Quest 9 : Pertemukan tokoh utama dengan seseorang yang selalu bisa menenangkannya jika sedang menghadapi konflil keluarga. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
Angin berhembus kencang pada gelapnya malam. Kain gorden dan selimut sudah tidak berada di tempatnya. Ikatan demi ikatan cukup menjadi alat untuk turun dari lantai dua kamarnya.
Dini hari ini, tekat Yana sudah bulat untuk melarikan diri. Bukan minggat, lebih ingin menyendiri atau mencari penyemangat hidupnya.
Tadi kedua orang tuanya tidak jadi pergi meninggalkan Yana, setelah tau apa yang Yana rasakan selama ini. Mereka sedih dan berusaha keras membujuk Yana yang mengurung diri di kamarnya. Tapi Yana tidak memperdulikan mereka karena terlanjur kecewa.
Yana membawa hp dan bersiap untuk pergi, diperhatikannya kondisi taman belakang yang sepi dan melihat ke bawah.
"Buset, tinggi amat," ujar Yana.
Yana berhasil turun dengan selamat dan segera melewati pintu belakang dengan kunci yang dia bawa. Mengendap-endap takut ketahuan oleh orang tuanya.
Baru setelah melewati pintu, Yana bisa bernapas lega. Di hadapannya ada mobil yang sudah tidak asing lagi baginya. Yana tersenyum melihat orang yang keluar dari mobil hitam legam itu.
Yana berlari ke arah Nisha dan memeluknya erat, air mata yang dia tahan, akhirnya jatuh juga.
"Sudah, sudah. Ayo masuk, kita bicara lagi di rumah." Nisha mengusap air mata Yana dan menepuk pundaknya.
*****
"Gue gak sanggup, Sha! Mereka gak bisa ngertiin gue. Gue kecewa, di saat orang lain bisa mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Gue malah ditinggalin mulu, buat apa mereka cari uang kalau itu gak bikin gue bahagia?"
"Sebulan gitu, kek. Ini malah cuma 3 hari doang. Gak sempet jalan-jalan, niat bareng keluarga gak sih? Ngapain dulu buat anak, kalau ditelantarkan kayak gini?"
"Kamu yang sabar, yah. Nih, pakek lagi tisunya," ujar Nisha menenangkan seraya mengusap punggung Yana.
Kamar Nisha yang bernuansa biru itu sudah acak-acakan akibat ulah Yana. Tisu yang dia gunakan, dia lempar sembarangan. Padahal Nisha sudah menyediakan tempat sampah. Untuk saat ini Nisha dapat memaklumi kondisi Yana.
"Besok gue ajak Lo jalan-jalan, deh," Yana spontan mendongak.
"Beneran? Lo emang temen terbaik gua, selalu ngertiin gua. Makasih, yah, untuk semuanya."
Nisha mengangguk dan langsung dihadiahi kecupan dari Yana saking girangnya.
"NAJIS!"
318 kata
Rin_Blueberry
wga_academy
KAMU SEDANG MEMBACA
Buyung Upik (End)
RomancePerkara jamu tradisional anak 'Buyung Upik' #WGA _fest