Bab 5 | Hadiah Balasan

37.8K 4.4K 37
                                    

Halo halo hai hai semua (/^_^)/
Ayo vote biar cerita ini rame ya gais ~~
Biar Dyeta semangat juga nulisnya.
Luv💕💕

Happy reading
.
.
.
.

o0o

"Yang mulia kaisar memanggil Anda, yang mulia,"

Nada cemas suara dayang Yun begitu terdengar jelas. Suara langkah mondar-mandir dayang Yun membuat Lianxi memutar matanya malas. Paginya yang damai ternyata tidak bertahan lama.

"Lalu? Apa aku harus datang?" tanya Lianxi tak bersemangat, perhatiannya jatuh pada kebun mawar di halaman.

Dayang Yun rasanya ingin menghilang saja dari dunia jika Lianxi berniat untuk tidak mengindahkan perintah kaisar. Sambil menahan emosinya, ia berkata,
"Jika Anda tidak datang, hukuman Anda akan lebih berat yang mulia,"

Lianxi menoleh ke belakang, ekspresinya masih sama. Terlihat tidak begitu tertarik.
"Menghukumku? Ah... Dasar permaisuri pengadu!" batin Lianxi.

"Ayo yang mulia, kita harus cepat! Setidaknya hukuman Anda tidak akan ditambah,"

Langsung saja dayang Yun menggandeng tangan kiri Lianxi. Untungnya Lianxi tak melawan, memudahkan dayang Yun untuk membujuknya. Dulu, kejadian seperti ini pernah terjadi. Masih segar dalam ingatan dayang Yun saat Lianxi dihukum pukul karena permaisuri menuduhnya mendorong hingga terjatuh, padahal sebaliknya.

Baru saja mereka keluar dari kamar, kaisar Gu, permaisuri Chun, dan pangeran Huan serta tiga orang prajurit datang menghambur di halaman. Lianxi hanya diam, tak menunjukkan ekspresi apapun. Ia bahkan tidak berniat memberi salam.

"Dimana sopan santunmu, putri?" sindir permaisuri Chun, seringai tipis terpatri di bibirnya.

"Kalian ingin menghukumku bukan? Lakukanlah," sahut Lianxi tak niat.

Sontak ucapan itu membuat semua orang disana terkejut. Lebih-lebih permaisuri Chun, ia kira Lianxi akan memohon-mohon padanya. Itu salah besar, Lianxi tidak akan memohon selama ia bisa menangani semuanya.

"Keluargamu tak ada bedanya seperti orang asing, putri Lianxi. Jika kau melihat tatapan dingin mereka sekarang, mungkin kau lebih memilih  tiada," batin Lianxi miris.

Dengan telunjuknya, Lianxi memanggil seorang prajurit yang menenteng sepotong kayu pemukul.
Jangan berpikir jika Lianxi akan menerima hukuman itu, tentu saja ia akan melawan.

"Apa yang kau tunggu?" tanya Lianxi yang sudah memasang kuda-kuda. Kedua tangannya berada di depan dada siap untuk menyerang dan menangkis lawan.

"Apa yang kau lakukan?!" seru kaisar Gu yang mulai geram.

"Apa kalian pikir aku akan diam dan menerima semua ini?! Tch... Simpan saja harapan itu!"

Lianxi langsung menerjang prajurit yang berdiri mematung di depannya. Kayu panjang yang di tenteng oleh prajurit itu melayang jauh akibat tendangan keras Lianxi. Sementara prajurit malang itu hanya bisa menahan serangan, berusaha melindungi nyawanya.

"Hentikan!!!" seru kaisar Gu lantang hingga dayang Yun bersujud takut.

"Kalian bahkan tidak tahu kejadian sebenarnya!" seru Lianxi sambil menatap ketiga orang yang berdiri di depannya satu persatu.

"Aku tidak akan mentolerir sikapmu ini! Kurung putri Lianxi di penjara bawah tanah sampai dia mengakui kesalahannya!" putus kaisar murka.

Langsung saja dua orang prajurit datang menyergap Lianxi. Lianxi memilih untuk tetap tenang, kurungan bukanlah hal yang sulit baginya. Jangankan penjara bawah tanah, penjara di tengah laut pun pernah ia tembus. Sekilas ia melirik pangeran Huan yang menatap datar tanpa emosi. Lianxi bahkan tidak berpikir pangeran Huan sudi untuk setidaknya memberikan pembelaan. Di dunia asing ini ia berdiri sendiri.

.
Pangeran Jingzu: kuy vote dulu gais~ temu lagi di bab selanjutnya yaw 💕






.

Return of Princess LianxiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang