Bagian 13

0 0 0
                                    

Quest 13 : Setelah tokoh utama pulang ke rumah, buatlah calon couplenya menelepon tokoh utama. Menanyai kabar dan sebagainya. Buat sedikit canggung tapi sebenarnya kedua orang itu sudah enjoy untuk ngobrol berdua. Buatlah yang cowok hendak menyatakan perasaan, namun si cewek tak sengaja menutup telepon. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

Seminggu penuh Yana habiskan waktunya di rumah sakit. Karena Sarah yang masih cemas dengan keadaan Yana. Selama itu juga dia sudah cukup dekat dengan keluarga Haydar. Untuk pria itu sendiri, sudah tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya sejak Yana siuman.

Namun, Haydar rajin, bahkan tidak pernah absen membawakan buah tangan, walau hanya dititipkan ke uminya.

Sekedar informasi, Umi Zainab dan Abi Adam sangat baik dan ramah. Mereka menyayangi Yana seperti anak mereka sendiri. Hal yang membuat Yana betah berlama-lama berbincang dengan mereka adalah mereka yang enjoy dan tidak mengintimidasi Yana yang kurang paham tentang agama.

Bahkan, mereka mengajari Yana dengan lemah lembut. Seperti menceritakan kisah-kisah teladan para nabi dan pelajaran hidup menurut sudut pandang agama.

Yana pulang dengan sambutan hangat dari keluarganya. Gadis itu sampai meneteskan air matanya. Dijaga dan dirawat sedemikian rupa tidak membuatnya risih, waktu seperti inilah yang dia tunggu.

*****

Setelah perkataan Yana yang mengejutkan di rumah sakit, kini Haydar membalasnya dengan permintaan yang menurut Yana tidak perlu. Yah, Haydar meminta izin untuk menelpon Yana kepada Sarah.

Sarah kesal dengan tingkah Yana yang bersembunyi dibalik selimutnya, "bangun, Yana!"

Yana menarik selimutnya yang ditarik Sarah, "Mami, Yana malu!"

"Malu? Sejak kapan kamu punya malu? Perasaan malu-maluin terus."

Yana mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Sarah. Rasa malunya kadang memang sering korsleting, Yana sadar diri.

"Ya udah, sini hpnya."

Sebelum membuka Yana berdoa dan menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Sarah menatap datar ke arah putrinya.

"Mau nelpon calon aja, udah kek mau masuk alam kubur," Yana menatap tajam ke arah Sarah.

"Jangan ganggu Yana, Mi! Sana keluar," ucap Yana.

"Ya, ya. Mami keluar, nih. Tapi jangan lama-lama, dosa," Sarah melenggang pergi meninggalkan Yana.

Saat dirasa aman, Yana membuka hpnya dan melihat profil Haydar yang tampak bayangannya saja. Segera Yana menelpon Haydar.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"

Yana sempat mematung, "wa-waalaikum salam,"

"Yana, yah?"

"Iya," cicit Yana.

"Gimana kabarnya? Udah baikan?" tanya Haydar.

"Alhamdulillah, baik," ucap Yana lembut.

Sekuat tenaga Yana tahan suaranya agar tidak berteriak saking girangnya.

"Mas Haydar, gimana kabarnya?" Haydar terdiam.

"Mas?"

Suara Yana memecah lamunan Haydar dan pria itu merutuki sebutan malapetaka itu. Bukan apa-apa, tapi jantungnya berdetak tak terkendali, bila sebutan itu meluncur dari bibir mungil calon istrinya.

"T-tidak," ucap Haydar gugup.

Keduanya sama-sama merasakan jantungnya yang bertalu-talu. Perasaan gugup dan bahagia yang menjadi satu. Tak dapat dipungkiri bahwa keduanya sudah mulai nyaman. Terbukti dari topik dan wacana yang tiada habisnya.

"Yana?"

"Ya?"

Yana mendengarkan dengan seksama, tetapi suara gagang pintu yang dibuka menyentak konsentrasinya.

"Saya mau bicara tentang-"

Klik!

"Hallo?"

Haydar menatap layar ponselnya yang beralih ke room chat. Itu artinya Yana sudah memutuskan sambungan mereka.

"Padahal saya berniat untuk mengutarakan, bahwa saya mencintaimu. Tetapi Allah maha tau, belum saatnya saya untuk mengungkapkan perasaan ini. Karena cinta sebelum menikah adalah jeratan yang berujung pada kemudaratan. Tunggulah hingga saya siap mengkhitbahmu dalam waktu dekat," batin Haydar.

Sedangkan di tempat lain Yana tengah mengomeli Sarah. Acara PDKT-nya digagalkan oleh maminya sendiri.

"Mami, ngeselin banget, deh," ujar Yana.

"Udah, udah malam juga. Kamu belum makan, kan? Sini mami suapin," Sarah menarik tangan Yana.

"Yana bukan anak kecil lagi, Mami!" rengek Yana.

"Kamu tetep anak kecil di mata Mami dan Papi,"

"Mami...!"

521 kata
Rin_Blueberry
wga_academy

Buyung Upik (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang