Bagian 13

1.4K 325 64
                                    

Ical, Arga, Sandi, juga Ibnu duduk termenung di ruang tengah. Mereka baru pulang dari rumah sakit buat meriksa Ical, dan hasilnya bikin mereka gak percaya. Ical yang cowok tulen positif hamil. Ibnu yang masih gak percaya sama kehamilan Ical, Arga dan Ical yang masih gak tau harus mengekspresikannya kaya apa, sementara Sandi yang sebenernya biasa-biasa aja, toh bukan dia ini yang hamil, jadi Sandi gak harus ambil pusing. Sandi cuma ikutan termenung gara-gara semuanya pada diem. Masa iya Sandi ngoceh sendirian.

"Aku masih gak habis pikir, aku masih bingung."
Kata Ibnu yang memecah keheningan di antara mereka.

"Ya jangan lo pikirin lah Nu, toh bukan lo ini yang hamil."
Kata Sandi santai,

"Tapi ini aneh San."
Kata Ibnu lagi. Sandi mendengus, Ibnu itu selalu apa-apa di pikirin, padahal Ical yang hamil itu gak usah di pikirin, toh di pikirin juga gak akan pernah masuk akal.

"Anggap aja kehamilan si Ical sebagai keajaiban alam."
Jawab Sandi.

"Tapi ngomong-ngomong Bang lo harus beliin si Ical susu Ibu hamil."
Lanjut Sandi.

"Ngapain aku minum susu Ibu hamil? Aku kan cowok San bukan cewek."
Perotes Ical. Ical itu cowok masa iya dia minum susu Ibu hamil.

"Gak ada susu Bapak hamil bego! ya lo harus minum susu Ibu hamil lah. kecuali emang lo gak mau anak lo di dalem sana sehat."
Sebenernya Sandi kepengen ngejitak Ical gara-gara ical bego, tapi Sandi inget kalo Ical lagi hamil. Sandi gak boleh galak-galak sama Bapak hamil.

"Besok aku beliin."
Jawab Arga.

"Eh tapi San kok kamu tau soal susu hamil segala? Apa kamu jangan-jangan pernah hamil juga?"'
tuduh Ical.

"Gue normal anjing! gue gak pernah hamil!"
Sungut Sandi.

"Terus kenapa kamu tau? Aku aja yang hamil gak tau dan gak inget."
Tanya Ical.

"Nyokap gue dulu suka minum susu hamil pas dia lagi hamil."
Jawab Sandi. Dulu dia selalu ngeliat Ibuya minum susu buat Ibu hamil pas Ibunya lagi hamil calon adiknya. jadi wajar aja Sandi tau Soal susu hamil, tapi selebihnya Sandi gak tau lagi.

"Kamu punya adek San?"
Tanya Ical.

"Harusya."
Jawab Sandi yang bikin Arga, Ical. juga Ibnu mengernyit.

"Maksud kamu apa San?"
Tanya Arga.

"Nyokap gue keguguran, jadi ya gue gak jadi punya adeknya."
Jawab Sandi. Sebenernya Sandi punya adek, dua malah. Tapi mereka buka adek sebapak dan seibu, mereka cuma adik tiri aja. Makanya Sandi gak mau ngakuin mereka adek dia.

"Dah lah gue mau tidur."
Pamit Sandi pergi ninggalin Ical, Arga juga Ibnu.

"Kak aku juga mau tidur dulu, dan aku ngucapin selamat buat kehamilan Kak Ical, walaupun aku masih bingung."
Kata Ibnu.

"Makasiih Nu."
Ucap Ical.

Sekarang tinggal mereka berdua yang tersisa di ruang tengah.

''Mas, di sini ada anak kita."
Kata Ical mengelus perutnya yang masih rata.

"Iya sayang, ada anak kita di dalem sini."
Jawab Arga ikut mengelus perut Ical.

Sementara ical sama Arga lagi ber happy ria dengan calon anak mereka. mari kita beralih ke kamar Sandi.

Anak SMA itu lagi rebahan sambil menatap langit-langit kamarnya, sampai ada seseorang yang masuk ke kamarnya dan tidur di samping Sandi.

"Ngapain lo di sini?"
Tanya Sandi ke cowok yang tidur di sebelahnya.

"Lampu kamar aku mati, aku takut."

"Sejak kapan lo jadi penakut Nu?"
Tanya Sandi. ya, cowok yang seenaknya masuk ke kamarnya itu Ibnu. Dengan alasan takut gelap Ibnu mau nebeng tidur di kamarnya, padahal Sandi tau betul Ibnu gak takut sama yang namanya gelap.

"Kamu beneran mau ikut Kak Ical sama Kak Arga ke Jakarta San?
Bukannya ngejawab, Ibnu malah balik nanya.

"Iya, gue mau ikut mereka. toh di sini gue gak punya siapa-siapa lagi. Orang tua gue cuma sebatas nama aja buat gue, jadi di manapun gue gak masalah."
Jawab Sandi.

"Kamu gak nganggap aku San? Aku ke sini buat ngikutin kamu."
Tanya Ibnu.

"Gak ada yang nyuruh lo buat ngikutin gue Nu, dan asal lo inget hubungan kita udah selesai."
Sebenernya Sandi dan Ibnu pernah menjalin hubungan, tapi mereka udah putus. Ibnu sengaja ngekos di sini buat ngikutin Sandi karena dia masih sayang sama bocah SMA itu. Tapi Sandi malah nyuekin dia dan seolah-olah mereka cuma temen satu kosan biasa.

"Tapi aku masih sayang sama kamu San."
Kata Ibnu.

"Tapi gue udah enggak."
Jawab Sandi.

"Aku tau aku salah San, dan aku minta maaf. Salah aku yang waktu itu gak ada saat kamu butuh aku."
Waktu itu saat Sandi lagi sangat terpuruk karena perceraian kedua orang tuanya, Ibnu gak ada buat Sandi, Ibnu gak ada buat jadi sandaran anak SMA itu. Ibnu saat itu terlalu sibuk dengan kuliahnya, dan Ibnu lupa bahwa ada seseorang yang butuh dia buat sekedar jadi tempat bersandar. Ibnu tau Ibnu salah, dia terlalu sering mengabaikan Sandi bukan sekali atau 2 kali aja Ibnu mengabaikan Sandi dengan alasan sibuk dengan kuliah. Sementara Sandi selalu mengerti dan menunggu, menunggu Ibnu punya sedikit waktu buat dia.

"Gue gak mau bahas itu lagi Nu, buat gue itu cuma masa lalu doang."
Sandi gak mau mengingat-ingat masa lalu, atau lebih tepatnya Sandi ogah buat nginget kenangan buruk. Sandi lagi berusaha menata hidupnya lagi, Sandi gak mau masa lalu ngehalangin uasaha dia. biarlah masa lalu menjadi masa lalau.

"Aku sayang sama kamu San."
Ktata Ibnu lirih.

"Itu urusan lo Nu, bukan uusan gue."
Kata Sandi sambil berbalik memunggui Ibnu.

"Apa gak ada kesempatan lagi buat aku San?"
Tanya Ibnu.

"Lo yang dulu nyia-nyiain gue Nu, Gue butuh orang yang selalu ada buuat gue, gak perlu stiap hari aau setiap waktu. cukup satt gue lagi butuh tempat buat bersandar karena capek sama hidup ini.Tapi lo gak bisa Nu. Mungkin lo sayang sama gue, tapi gue bukan prioritas lo. Bahkan lo gak tau apa-apa tentang gue. Lo cuma tau Sandi yang suka nunggu lo doang kaya orang bego."

"San..."

"Jangan sia-siain waktu lo buat ngejer orang kaya gue Nu."

Ibnu melihat punggung Sandi dengan nanar. Ibnu inget sama luka-luka di punggungnya. Dari dulu Sandi memang gayanya udah urakan, tapi dulu Sandi gak suka berantem, semuanya salah Ibnu, salahnya yang gak pernah ada buat Sandi, sampai anak itu melampiaskannya dengan cara adu jotos.

"Maafin aku San."

.
.
.

Tbc

Nah loh bah loh.......

Met hari senen

Kuy di vote!

Arcal [BoyXBoy] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang