Bagian 4

1 0 0
                                    

Quest 4 : Buatlah sang tokoh utama pergi ke tempat yang sering ia kunjungi untuk menenangkan diri. Judul bab bebas, dan perhatikan ketentuan.

Brak!

"Yana!" panggil wanita paruh baya yang membuka pintu dengan keras.

"Masuk! Udah malam ngapain kamu keluyuran di luar, entar masuk angin." lanjutnya seraya berkacak pinggang.

Gadis bermata bulat itu hanya mengedip-ngedipkan matanya melihat sang mami yang heboh di depan pintu.

"Bentar lagi, mi!" teriaknya balik dan kembali berkutat dengan hpnya.

"Kebiasaan nih anak. Cepetan masuk kalau gak mau diculik sama mbak Kunti," Sarah harap anaknya bisa dia takut-takuti.

"Ya, ya. Dipersilahkan untuk mbak Kunti untuk menculik anak mami yang cantik tiada bandingnya ini." ucap Yana tanpa menoleh.

Sarah memonyongkan bibirnya dan mulai menarik gagang pintu, "huh! Terserah kamu, deh. Mami masuk dulu,"

Mengingat kejadian tadi pagi membuat Yana selalu berpikiran negatif. Betapa tidak bergunanya dia, betapa bodohnya dia, merasa waktu hidupnya dia lewatkan begitu saja tanpa ada hal baik yang dicapai, dan karena dia orang tuanya direndahkan.

Di saat seperti ini, menyendiri adalah jalan terbaik yang bisa Yana lakukan.
Oleh sebab itu, dia menghabiskan waktunya di luar rumah untuk berkhayal dengan berbagai musik yang mendukung suasana hatinya.

Yana menghidupkan lagu berjudul 'strongest' karena musiknya yang asik. Bukan karena artinya, jangankan artinya, dia bahkan tidak tau liriknya.

Semilir angin berhembus, dedaunan sesekali mengikuti alunannya. Yana mengalihkan atensinya pada tempat yang dia pijak sekarang. Taman buatan yang berukuran kecil, tetapi dapat menampung beberapa pot bunga dan lahan khusus sayuran.

Semua disusun berdasarkan keinginan maminya. Terlihat rapi dan bersih dengan warna coklat serta putih yang mendominasi. Pada waktu malam akan terasa lebih indah lagi dengan hiasan lampu Tumbler warna-warni yang dipasang merambat ke pohon Jeruk dan Cemara.

Hanya saja udaranya kurang nyaman dan segar. Biasanya bila ada di rumah Mbah Sholeh di desa, Yana akan lebih leluasa. Bukan taman buatan lagi, tapi halaman rumah yang cukup luas. Udaranya sejuk dan segar, dada rasanya plong karena oksigen. Yah, itulah perbedaan antara kota dan desa.

Yana menengadah menatap langit malam. Dia berkhayal, dia bisa menjadi anak yang sholehah. Mencapai mimpinya menjadi seorang hafidzah dan menjadi seorang motivator terkenal.

Jujur, Yana akan merasa lebih baik. Setelah menyelesaikan masalahnya dalam bentuk khayalan ditemani semilir angin malam.

"Hoam ... Tidur aja, deh. Udah jam 12 juga," Dengan mata sayu Yana masuk ke dalam rumahnya.

357 kata
Rin_Blueberry
wga_academy

Buyung Upik (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang