Melihat kakaknya yang kaget dengan bagan turnamen, Yudha dan Randy pun segera ikut mengintip Tablet yang dipegang kakaknya.
"Eh, ini univ yang ini juga ga pernah ada deh sebelumnya." Kata Randy sambil menunjuk sebuah nama, Universitas Al-Fathir.
"Eh, yang ini juga nih." Kata Yudha sambil menunjuk nama universitas lain, yang asing baginya.
"Kayaknya sebelumnya mereka ga masuk emang sengaja ga ikut, season ini ada banyak univ yang pede soalnya pada punya pemain dari luar negeri." Kata Masahiro yang tiba-tiba sudah ada di belakang Yuza.
"Maksud lu kayak Bruno yang tadi pagi?" Tanya Yudha
"Iyaaa gitu deh."Jawab Masahiro.
Saat mereka berempat masih membicarakan tentang universitas-universitas yang akan bertanding nanti, datang beberapa member tim lainnya. Yuza yang sedang fokus membaca pun sadar kalau jam sudah hampir menunjukkan pukul 17.00. Dia pun segera mengembalikan Tablet yang dia pegang ke Coach nya, dan segera mengganti slipper nya dengan sepatu olahraga yang dia bawa. Setelah siap, dia pun mulai memanggil semua anggota tim untuk pemanasan sebelum latihan. Semua berjalan seperti biasa, setelah pemanasan mereka mulai bergantian menservis bola, lalu selanjutnya bergantian latihan recieve, dilanjutkan dengan latihan offense dan defense. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.30, sudah waktunya mereka menyelesaikan latihan mereka dan kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat.
"Guys, ini udah jam setengah 8, latihan kita hari ini selesai sampai disini, yang piket beresin lapangan hari ini jangan kabur ya. Mari kita tutup latihan kita hari ini dengan doa menurut kepercayaan masing-masing, doa mulai." Kata Yuza mengakhiri latihan hari ini dengan doa.
"Doa selesai" Kata Yuza.
"Hiro! Sini lu! Tadi di kampus lu janji ya sama gue nyeritain si Bruno, untung bagus ingetan gue." Teriak Yudha kepada Masahiro sesaat setelah doa selesai.
"Eh, kalo ingetan lu bagus tuh sebelum balik kampus tadi lu nyamperin gue ke kelas gue, biar langsung gue ceritain." Jawab Masahiro mengejek.
"Ya tadi ga sempet, lagian males gue nyamperin lu, kelas lu terakhir tadi di lantai 5 kan, males gue ngantri lift. Udah buruan ceritain" Balas Yudha kesal.
"Bruno Razende tuh anak baru tahun ini, dia pindahan dari Brazil, umur dia sama kayak kita, cuma dia baru masuk kampus di Indonesia semester ini. Setau gue pas di Brazil pun dia jago main Voli, makanya sampe dikejar-kejar sama univ Global Pratama, dia dikasi beasiswa full sama tambahan uang saku 5 juta perbulan." Jelas Masahiro.
"HAH? BEASISWA FULL DI UNIV GEPE*?!? MASIH NAMBAH UANG JAJAN JUGA?!?" Teriak Randy kaget.
"Heh! Lu kaget boleh, tapi jangan teriak di sebelah telinga gue, monyet! Sana lah lu kan piket beres-beres." Balas Yudha yang semakin kesal karena teriakan adiknya.
"Ck! Iya, iya." Balas Randy pasrah lalu segera melanjutkan tugas piket nya.
"Btw lu tau darimana, Ro? Masuk di grup gosip mana lu dapet info segitu detail." Tanya Yudha kepada Masahiro.
"Sepupu gue yg kasi tau, soalnya Bruno jadi topik hangat di sana, trus gara-gara kita bakal lawan dia, ya di spill lah ke gue." Jawab Masahiro.
"Oooh, kirain lu masuk grup WA gosip ibu-ibu univ gepe*." Balas Yudha bercanda.
"Gue tabok lu ya! Yuza, nih adek lu bawa balik lah, nyebelin nih!" Teriak Masahiro kesal.
"HAHAHAH maap ya, Ro. Emang gitu dia kurang perhatian, pulang ga lu Yud? Randy dah kelar nih." Balas Yuza sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playground
FanfictionBagaimana keseharian ketiga putra keluarga Bagaskara? Kehidupan perkuliahan mereka? Kehidupan Voli mereka? Bagi mereka menjalani hari seperti biasa adalah hal yang menyenangkan, pergi ke kampus, latihan voli, kadang bertanding voli, kadang istirahat...