Cakra lelaki itu tidak memperhatikan video yang dia tayangkan, dia hanya fokus menatap gadis di sampingnya yang sedang memperhatikan video di depannya dengan wajah pucat.
Suara rintihan juga erangan terdengar dari video itu kala kedua laki-laki itu sedang mengecup wajah juga bagian leher si perempuan.
Tangan gadis yang ada di samping Cakra mencengkram tangannya sendiri dengan erat, matanya dengan paksa ia pejamkan.
Cakra yang melihat hanya menyunggingkan senyum.
"Buka matanya, lo gak mau liat video sepupu lo?" bisik Cakra, dia semakin mengeratkan tangannya yang sedang merangkul bahu Mayra.
"Kak, matiin videonya, aku gak mau lihat!" rengek Mayra dengan suara yang bergetar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa?"
Gadis itu tidak menjawab, dan malah berdiri dari duduknya. Lalu ia berjalan hendak ke luar dari ruangan itu. Cakra masih duduk tenang sambil memperhatikan Mayra.
"Kenapa dikunci, Kak?" tanya Mayra menatap Cakra dengan wajah memelas.
Cakra sudah mengunci pintu,dan menyimpan kunci itu di sakunya saat mereka baru masuk ke ruang basecamp Futsal.
"Duduk!"
Gadis itu menggeleng. "Aku ngga mau nonton itu, Kak!"
"Gue bakalan matiin video ini, tapi lo harus duduk di sini!"
Gadis itu berjalan, kembali duduk di samping Cakra.
"Yakin gak bakal lanjut nonton? Padahal ini baru awal, belum ke-"
"Kak!" Mayra memotong cepat ucapan Cakra.
Cakra lagi-lagi hanya menampilkan senyum menyebalkan. "Belum pernah menonton video seperti ini, hm?"
"Kak, aku pengen ke kelas aja!"
Cakra mengalah, dia menekan salah satu tombol di remot kontrol, lalu tayangan video itu terjeda, begitu juga dengan suara dari video itu yang terdengar sangat menjijikkan di telinga Mayra.
"Gimana kalo video itu tersebar di internet? Gimana tanggapan keluarganya, teman-temannya, dan semua orang yang kenal sama dia? Apa yang bakalan dilakukan pihak sekolah untuk menindak lanjuti kejadian ini, apa nanti Clara akan dikeluarkan?"
Mayra menggelengkan kepalanya.
"Kak Cakra gak boleh ngelakuin itu, Kak Cakra gak boleh ngunggah video itu ke internet, video itu harus dihapus!"
"Lo bakalan ngelakuin apapun supaya gue ngga ngelakuin itu?"
Kening Mayra mengernyit kebingungan. Namun, ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Oke, gue mau lo nurutin semua yang gue perintahkan, deal?!"
"Cuman untuk hari ini?"
Cakra mengangkat bahunya.
"Iya." Mayra mengiyakan kesepakatan itu.
Cakra menganggukkan kepalanya, lalu dia menampilkan smirknya.
Tangannya mengambil botol air mineral yang ada di meja lalu meneguknya. Dia melirik gadis di sampingnya, wajahnya masih terlihat pucat, gadis itu juga hanya diam menunduk sambil memainkan jari jemarinya.
Cakra menyodorkan botol air mineral yang sudah ia minum setengahnya kepada gadis itu. "Minum! Lo pucet banget."
Gadis itu mengangguk, lalu dia menerima botol itu dari tangan Cakra dan meneguknya sampai benar-benar habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty and The Criminal Boy
Genç KurguRumah ... katanya rumah adalah tempat paling nyaman, tempat berlindung, tempat melepas penat dari semua aktivitas yang di lakukan di luar rumah, tempat berkumpul dengan orang-orang tersayang. Tidak semua orang menganggap definisi rumah seperti itu...