Hai haii epribade
This is the untold story
-Berlatar setelah eksekusi mantan permaisuri. Lianxi bermaksud untuk menjernihkan pikiran di perbatasan timur yang dijaga oleh Kakak keduanya, pangeran Jingzhu, setelah berbagai masalah di istana yang ia lalui. Di tempat ini pula ia kembali bertemu dengan Pangeran Ketiga Liu, Wangnan. Bagaimana kisah balik sebelum lamaran itu terjadi?
Happy Reading
.
.
.
.
.
o0o
Hamparan salju tipis menyelimuti padang rumput sejauh mata memandang. Sinar redup matahari mengiringi sebuah kereta kuda yang berjalan lamban di tepiannya. Tampak rombongan prajurit mengawal gagah di belakang, bersama dengan panji-panji kekaisaran yang membuat siapapun tahu rombongan itu datang dari istana."Jika selamban ini, kapan kita akan sampai?"
Lianxi memejamkan matanya kesal, sesekali ia mengintip keluar jendela, dan pemandangan setia yang selalu menyapa adalah rumput dan salju yang sudah ia lihat selama seminggu. Sebenarnya perjalanan ini untuk merayakan kematian mantan permaisuri beberapa minggu lalu, tapi ia tak menduga, hari-hari di jalan sangatlah membosankan. Kalau saja kakak mengizinkanku pergi bersama Lianyi dan Yaozhu, rutuknya.
Bruk
Kereta tiba-tiba berhenti, Lianxi tersentak maju, hampir saja terjatuh dari kursinya. Dengan geram ia membuka pintu dan turun,
"Sekarang apa lagi?!"Diluar, para prajurit sibuk mengangkat roda kereta yang terperosok ke sebuah lubang yang cukup dalam.
"Tuan putri, sepertinya kita harus berhenti untuk memperbaiki roda," kata pemimpin prajurit takut-takut.Bagaimana tidak? Sorot tuan putri kedua Gu itu seperti hendak membinasakan mereka semua.
Lianxi mengurut keningnya, tak kuat lagi untuk berkata-kata. Bisa saja ia nekat berkuda ke perkemahan militer pangeran Jingzu, tapi ia harus melewati barisan pengawal utusan kaisar Huan.
Di tengah musibah kecil yang mereka alami, sayup-sayup dari ujung bukit di depan, terdengar derap langkah ramai semakin mendekat. Lianxi memicingkan mata, berusaha menerka siapa agaknya yang memimpin ratusan prajurit itu. Ah... sosok itu, iris legam bagaikan permata hitam, rahang tegas yang terpahat sempurna, bagaimana ia bisa melupakannya?
"Pangeran Liu?" gumam Lianxi tak sadar.
Liu Wangnan—raja Wang, pangeran ketiga yang digadang-gadang menjadi pewaris tahta di masa depan, putra emas yang agung raja Zhangji, sekaligus pria yang pernah menawannya di kapal patroli saat menjemput Lianyi beberapa waktu lalu.
Dengan kuda hitam gagahnya, Wangnan menghampiri Lianxi. Sebelah tangannya terangkat, membuat pasukan dibelakangnya serentak berhenti. Sekilas ia melirik kereta yang terjerembap itu, senyum tipis terulas di bibirnya.
Sedangkan Lianxi, tak mengerti apa maksud senyum... puas? milik Wangnan. Dengan tenang ia berkata,
"Kalau kau tersenyum seperti itu, aku bisa mengira kau yang membuat lubang disini,"Wangnan berjalan mendekat, hanya menyisakan satu langkah diantara mereka. Ia lalu membalas,
"Maka anggap saja begitu,"Jawaban macam apa? Entah mengapa pria di depannya ini sedikit aneh.
"Kau... apa yang kau lakukan disini?" tanya Wangnan berlagak basa-basi.
Jujur saja, saat mendengar laporan prajurit bahwa kereta tuan putri kedua Gu akan melewati perbatasan Timur, ia menjadi sedikit... ah tidak, ia malu mengakui ini, tapi ia sangat menantikannya. Pada sosok gadis yang telah melalui hidup mati bersamanya, yang memandangnya berbeda dari gadis bangsawan lain.
"Mengapa? Kau ingin menawanku lagi?" olok Lianxi sambil berjalan meliriknya.
Sudut bibir Wangnan tertarik kecil, ia lalu menoleh ke arah Lianxi,
"Bukankah kita sudah menyelesaikan salah paham itu? Kau terus mengungkitnya,"Lianxi hanya melempar tatapan datar. Dalam waktu yang panjang, tak ada sepatah kata yang melantun, keduanya hanya berjalan berdampingan, mungkin sibuk menelisik keheningan diantara mereka.
"Bagaimana jika aku mengantarmu? Aku tidak keberatan berkuda bersamamu," Wangnan bertanya dengan percaya diri. Ha... mungkin seseorang harus memberitahu wajahnya sekarang seperti kepiting rebus.
Senyum tulus terukir di bibir Lianxi, pria ini cukup menggemaskan, batinnya. Tapi cepat-cepat ia mengusir pikiran itu.
"Aku menghargai niatmu pangeran. Tapi tidak akan baik bagimu dan pasukanmu mengantarku ke perkemahan militer kakak keduaku," Lianxi bisa melihat raut kecewa di garis wajah Wangnan, apa maksudnya itu?
Pasukan kerajaan manapun bebas melewati daerah netral, tapi perbatasan timur dijaga ketat oleh pangeran Jingzu. Jika Wangnan mengantarnya kesana, bukankah sama saja dengan memulai perang? Tapi pria itu sampai berniat demikian, Jangan salahkan Lianxi jika mengira Wangnan memiliki maksud tertentu.
Melihat kereta kuda dan pengawal telah menyusul, Lianxi pun berkata,
"Sepertinya kita harus berpisah disini, pangeran. Dan... maaf sudah menahan perjalananmu,"Wangnan menggeleng, pria itu membalas,
"Aku tidak akan keberatan jika kau orangnya,"Bola mata Lianxi melebar, Ha... gadis mana yang tidak akan salah paham saat mendengar ungkapan manis seperti itu dari seorang pria? Kalimat pendek Wangnan sukses membuat Lianxi sedikit tersipu, sedikit? Sepertinya tidak. Setelah mengucapkan salam yang terdengar canggung, Lianxi dan rombongan berlalu pergi.
Wangnan menatapnya jauh, hanya demi melihat punggung kereta kuda itu hilang setelah menuruni bukit. Dalam hati ia berandai,
"Seharusnya aku menggali lebih banyak lubang... mungkin aku bisa berbicara lebih lama denganmu,".
Vote dan komen yaww. Maaciuuu🧚♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Return of Princess Lianxi
Fantasy[TAMAT] [ORIGINAL / BUKAN TERJEMAHAN] Seorang anggota intelejen profesional terpaksa meregang nyawa saat gagal menuntaskan misi. Namun takdir berkata lain, jiwa tangguhnya justru terlempar ke zaman kuno. Ia terbangun dalam tubuh tuan putri kedua kek...