Bab 31 | Dinding

21.7K 2.7K 222
                                    

Tekan ⭐ dukung terus cerita ini~

Happy reading ❤️
.
.
.
.

o0o

Sejak hari penghukuman mantan permaisuri, Lianxi tak serta merta lepas dari beban pikiran. Suasana hatinya juga sangat buruk, dayang Yun yang setiap hari ada di sampingnya sampai gemetaran.

Pernah sekali, Lianxi berlatih pedang sampai menghancurkan patung kayu. Bukan hanya satu tapi seratus patung kayu! Para prajurit yang menjadi lawannya berlatih pun juga kena imbasnya. Sampai-sampai pangeran Huan meliburkan mereka. Tapi hal itu justru membuat Lianxi tambah marah.

Auranya sangat gelap, siapapun yang berada di dekatnya pasti tak nyaman. Tapi Lianyi, kakak kembarnya itu tak pernah absen mengunjunginya.

"Sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Lianyi sambil menyuap sepotong apel.

Lianxi hanya diam. Memang tak ada niatan untuk menjawab Lianyi. Lagipula kakak kembarnya sangat sangat berhati mulia, mana mungkin Lianxi membicarakan kecurigaannya tentang selir Yingmei sialan itu, pikirnya.

Setiap sore, Lianyi mengajaknya duduk di taman. Padahal cuaca sangat dingin, tapi kakaknya berdalih udara dingin bisa menjernihkan pikiran.

"Salam tuan putri. Kebetulan sekali kita bertemu disini,"

Ah lupakan saja pikiran jernih itu, melihat wajah pemilik suara yang tak diundang di depannya membuat suasana hati Lianxi bertambah buruk. Alih-alih membalas salam manis kakak iparnya, Lianxi malah menjawab,
"Tidak ada yang memanggilmu, jadi pergilah,"

Dayang-dayang yang mendampingi Yingmei berpandangan takut. Mereka sudah tahu tuan putri kedua Gu itu tidak akan senang jika Yingmei menyapanya. Sementara Yingmei? Ia mati-matian tersenyum manis di depan Lianxi. Tentu saja ia datang dengan suatu niat. Ia tidak akan melupakan penghinaan Lianxi.

"Tuan putri pasti tak enak hati dengan kejadian beberapa waktu lalu, aku disini untuk meminta maaf. Jadi, kuharap kau tidak melakukan hal yang membuat yang mulia semakin terbeban,"

Bahkan Lianyi yang tak bisa melihat pemandangan di sekitarnya saja tahu suasana berubah tak nyaman. Ia bukannya menyalahkan selir Yingmei, tapi sebagai seorang kakak tentu saja Lianyi ada di sisi adiknya. Untuk itu ia menengahi mereka dan berkata,
"Selir Yingmei, udara sangat dingin, kembalilah... Kami juga ingin kembali,"

Lianxi menatapnya curiga, ia menyadari niat tersembunyi Yingmei yang tiba-tiba datang menyapa. Kata-kata Yingmei jelas bermaksud memprovokasinya, namun tentu saja Lianxi tidak akan mudah terpancing. Hubungannya dengan pangeran Huan sekarang renggang, dan wanita di depannya ini ingin membuat mereka semakin menjauh. Dengan tenang ia berkata,
"Siapa kau berani memerintahku? Kau selir kaisar, kau... Pelayan kaisar. Bersikaplah seperti seorang pelayan," 

Yingmei tersenyum masam, rencananya memancing kemarahan Lianxi justru berujung penghinaan. Tapi mana bisa ia kembali dengan tangan kosong?

"Satu hal lagi, selir Yingmei... Setahuku keluarga Jing hanya memiliki seorang putra. Jadi, mengapa kau tidak diakui selama ini? Kuharap itu tidak seperti yang kupikirkan. Apa kata orang jika kaisar mengambil anak haram sebagai selirnya,"

Kedua alis Yingmei tersentak bersamaan, tangannya terkepal erat di balik hanfu merahnya. Ia tak mengira Lianxi seberani ini menyinggung latar belakangnya. Tapi Yingmei bersyukur, karena Lianxi hanya tahu sebatas itu.

"Tuan putri... Aku tidak masalah jika kau menghinaku, tapi kumohon jangan pernah menghina keluargaku. Aku tidak menyangka kau mengatakan ini padaku," kata Yingmei berurai air mata.

Lianxi berdecih remeh, ia bangkit dan melangkah mendekat padanya. Lalu berbisik,
"Jangan pernah melakukan hal yang tidak perlu jika kau tidak ingin kebusukanmu cepat terungkap. Bertingkahlah seperti anjing dan mainan kaisar,"

Dalam hati Yingmei menahan sekuat tenaga untuk tidak melayangkan tamparan pada gadis di depannya itu. Seringai samar terlukis di bibirnya kala melihat pangeran Huan berjalan mendekat. Lalu ia melirik danau teratai yang berada tepat di samping mereka. Sempurna...

Byur

Dengan senang hati Yingmei melempar dirinya sendiri ke kolam yang nyaris membeku itu. Dan ternyata Lianxi juga ikut menceburkan diri. Ia sudah tahu gerak-gerik mencurigakan Yingmei, Lianxi juga menyadari pangeran Huan berjalan ke arah mereka.

Para penonton menjerit heboh sambil meneriakkan nama mereka. Pangeran Huan yang datang bersama Yaozhu berlari secepat mungkin dan langsung menceburkan diri.

Di dalam air, Lianxi menjambak rambut Yingmei agar wanita itu tak bisa naik ke permukaan. Bahkan ia berharap Yingmei kehabisan nafas dan mati saat itu juga. Tapi sebuah tangan kekar menggagalkan niat Lianxi. Mangsanya dibawa kabur! Lalu seseorang menariknya dari belakang.

Lianxi terdiam, ia menatap nanar pangeran Huan yang bahkan tidak menanyakan keadaannya. Kakaknya itu langsung pergi sambil menggendong Yingmei. Setetes air mata jatuh tanpa ia sadari. Telinganya menuli, dalam hati ia berharap sedikit saja... Setidaknya kakaknya menoleh. Tapi harapan itu tidak pernah terkabul.


.
:')
Vomentnya jan lupaa
Ada yang bisa nebak latar belakang Yingmei? Atau kenapa pangeran Huan berubah?

Return of Princess LianxiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang