09. Jawaban Dari Semua Kegelisahan

2.7K 326 11
                                    

(Cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr. Twitter)

Kita itu terhubung satu sama lain.

》❈Anonymous❈《

ABIANDRA tengah bersiap diri untuk pergi ke sekolah, ketika secara tiba-tiba tantenya masuk ke kamar dengan wajah sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ABIANDRA tengah bersiap diri untuk pergi ke sekolah, ketika secara tiba-tiba tantenya masuk ke kamar dengan wajah sendu. Abiandra jelas saja heran, jarang sekali ia melihat wajah tantenya murung seperti itu.

“Tante Disty, kenapa?” tanya Abiandra. Lelaki Narathama itu menghentikan aktivitas merapikan dasinya.

Sungguh Abiandra sangat kebingungan.

“Hari ini nggak usah pergi sekolah, ya? Izin dulu, kita pulang ke rumah.”

Tidak ada anggukan maupun gelengan kepala. Abiandra diam, tidak menjawab. Meski akhirnya lelaki itu mengangguk mengikuti perintah sang tante.

Perjalanan dari tempat dia tinggal sekarang ke rumah bundanya cukup memakan waktu yang panjang. Sembilan jam dengan menaiki mobil dan tanpa persiapan apa-apa, tentu saja itu mengundang tanya bagi Abiandra.

Setidaknya jika ingin pulang, katakan dua hari sebelumnya atau mungkin malam sebelum pergi. Abiandra bahkan hanya membawa barang seadanya, tetapi itu lebih baik ketimbang om dan tantenya yang membawa masing-masing tas berukuran kecil, dan hanya memuat dompet serta ponsel mereka saja.

Sepanjang perjalanan pun terjadi keheningan. Abiandra yang duduk di kursi belakang sibuk menatap bangunan yang dilewati, begitu juga Tante Disty, sementara Om Bagas—suami Tante Disty—terlihat sangat fokus pada jalanan di depannya.

“Bunda udah bisa ditelepon?” tanya Abiandra. Masa bodoh, dengan keadaan yang ada. Abiandra hanya ingin membuang sedikit demi sedikit rasa penasaran yang terus menghantuinya.

Sosok cantik yang duduk tepat di depan Abiandra menoleh, menorehkan senyum di wajah yang terlihat mirip dengan Bunda.

“Iya, bunda kamu bilang Mada mau ketemu sama kamu. Jadi, karena itu kita pulang sekarang.”

Jangan Ganggu Abang || Lee Jeno ft. Mark Lee✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang