[BUKAN CERITA BXB]
Abiandra kecil sesekali berandai sambil menatap Mada. Bagaimana kehidupannya sekarang, jika sang kakak memiliki kondisi seperti anak yang lain?
"Kalau semisal Abang sehat, kita sekarang bakal gimana, ya, Bang?"
"Abang bakal ajak A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Cr. Scanedorama 'Good Doctor')
Oh, Tuhan, tolonglah, bawa dia kembali Bersamaku di sini, menjagaku selalu
》❈Bawa Dia Kembali❈《
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SETELAH melalui pergulatan batin dan tangis yang sulit untuk berhenti. Akhirnya Abiandra bisa sedikit tenang, sambil terdiam samar-samar Abiandra mendengar pembicaraan sang bunda dengan Tante Disty.
Mada masih ada ketika Bunda memasukan semua barang belanjaan ke bagasi mobil, dan kemudian hilang dalam sekejap mata. Bunda bahkan tidak menyangka kejadian seperti ini akan terjadi.
Kemarin siang Mada masih terlihat ceria dan bersemangat. Bahkan, ia masih ingat Abiandra dan membelikan kacang kegemaran adiknya. Namun, sosoknya kini tengah bertaruh nyawa antara hidup dan mati di dalam sana.
Empat orang.
Mendengar itu seketika tangan Abiandra mengepal. Ia yakin betul kalau empat orang itu adalah orang yang sama dengan kejadian hari itu.
“Makan ini Abiandra, dari tadi kamu belum makan apa-apa, kan?” Ayah menyodorkan sepotong roti dan air mineral botol.
Sejak kedatangannya, Abiandra sama sekali belum mengisi perut, Ayah khawatir putra bungsunya ikut jatuh sakit.
“Dirga, Jo, Agung, Rival,” kata Abiandra tiba-tiba.
Ayah mengangkat kedua alisnya.
“Mereka pasti pelakunya, ayo kita lapor ke polisi. Andra masih inget muka mereka, Yah. Ayo!” Abiandra memaksa dengan penuh ketidaksabaran.
Pundak sempit milik si bungsu, Ayah elus perlahan. “Kamu tenang, ya? Ayah udah laporin masalah ini. Sekarang kita fokus sama keadaan Mada. Ini ayo makan dulu, kamu jangan sampai sakit juga.”
