Bagian 3

2 0 0
                                    

Quest 3 : Ceritakan tentang agama/ajaran/keyakinan/prinsip yang dipegang teguh oleh tokoh utama. Boleh salah satu saja atau kamu ceritakan semua. Judul bab bebas dan perhatikan ketentuan yang berlaku. Kalau punya dua tokoh utama ceritakan salah satunya saja.

Di pagi hari yang cerah ini akan ada ujian harian untuk murid-murid di SMK Andromeda. Mulai dari praktek, membuat makalah, bongkar-pasang, dan presentasi sistem tunjuk yang membuat orang pening seketika.
Tentu saja semua tergantung pada para guru mapel.

Di salah satu kelas sedang heboh lantaran ada praktek mata pelajaran Pai, di mana murid kelas 11 TKJ diharuskan mengaji 1 surat yang dipilihkan oleh pak Ilham. Mereka dipanggil sesuai nomor urut di absen.

"Amin Jaya Putra,"

"Abdurrozak,"

"Emawati,"

Praktek berjalan dengan lancar, hingga nama seorang siswi disebut. Siswi itu tidur dengan bersembunyi dibalik buku cerita 'Si Kancil' yang entah dibawa dari mana.

"Ilyana Candra." panggil pak Ilham.

"Ilyana Candra?" panggilnya ulang. Pak Ilham melongok mengamati murid-murid yang duduk berjejer.

Semua mata tertuju pada gadis yang tidur itu. Teman sebangkunya melirik Yana yang pulas di sampingnya. Nisha mendengus kesal karena menjadi pusat perhatian juga. Untuk menghindari kondisi tak mengenakkan ini, Nisha pun menendang tulang kering Yana.

Gadis itu terlonjak kaget seraya merintih kesakitan. Nyerinya di kaki, tapi seolah ada lonjakan darah pada otaknya yang membuat seluruh badannya menjadi kaku.

"Apa!" teriak Yana pada Nisha. Gadis di sebelahnya itu menunjuk ke arah depan dengan dagunya.

Yana melihat pak Ilham yang memperhatikannya, "bapak manggil saya?"

"Iya, hari ini kan praktek membaca surat pendek. Sini! Giliran kamu sekarang,"

Yana maju ke depan tanpa beban. Biasanya murid lain akan takut karena pak Ilham adalah salah satu guru killer di sekolah ini. Tapi Yana punya prinsip 'bila salah maka harus siap bertanggung jawab'.

"Baca surat Al-Alaq," tegas pak Ilham.

"Al-Alaq?" Yana melirik ujung sepatunya mencoba menerawang, berharap akan muncul surat tersebut.

"Kamu tidak tau?" tanya pak Ilham.

Dengan cengiran khasnya, Yana menggelengkan kepalanya.

"Umur berapa kamu? Surat Al-Alaq saja tidak tau,"

"Kamu tidak belajar ngaji? Orang tua kamu pasti malu punya anak perempuan seperti ini," sindir pak Ilham dengan nada sinis.

Deg

Hati Yana mencelos, bukan karena ketidakmampuannya. Lebih karena kata-kata merendahkan yang keluar dari guru di depannya ini. Menurutnya tidaklah benar mendekte seorang murid dari ketidaktahuannya. Bukankah tugas guru adalah mengajari yang tidak tahu?

Yana memang bukan berasal dari keluarga yang agamis, bahkan sedari kecil tidak banyak pengetahuan agama yang dia dapat. Dia hanya belajar ngaji di surau dan baca kitab ketika SMP, itupun cuma beberapa bulan saja.

"Bapak ini gimana sih? Kalau saya tidak tau, yah, dikasih tau. Bukankah tugas guru adalah mengajari yang tidak tahu?" ucap Yana dengan nada tinggi.

Brak!

"Kamu berani membentak saya! Sama sekali tidak punya sopan santun, tidak diajari cara menghormati yang lebih tua sama orang tua kamu!" bentak pak Ilham.

Seketika itu kelas menjadi hening, semua yang ada di sana terkejut melihat perdebatan di depan.

"Bapak jangan bawa-bawa nama orang tua saya, yah. Di sini bapak yang salah, apakah benar ketika seorang guru merendahkan ketidakmampuan muridnya?" Yana menatap pak Ilham tanpa rasa takut, apalagi ketika orang tuanya disebut-sebut.

"Saya guru kamu dan kamu harus menghormati saya!" Amarah pak Ilham memuncak hingga urat lehernya menegang.

"Tidak semua orang bisa dihormati, ketika dia tidak bisa menghargai!" bentak Yana.

"Ada apa ini?" tanya pak Harto, kepala sekolah SMK Andromeda yang tiba-tiba muncul.

"Jangan ribut di sini, silahkan ikut saya!" tegas pak Harto.

Pak Ilham keluar lebih dulu ke ruangan kepala sekolah, sedangkan Yana disuruh menghubungi orang tuanya.

Sesampainya mereka di sekolah, Yana menceritakan tentang kejadian yang menyebabkan terjadinya kejadian ini.

"Yana gak salah, Mi, Pi. Yana berusaha untuk membela diri, tapi Yana bakalan menerima apapun konsekuensinya nanti," ucap Yana dengan mata yang berkaca-kaca.

Sungguh dia tidak memikirkan dirinya yang akan mendapat hukuman, tetapi harga diri orang tuanya yang dipertaruhkan.

"Kamu yang sabar, yah. Papi sadar, kasih sayang yang papi berikan tidak harus selalu tentang kenyamanan dan keamanan. Tetapi ketegasan dan bimbingan yang baik adalah kunci utamanya. Seperti paksaan, bukannya jatuh cinta pada Allah, jatuh cinta yang terpaksa?" Reihan menyesal karena dirinyalah yang menyebabkan putrinya seperti ini.

"Iya sayang, mami gak marah, kok. Kamu bersikap seperti tadi, karena ini juga salah mami," Sarah tak tega melihat kesedihan putrinya.

"Mi, Yana pengen belajar ilmu agama," ucap Yana. Kedua orang tuanya terkejut dengan ucapan anak semata wayang mereka.

Melalui kejadian ini, Yana serasa tertampar, bahwa dia adalah seorang muslim tetapi tidak berperilaku dan berpegang teguh pada syariat agamanya. Dia Islam tapi tidak tau apa-apa tentangnya.


700 kata
Rin_Blueberry
wga_academy

Buyung Upik (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang