Pagi ini hujan turun cukup lebat, membuat Yuza, Yudha, dan Randy tidak bisa menjalani rutinitas pagi mereka seperti biasa. Akhirnya mereka memutuskan untuk berdiam diri saja di rumah sambil melakukan aktivitas masing-masing.
"Kak..." Panggil Randy dengan muka memelas.
"Kenapa?" Tanya Yudha sambil memainkan smartphone.
"Laper nih, masakin dong." Mohon Randy dengan wajah memelas.
"Lah, tunggu bentar lagi lah, dek. Lagian masakan gue mana enak, yang ada dapur berantakan, masakan gue juga berantakan, minta kak Yuza sana." Jawab Yudha menolak permintaan adiknya.
"Kak Yuza masih di kamar, gue males naik manggil nya." Balas Randy sambil duduk bermalas-malasan di sofa samping Yudha.
"Yaudah, tungguin aja kalo gtu, paling 5 menit lagi Kak Yuza keluar." Kata Yudha sedikit menenangkan adiknya.
Kalau dibandingkan dengan Yuza dan Yudha, Randy memang putra keluarga Bagaskara yang kadar manjanya lebih tinggi dari kakak-kakaknya. Untungnya semua sifat manjanya itu hanya dia perlihatkan untuk orang-orang terdekatnya saja, seperti kakak-kakaknya ini. Randy harus bersyukur dia terlahir di keluarga Bagaskara, yang membuat dia memiliki kakak-kakak yang bisa menjadi contoh dan teladan baik untuk dirinya, tidak terbayang bagaimana jadinya kalau dia lahir di keluarga lain, mungkin dia akan menjadi anak manja dan menyebalkan. Kedekatan Randy dengan Yuza maupun Yudha memiliki kadar yang sama, jika dia bercerita pada Yuza dia juga pasti akan bercerita pada Yudha, sebagai saudara bungsu dia sadar kalau dirinya lah yang paling berpotensi merepotkan kakak-kakaknya, maka dari itu paling tidak dia tidak boleh menyembunyikan masalah apapun dari kakak-kakaknya.
Tidak lama, Yuza akhirnya turun ke ruang tamu dan disuguhkan pemandangan Yudha dan Randy duduk bersebelahan, merasa tidak ingin tertinggal dia pun dengan sedikit lari mendatangi sofa dan duduk diantara Yudha dan Randy.
"Weh, apa nih nyempil-nyempil, kyk upil aja." Keluh Yudha bercanda.
"Iya nih, orang sofa satu nya lagi kosong, malah nyempil disini." Kata Randy ikut memprotes Yuza.
"Ya lagian lu berdua duduk berdua doang, romantis amat, gue kan cemburu." Jawab Yuza memasang muka memelas.
"Menggelikan bngt ya anda." Ejek Randy.
"Eh, Yud, keluarin PS gih, main PS aja kita, lu berdua hari ini ada kelas?" Tanya Yuza.
"Ga ada sih, kosong hari ini paling cuma kumpulin tugas, tapi boleh lewat e-mail jadi ga perlu dateng ke kampus." Jawab Yudha.
"Ada sih, tadinya. Dosennya sakit katanya." Jawab Randy.
"Nah bagus, gue ga ada kelas hari ini, keluarin Yud PS nya, dah lam-" Omongan Yudha terpotong karena bel rumah berbunyi.
"Yuzaa, temen lu dateng bukain pintu napa dah!!" Teriak seseorang di luar gerbang.
"Ah elah, ini mah Matteo." Kata Yuza sambil terpaksa keluar untuk membuka pintu.
"Nah gitu kan asik. Haloo Yuza Bagaskara temanku tercinta." Sapa Matteo.
"Ngapain sih lu, ga ada kerjaan amat ke rumah gue pagi-pagi." Keluh Yuza kepada Matteo sambil membuka gerbang rumahnya agar Matteo bisa masuk.
"Lah emang ga ada kerjaan hehe." Jawab Matteo dengan tertawa jahil.
"Dah buruan masuk." Perintah Yuza.
"Weiitss, bentar dulu, yang dateng bukan cuma gue, bentar nih tunggu Jean." Kata Matteo.
"Anjir ya ni orang, udah dateng ga diundang, pkek bawa orang lain lagi." Kata Yuza kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playground
FanfictionBagaimana keseharian ketiga putra keluarga Bagaskara? Kehidupan perkuliahan mereka? Kehidupan Voli mereka? Bagi mereka menjalani hari seperti biasa adalah hal yang menyenangkan, pergi ke kampus, latihan voli, kadang bertanding voli, kadang istirahat...