Bagian 7

0 0 0
                                    

Quest 7 : Settingkan tokoh utama pergi ke toko buku. Tak sengaja ia bertemu dengan orang yang ia sukai. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

Suasana khas toko buku menyapa kedua gadis yang baru saja tiba di sana. Meja-meja yang berderet, rak buku yang berjejer, dan wangi buku yang menjadi candu bagi penikmatnya.

Hari ini, Yana pergi ke toko buku bersama Nisha. Jika kalian pikir mereka akan membeli buku untuk dibaca sebagai referensi belajar kilat, kalian salah besar. Karena yang terjadi sebenarnya adalah mereka hangout bareng, sekaligus memburu komik dan novel terbaru.

Yana menuju ke rak-rak berisi novel, setelah ditinggal oleh Nisha, entah kemana. Kemudian, Yana memilih beberapa novel yang sudah dia incar sebagai koleksinya bulan ini.

Saat hendak duduk di salah satu meja. Yana dikejutkan oleh kehadiran sosok calon imamnya yang tengah duduk tenang membaca buku. Karena gugup Yana menggigit ujung kukunya sendiri.

"Pak Haydar, kok bisa ada di sini?"

"Wah, kalau emang jodoh gak bakalan kemana, yah." Yana cekikikan tak jelas dibalik rak.

Yana jadi ingat kejadian beberapa hari yang lalu.

FLASHBACK

Sarah, menyuruh anaknya untuk membeli jamu bersih darah. Karena alerginya kambuh. Sebagai anak yang berbakti Yana pun berangkat, walau ada imbalannya.

Yana melirik sekitar, menerka-nerka dimana penjual jamu langganan maminya. Di tengah pencariannya, Yana melihat seorang laki-laki dengan baju koko dan peci. Dia duduk dengan posisi duduk di saung dekat pohon jambu, ada botol-botol jamu dan gendongan jamu di depannya.

"Perasaan yang jual nenek-nenek, deh. Kok, jadi cogan?" Dilihat dari samping, laki-laki itu memang memiliki paras yang tampan.

Namun, gadis itu termenung di tempat. Dalam satu hari Yana bisa langsung punya dua kesan kepada Haydar. Yah, laki-laki yang duduk itu adalah Haydar. Baru tadi pagi dia tidak suka dengan sosok Haydar yang cuek dan menyebalkan. Tapi sekarang lenyap sudah pemikiran itu.

Suara merdu Haydar bagai hipnotis bagi Yana yang masih berdiri memperhatikannya dalam diam. Suara jangkrik saling bersautan, seolah mengiringi bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan.

Yana jadi ingat kejadian di mana dia berkhayal menjadi seorang hafidzah dan anak sholehah. Air matanya tiba-tiba menetes. Melihat Haydar yang sudah selesai dengan bacaannya. Yana menyeka air matanya dan menghampiri Haydar.

"Fiks, bapak calon imam saya!" tukas Yana.

"Apa?"

Sungguh Haydar terkejut dengan apa yang Yana katakan. Muridnya ini kenapa?

"Saya minta maaf atas semua kesalahan saya sama bapak. Saya mau bapak jadi suami saya dan saya mau beli jamu Buyung Upik VVIP," ujar Yana.

"Iya, saya maafkan. Tapi ... Sudahlah."

Haydar masih kebingungan, tapi memilih menyeduh jamu pesanan Yana.

Setelah mendapatkan jamunya Yana masih anteng berdiri.

"Kenapa masih di sini?"

Yana merapikan rambutnya seraya tersenyum manis, "assalamualaikum, calon imam."

"Astaghfirullah," Haydar mengusap dadanya beristighfar.

*****

"Yana! Kenapa kamu beli jamu Buyung Upik? Kan, mami suruh beli jamu bersih darah."

"Itu buat Yana, bukan Mami."

"Ya udah, minum!"

Sarah menaruh kembali bungkusan jamu tadi ke meja. Kemudian pergi ke dapur untuk minum. Kebetulan ruang tamu dan dapur berdempetan.

Yana memangku dagunya dengan kedua tangan, "Mak, aku jatuh cinta."

Sarah menyemburkan air yang diminum, mendengar perkataan Yana. Buru-buru Sarah mengambil hpnya dan menelpon Reyhan.

"Pi, anak kamu harus dibawa ke tempat ruqyah!"

485 kata
Rin_Blueberry
wga_academy

Buyung Upik (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang