Setelah perayaan ulang tahun Randy kemarin, hari ini semua kegiatan mereka akan terasa lebih berat, karena mereka akan latihan gabungan dengan tim Hawks King. Hari ini hanya Yuza yang harus pergi ke kampus untuk kuliah, sementara kedua adiknya yang tidak memiliki jadwal apa-apa di kampus hari ini hanya perlu mengerjakan beberapa tugas yang diberikan gurunya lewat e-mail.
"Dek, mau nitip apa gak?"Tanya Yuza kepada Yudha dan Randy yang sedang sarapan di ruang makan.
"Gausah kak, mama masak banyak, kue yang kemaren juga masih ada." Jawab Randy.
"Iya tuh, mana kuenya ternyata manis banget, ga bakal abis itu mah seminggu kalo cuma Randy doang yang makan." Tambah Yudha.
"Ya makanya bantuin makan." Balas Randy.
"Manis banget dek, ga boong deh, lu ga takut kakak lu ini diabetes." Omel Yudha.
"Ya bantuin dikit-dikit, ga perlu banyak-banyak." Balas Randy.
"Iyaa nanti yaa, adekku sayang...." Kata Yudha sambil mengupas apel.
"Yaudah gue pergi ya dek, jangan ribut loh berdua doang di rumah, mama papa ke kantor balik malem." Pesan Yuza sambil berjalan keluar rumah.
"Yaa, byee, hati-hati." Kata Yudha dan Randy.
Yudha dan Randy yang ditinggal berdua pun mengerjakan aktivitasnya masing-masing. Yudha mengupas apel untuk tambahan sarapannya, dan Randy menonton TV di ruang tamu. Setelah Yudha selesai mengupas dan memotong apelnya, dia pun menyusul adiknya di ruang tamu.
"Dek, pindahin Youtube dong, nonton match nya Hawks King aja, ntar kan kita lawan dia." Kata Yudha.
"Oh iya ya, emang Hawks King jago banget ya?" Tanya Randy sambil memindah tayangan TV mereka sesuai yang Yudha minta.
"Kayaknya sih iya, setau gue banyak banget yang mau sponsorin mereka, sampe ngantri-ngantri, saking jagonya tuh mereka." Jawab Yudha.
"Yang mana nih match nya, nonton compilation per member aja lah ya, pasti lawan macem-macem kalo video compilation." Saran Randy.
"Iye, terserah deh, gue cuma mau liat siapa aja yang mesti kita waspadain mainnya." Balas Yudha.
"Nah, video yang ini aja lah." Kata Randy akhirnya memilih sebuah video untuk ditonton.
Mereka pun menonton sambil mengomentari beberapa pemain yang menurut mereka performanya bagus.
"Kak Yuza bakal keren banget dong kalo masuk Hawks King." Kata Randy.
"Iya lah, gila sih ini Hawks King keren banget, gue pikir bagus tim St. John." Balas Yudha menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Menurut lu kita berdua kalo kita berdua ikut rekrutmen Hawks King, bisa masuk ga?" Tanya Randy.
"Ga tau, kan udah ada kak Yuza disana." Jawab Yudha.
"Lah emang kenapa kalo udah ada kak Yuza?" Tanya Randy heran.
"Ya belom tentu mereka mau rekrut kita berdua kan, paling salah satu doang." Jawab Yudha santai.
Jawaban Yudha membuat Randy terdiam dan kembali fokus menonton video yang sedang berjalan, matanya kembali fokus tetapi pikirannya memikirkan jawaban Yudha, dan Yudha yang menjawab dengan santai sebenarnya juga memikirkan hal tersebut. Mereka bertiga memang sudah sama sama dewasa, tetapi bagaimana pun Yudha dan Randy tumbuh dengan Yuza sebagai contoh mereka, mereka tertarik untuk bermain voli juga karena mereka terkagum ketika melihat Yuza bermain voli di lapangan. Saat Yudha dan Randy masih kecil dulu, mereka mengira selalu bisa bermain satu tim dengan kakaknya asalkan mereka bersekolah di sekolah yang sama dan berlatih rutin bersama, tetapi seiring mereka bertambah dewasa mereka pun sadar, Yuza dan mereka berada di level yang berbeda dan mereka tidak bisa terus satu tim dengan Yuza, dan sekarang gambaran itu pun semakin terlihat jelas di depan mata mereka. Pemikiran berat Yudha dan Randy pun terputus karena suara bel rumah berbunyi. Yudha pun segera pergi keluar untuk melihat siapa yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playground
FanfictionBagaimana keseharian ketiga putra keluarga Bagaskara? Kehidupan perkuliahan mereka? Kehidupan Voli mereka? Bagi mereka menjalani hari seperti biasa adalah hal yang menyenangkan, pergi ke kampus, latihan voli, kadang bertanding voli, kadang istirahat...