Quest 14 : Lanjutkan quest yang kemarin. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
Fajar menyingsing menghapus gelap. Udara segar menerpa dinding-dinding rumah yang masih lembab oleh embun. Kicauan burung masih mengalun indah seolah tak ada habisnya.
Sekitar pukul lima tadi Yana sudah bangun dan diisi acara membuka kado yang sempat tertunda selama Yana sakit. Gadis bermata bulat itu menatap hadiahnya penuh binar kebahagiaan.
Bungkusan dan kertas warna-warni sudah banyak yang berserakan di atas karpet bulu ruang tamu. Sarah yang membawa nampan berisi camilan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak semata wayangnya.
Sarah menaruh nampan di atas meja, "di samping kamu itu ada tong sampah, kenapa kamu bikin berantakan gini?"
Ibu anak satu itu berkacak pinggang, lalu menjewer telinga Yana gemas.
"Akh, a-ampun, Mi," rintih Yana kesakitan.
Setelah tangan Sarah sudah terlepas dari telinganya, Yana mengusap-usap telinganya perlahan.
"Eh, Sayang. Haydar pernah bawa kado, kamu inget gak?"
Yana menarik sudut bibirnya mengingat kado istimewa itu. Gadis itu pun bergegas ke kamarnya dan mengambil kotak kado dengan pita biru.
Yana membukanya sesuai dengan lipatan kertas. Beberapa saat kemudian terlihat ada tiga buku yang cukup tebal memenuhi ruang kado itu.
Senyum Yana semakin merekah melihat hadiah dari calon suaminya berupa novel best seller. Yana selalu ingin memiliki buku itu, tapi tidak kesampaian karena stok terbatas.
Seolah mengingat sesuatu Yana pun mengambil ponselnya. Mencari kontak dengan nama 'calon imam'. Menunggu hingga panggilan masuk.
"Assalamualaikum," ucap Yana cepat.
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Yana?"
"Mas, kok mas bisa tau Yana suka baca?" tanya Yana to the point.
Bibir Haydar melengkung membentuk senyuman, "saya sering melihat kamu membaca di sekolah dan sesekali di toko buku,"
Alis gadis itu terangkat, "Mas, mata-matai Yana, yah?"
"A-apa? Ng-nggak, kok," kilahnya, "oh ya! Mas mau tanya. Pernah bahkan sering liat kamu baca buku tapi cuma dibuka tanpa dibaca, kenapa?" tanya Haydar mengalihkan pembicaraan.
Yana menatap langit-langit kamarnya, "oooh ... Yana baca, tapi dengan cepat,"
"Hah?" Haydar bingung dengan perkataan Yana.
Yana menghembuskan nafasnya, "gini, Yana punya kemampuan spesial yang gak dimiliki sama orang lain,"
"Oh ya? Apa itu?" Haydar bertanya antusias begitu juga penasaran.
"Yana bisa buku dengan ketebalan kamus besar bahasa Indonesia dalam waktu 5 menit saja," jalas Yana.
Haydar terperangah mendengarnya, "MasyaAllah, hebatnya calon istriku,"
Sontak saja pipi Yana memerah karena malu, "Yana matiin dulu ponselnya, yah. Dipanggil Mami, tapi boong," batin Yana di kalimat terakhir.
Haydar tergelak mendengar suara Yana yang terdengar malu-malu. Sepertinya gadis itu salah tingkah dengan sebutannya.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, Yana,"
394 kata
Rin_Blueberry
wga_academy
KAMU SEDANG MEMBACA
Buyung Upik (End)
RomancePerkara jamu tradisional anak 'Buyung Upik' #WGA _fest