(Cr. Pinterest)
》❈❈❈《
PENING. Itu yang menggambarkan keadaan Abiandra saat ini. Sejak tadi lengan mungilnya terus bergerak guna memijat pelan pelipisnya, berusaha menetralkan rasa sakit yang tidak mau berhenti ini.
Tidak. Abiandra tidak sakit, demam ataupun flu. Bukan karena itu, melainkan karena Mada.
Ya, Mada. Abiandra disuguhkan pemandangan sang kakak yang mengelilingi setiap sisi rumah. Mulai dari depan—ruang tamu— dapur, ruang makan, ruang tv dan kembali ke depan lalu mengulangi rute tersebut secara berulang. Sudah setengah jam berlalu, tetapi Mada tidak menunjukkan niat akan berhenti.
Bahkan sesekali Mada melompat-lompat kegirangan. Berteriak senang juga memindahkan semua mainannya dari satu tempat ke tempat yang lain.
Abiandra lelah, mata sipitnya sakit mengikuti pergerakan Mada.
“Bunda, suruh Abang berenti, dong? Andra pusing banget liatnya,” rengek si bungsu.
Bunda yang saat itu datang dengan membawa semangkuk sayur ke meja makan, hanya menggelengkan kepala dengan diiringi helaan napas pelan.
Setelahnya Bunda mengajukan sebuah pertanyaan. “Tadi yang ngasih minum susu ke Abang kamu siapa?”
Dengan bibir maju ke depan, Abiandra menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke arah Bunda. “Andra.”
Begini, sudah menjadi kebiasaan Bunda untuk menyiapkan segelas susu hangat dipagi hari untuk Abiandra. Sebab, setiap kali anak itu bangun yang pertama dicari adalah segelas susu hangat.
Lalu pagi tadi, di tengah nikmatnya Abiandra meneguk segelas susu, ia melihat Mada tengah menatapnya. Abiandra yang sadar bahwa sorot mata sang kakak tertuju pada minuman miliknya. Dengan rasa inisiatif yang muncul, Abiandra berjalan ke arah Mada. Tidak lupa juga segelas susu hangat yang ia genggam erat di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Ganggu Abang || Lee Jeno ft. Mark Lee✓
Fiksi Penggemar[BUKAN CERITA BXB] Abiandra kecil sesekali berandai sambil menatap Mada. Bagaimana kehidupannya sekarang, jika sang kakak memiliki kondisi seperti anak yang lain? "Kalau semisal Abang sehat, kita sekarang bakal gimana, ya, Bang?" "Abang bakal ajak A...