Anleya menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan napas yang memburu. Jantungnya berdetak sangat kencang, untuk pertama kalinya ia melihat seseorang dibunuh tepat di depan matanya.
"Sudah ku bilang disini akan berbahaya untuk kamu." Ucap Linch sembari melepas tangan Anleya yang menutupi wajahnya.
Anleya menatap mata Linch. "Dan kamu menyelamatkan aku lagi."
>>>>>>
Akhirnya mereka kembali setelah apa yang terjadi sebulan lalu.
Sebulan lalu..
"Anak-anak, untuk apa yang terjadi ibu minta maaf, jadi kita akan segera kembali ke sekolah sebelum terjadi masalah baru lagi, ibu tidak mau terjadi apa-apa dengan kalian dan membuat orang tua kalian khawatir." Jelas ibu Ayu saat kami sampai ditempat penginapan.
"Sebenarnya ibu tak ingin kita menghadiri pesta kerajaan tersebut tapi raja Hendrik memaksa dan ibu hanya bisa mengikuti, ibu tak bisa menolak." Tambah ibu Ayu.
"Ini bukan salah ibu kok, jangan mengatakan seolah-olah ibu yang membuat kekacauan ini." Salah satu cowok menyela.
"Benar bu ini semua salah Anleya, coba saja dia gak ikut kita bisa melakukan kegiatan ini dengan baik." Ucap cewek yang tepat berdiri disamping Anleya mendukung ucapan cowok tersebut.
Anleya hanya terdiam, sementara Nadine sedang berbicara menentang apa yang dikatakan cewek tersebut.
"Apa-apaan lo, jangan sembarang nyalahin orang dong!" Nadine kemudian mendorongnya hingga ia terjatuh.
"Nadine! Ara! jangan bertengkar, tidak ada yang perlu disalahkan semua sudah terjadi, jadi cukup sampai disini." Ucap pak Anton dengan tegas.
Dan kami pun segera kembali besok paginya meninggalkan Aurora.
>>>>>>
Bintang belum akan bersinar kalau ia tidak berada dalam gelapnya malam.
Anleya baru saja selesai membaca novel fiksi. Dan hari ini ia tidak masuk sekolah karena ia merasa tidak enak badan dan harus istirahat.
"Hei, ini papa bawain makan dan obat, diminum ya supaya cepat sembuh." Ucap Adgar dan duduk di pinggir kasur Anleya sembari memberikan makanan dan obat itu.
Anleya kemudian segera memakannya.
"Leya, kamu pindah sekolah mau?" Pertanyaan Adgar membuat Anleya mengangkat kepalanya.
"Apa? tapi kenapa?"
"Papa gak mau kamu berada dalam bahaya lagi, jadi kembalilah bersekolah di tempat manusia." Jelas Adgar dengan raut wajah cemas.
"Aku tahu pa, tapi aku gak bisa, ini mungkin akan berbahaya tapi ini sudah pilihan ku. Pilihan ku untuk menemukan mama." Ucap Anleya dengan yakin.
Adgar menghela napas ia tidak bisa memaksa anaknya. Dulu saat ada surat undangan langsung dari sekolah para Immortal, Anleya langsung setuju karena ingin mempelajari lebih dalam tentang bangsa tersebut dan apakah ia memang benar-benar memiliki kekuatan. Dan ia baru tahu kalau setengah manusia sepertinya tidak pantas ada di Aurora tapi itu tidak membuatnya takut.
"Baiklah, jangan lupa minum obatnya ya." Adgar pun keluar dari kamar Anleya.
>>>>>>
"Linch!" Panggil Mark yang tengah bersantai di bawah pohon. Dan melihat Linch baru keluar dari istana.
Linch pun berenti dari jalannya dan menyaut. "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSLENA: Inside me
Fantasy"Part of life is learning to let things go." Bangsa immortal merupakan bangsa yang dilahirkan dengan kemampuan yang tidak dimiliki manusia biasa. Dahulu lahir seorang utusan dewa yang dapat mengendalikan kedua dunia tapi karena kekuatannya bangsa i...