku ingat, wanita ini ada dalam ingatan yang baru saja kudapat. Apa... Apa aku terbangun di tubuh orang lain? Tapi itu mustahil!"
Lianxi bangkit dari duduknya, ia berjalan mendekati sebuah cermin di sudut kamar. Matanya melebar melihat pantulan dirinya sendiri.
"Ini wajahku, nama putri ini pun sama sepertiku. Apa ini semua mimpi? Tapi mimpi ini terlalu nyata... Bagaimana bisa aku terbangun dalam tubuh seorang putri?!" batin Lianxi bergejolak.
"Yang mulia, hamba harus melapor pada yang mulia kaisar. Kembalilah berbaring yang mulia," pinta dayang Yun. Dalam hati ia bertanya-tanya mengapa putri Lianxi bertingkah seperti orang lain.
Lianxi hanya diam dan menatap kepergian dayang Yun. Matanya berkeliling menatap interior kamar, ia dibuat takjub oleh ukiran-ukiran mawar di langit-langit dan dinding.
"Jadi putri ini adalah putri kedua kaisar Gu? Tapi dari ingatan itu... Dia diperlakukan tidak adil. Mengapa? Bahkan ayahnya tidak peduli,"
"Lalu mengapa putri ini meninggal?"
"Apa aku harus berpura-pura menjadi dirimu, putri Lianxi?"
Lianxi menatap pantulan dirinya di cermin. Seolah meminta jawaban pada bayangan yang menatap datar dirinya. Ada perasaan sedih karena pemilik tubuh ini, yang mungkin adalah dirinya di masa lalu mengalami penderitaan.
"Aku akan membantumu, aku akan menjadi dirimu putri Lianxi,".
Heyoo~~
Jadi aku mau perjelas aja ni. Lianxi Ailin adalah jiwa yang sekarang menempati tubuh putri Gu lianxi.Terimakasih sudah membaca cerita ini ❤️
Jangan lupa vomentnya gaisku~~
Temu di bab selanjutnya (/^_^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of Princess Lianxi
Fantasy[TAMAT] [ORIGINAL / BUKAN TERJEMAHAN] Seorang anggota intelejen profesional terpaksa meregang nyawa saat gagal menuntaskan misi. Namun takdir berkata lain, jiwa tangguhnya justru terlempar ke zaman kuno. Ia terbangun dalam tubuh tuan putri kedua kek...