19. Cukup sampai di situ

1.2K 152 9
                                    

Halo?

Aku melihat ada banyak pembaca baru yang mampir. Untuk kalian yang baru datang, aku ucapkan selamat datang, semoga suka dengan karya aku.

Lalu, untuk kalian pembaca lama aku, aku ucapin terima kasih sebanyak-banyaknya karena kalian udah setia nunggu update cerita aku ini. Lopyu, gais(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Happy reading!




Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

》❈❈❈《

DERAP langkah tidak beraturan, menggema mengisi kekosongan setiap sudut rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DERAP langkah tidak beraturan, menggema mengisi kekosongan setiap sudut rumah. Hening malam seketika berubah menjadi mencekam.

Ayah dan Bunda yang kala itu terlelap pun ikut terbangun karena terkejut. Belum lagi Bunda yang memang mudah sekali terbangun jika mendengar suara keributan.

Untuk beberapa detik keduanya saling tatap, melempar raut penuh tanya. Ada apa di luar sana? Lantas Ayah dan Bunda bergegas bangkit dari kasur dan pergi keluar kamar. Pasang mata keduanya menelisik setiap sisi rumah yang minim cahaya, sebelum akhirnya Ayah menyalakan lampu dan semua menjadi terang seketika.

Lama mencerna situasi, Bunda akhirnya tersadar bahwa pintu kamar di samping kamar mereka terbuka sedikit. Cahaya dari lampu terlihat jelas dari sela-sela pintu.

Pelan, Bunda memutuskan untuk mengetuk pintu. Meminta izin terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk ke kamar.

Kamar milik Mada.

“Abiandra?” ucap Bunda pelan, tetapi masih bisa didengar dengan sangat jelas.

Tanpa menoleh sedikitpun, Abiandra menjawab dengan tegas, “Andra mau tidur di sini. Maaf udah ganggu tidur Ayah sama Bunda.”

Bunda menatap Ayah. Lagi-lagi tatapan penuh tanya.

“Ayah matiin lampunya, ya?” tawar Ayah.

Jangan Ganggu Abang || Lee Jeno ft. Mark Lee✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang