Patah hati

4.1K 144 2
                                    

Bagi Sean obat untuk patah hati itu sederhana, minum alkohol dan tidur malam yang nyenyak. Kini dia menilai cinta berdasarkan pengalamannya, yaitu lebih menyerupai kebencian daripada pengorbanan.

Entahlah, hanya satu orang yang hilang. Tapi seluruh dunia tampak kosong di mata Sean.

"Berhenti memikirkan Yuri, Sean. Kau masih mengharapkan dia? Tapi, Yuri melupakanmu."

"Diam! Jika kau tidak senang melihatku minum. Kau bisa pergi!" Sean dalam keadaan mabuk melihat temannya, matanya mulai buram melihat sekelilingnya.

Sean kembali meneguk minumannya, "Katamu kau akan selalu ada di sisiku. Tapi nyatanya tidak." Gumam Sean melihat gelas berisi minuman beningnya.

Mengingat hubungan mereka sudah tujuh tahun lamanya. Sean masih tidak habis pikir wanita itu memilih karir di luar negeri dibandingkan dirinya. Dia adalah tuan muda pertama dari keluarga terpandang. Siapa yang tidak mengenal Rindratama? Semua orang tahu keluarga itu.

Ketika mencintai satu orang tanpa syarat, lalu kehilangan cinta itu. Dan meninggalkan luka yang tidak pernah sembuh. Hati yang sedih dan hancur, kekosongan selamanya.

Sean kembali meneguk minumannya, dia benci mendapatkan kilas balik dari hal-hal yang tidak ingin dia ingat. Kenangan tentang Yuri.

Wanita itu Savara Yuriko, artis pendatang baru yang mulai bersinar. Dan sekarang sedang memulai karirnya di Hollywood. Wow... Amazing! Sean merasa dirinya tidak penting dibanding karir Hollywood di mata wanita itu.

Yuri bodoh! Dia tidak tahu bahwa Sean Athala Rindratama adalah pria kaya raya. Keluarganya adalah salah satu keluarga paling kaya di Jakarta dan se-Asia. Sean bersumpah, wanita itu pasti akan menyesal.

Sean berjalan keluar dengan langkah sempoyongan. Dewa dan Aditya mengikuti dari belakang. Mereka takut Sean membuat kericuhan karena tampak mabuk berat.

"Kau harus mengantar Sean pulang. Aku tidak mau melakukan tugas itu." Kata Dewa pada Aditya. Dia sangat kesal karena Sean mabuk karena wanita.

"Tenanglah, aku yakin sebentar lagi Chandra pasti akan menjemputnya." Aditya menyebut Chandra, pengawal sekaligus orang kepercayaan Sean.

Kedua orang itu menghela nafas ketika melihat Sean mengangkat tangannya untuk menyetop mobil di jalan. Pria itu jika sudah mabuk tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Di Bar tadi Sean juga sempat meneriaki pelayan untuk menambah minumannya.

"Apa yang kau lakukan?" Aditya ikut merasakan kesedihan Sean, "Sean, lebih baik kau pulang sekarang. Kau mungkin butuh waktu untuk menenangkan diri dan berfikir." Aditya mengangkat bahu Sean yang sedang berjongkok di tepi jalan.

"Lepas!" Sean berteriak keras. Ia mengibaskan tangannya agar kedua temannya menjauh dan tidak menyentuhnya, "Kau! Kenapa kau tidak bisa tetap di sini bersamaku! Harusnya kau tidak pergi dan menetap di sana!"

"Kau bodoh, Yuri! Jika kau menikah denganku, aku akan memanjangkanmu setiap hari. Apa pun yang kau inginkan akan kau dapatkan!"

Dewa menarik nafas panjang, "Percuma wajah tampan, kantong tebal... sad boy."

Kedua temannya masih terus membujuk Sean untuk tenang dan tidak berteriak-teriak di jalan.

Menyedihkan memang melihat bagaimana Sean memperjuangkan hubungannya tapi pada akhirnya harus kandas. Benar kata orang laki-laki jika sudah patah hati lebih parah dari pada wanita. Ketika hampir sampai di pintu mobil, Sean hampir jatuh karena jalannya sempoyongan.

Aditya kemudian membantu Sean untuk masuk ke mobil tapi lagi-lagi Sean mendorong temannya itu menjauh.

"Tidak bisakah kau tenang sedikit, Sean! Jika ada yang melihatmu dengan keadaan seperti ini. Kau akan dipermalukan." Kata Aditya yang memakai kemeja abu-abu.

ISTRI TUAN SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang