Part 9 - Ilusi

14 1 0
                                    

Syunggg!

Tiba-tiba cahaya itu melaju cepat melewati mereka.

BRUKKK!

Semua kaget dengan beturan keras tersebut dan langsung berbalik badan.

"Sayang sekali, lo harus coba lagi, Harith"


Happy reading>>>>>>


"Gak mungkin." Ucapan Nadine membuat Anleya menepuk pundak Nadine.

"Ucapan lo kadang gak bisa dipercaya ya, Nad? Tadi lo bilang cahaya itu tidak bisa dihindari, terus pangeran Linch gak mungkin datang, nah sekarang? Pangeran Linch datang dan bisa langsung menghindari cahaya itu." Ucap Anleya menggelengkan kepalanya.

Sedangkan Nadine diam membisu sembari menutup wajahnya dengan satu tangan.

"Pangeran Linch, salam." Pak Dani memberikan salam.

"Baiklah, selagi pangeran Linch ada disini, mari kita memperhatikan kekuatan dari pangeran Linch sendiri sebagai bahan belajar kalian, pangeran disilahkan." Ucap pak Dani.

Linch menghela napas dan berjalan menuju depan. "Sebelum itu saya ingin satu orang maju."

Para siswi dan tak kalah para siswa otomatis mengangkat tangan mereka agar dipilih oleh pangeran Linch.

"Kamu, maju." Linch menunjuk ke arah Tarah.

"Tarah, silahkan maju." Ucap pak Dani.

Tarah tersenyum bahagia saat dirinya dipilih. Tarah segera berjalan ke arah Linch.

"Pangeran Linch, sebuah kehormatan kita bisa jadi partner untuk kelas in-"

"Berdiri di sana." Pinta Linch memotong ucapan Tarah.

Tarah langsung terdiam dan segera berjalan menuju tempat yang dimaksud Linch. Linch pun mengeluarkan kedua tangan yang sedari tadi di saku celana, dan segera mengarahkan satu tangannya kearah Tarah dan muncullah cahaya hitam pekat dari tangannya. Cahaya itu dengan cepat mengarah pada Tarah dan melilitnya kuat.

"Pangeran, apakah ini tidak terlalu kuat, ini hanya kelas practice dan aturannya tidak boleh sampai menyakiti siswa." Ucap Tarah agak berteriak karena jarak mereka agak jauh.

Linch pun menarik kuat cahaya itu, membuat Tarah terbawa kearah Linch. 

"Ahhhkk!"

Linch mengangkat sebelah tangannya membuat Tarah berhenti tiba-tiba di depannya. Karena berhenti dengan mendadak, Tarah terjatuh ke tanah. Para siswa kaget melihat Tarah jatuh dan terluka. 

Linch menghilangkan cahaya yang melilit Tarah. "Latihan untuk menangkap musuh, sudah selesai." Setelah berkata seperti itu Linch segara berjalan pergi tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Tarah melihat kepergiannya dengan kesal. "Apa-apaan ini."

"Tarahh, bapak minta maaf ya, bapak tidak tahu akan seperti ini, kedatangan pangeran Linch sangat tiba-tiba dan bapak tidak mau melewatkan kesempatan agar pangeran Linch bisa mengajar kalian, mari bapak antar ke tempat berobat." Jelas Pak Dani.

"Gak usah pak, saya bisa sendiri." Tarah dengan perlahan berdiri dan hendak berjalan pergi.

"Oh iya, tunggu saja, bapak akan saya lapor ke direktur." Ancam Tarah.

Pak Dani membulatkan matanya. "Tarah, kalo bapak ada salah, bapak minta maaf, bapak sudah jelaskan tadi kalo kedatangan pangeran Linch-"

"Cukup! Panas telinga saya." Tarah pergi dengan dibantu teman-temannya.

ROSLENA: Inside meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang