Part 8 - I can't control it

12 1 0
                                    

Pengawal tersebut langsung membawa Annya masuk ke dalam ruangan yang mirip penjara tapi lebih bagus.

"Kau tidak akan berhasil!" Ucap Annya.

"Heh, kau yang tidak tahu Annya, aku bisa melakukan apapun agar kekuatan dalam putrimu keluar." Ucap baginda itu sembari tersenyum jahat.

>>>>>>


AKKHH!!

"Apa yang kau inginkan?" Linch meremas batang leher seseorang berpakaian hitam yang sedari tadi memperhatikan mereka. Saat keluar dari apotek Linch sudah menyadari kalau ada yang sedang melihat mereka tetapi ia menunggu waktu yang tepat.

"Hahaha, uhuk..uhuk, kau sal..ah sasa..ran Lin..ch," Ucap orang itu membuat Linch sedikit tertawa mendengarnya.

"Gue gak bodoh." Linch langsung mengarahkan tangan kiri-nya pada seorang lain yang berjalan menuju Anleya, melilit seluruh badan dengan aura hitamnya. Hingga orang tersebut kini berada dihadapan Linch.

"Siapa yang menyuruh kalian? dan untuk apa?"

"Linch, ku beritahu kau, dia tidak akan selamat."

Linch hanya diam percuma saja ia bertanya, karena penjahat tidak mungkin mengaku. Linch pun berpikir untuk membunuh mereka berdua. Tetapi sebuah suara menghentikannya. Kemudian sebuah portal terbuka dan menarik kedua orang tadi. Linch menghela napas.

"Apa?" Linch memutari badannya. Anleya berjalan mendekat padanya.

"Kamu lama sekali jadi aku langsung mencarimu." Seru Anleya yang tadi memanggil Linch.

"Kamu bicara dengan siapa?" Tanya Anleya. Tetapi Linch hanya diam kemudian berjalan melewati Anleya. Anleya segera menahan lengannya tetapi Linch langsung menarik kembali.

Anleya menatap kepergiannya dengan bingung. "Dingin banget." gumamnya.

>>>>>>

"Kak Nadine!" Panggil seorang anak berumur 10 tahun dan langsung berbaring di tempat tidur Nadine.

"Kenapa Li?" Sahut Nadine pada Lily adik perempuannya.

"Aku bisa pakai sihir sekarang." Ucapnya dengan senang.

"Oh ya?? mana lihat dong." Nadine langsung bangkit dari tempat tidur.

"Nih liat ya." Lily kemudian mengangkat tangannya kedepan dan muncul cahaya merah muda membentuk tali yang melingkar.

"Wahh, hebatt loh kamu." Puji Nadine sambil mengelus kepala Lily.

Tiba-tiba cahayanya terlepas dari tangan Lily menyebabkan cahaya itu terpantul-pantul di kamar Nadine. Nadine membulatkan matanya melihat cahaya itu mengarah padanya. Dan..

SHETT..

Kak Nadine!

Nadine dengan sigap menangkap cahaya itu sebelum mengenai dirinya. Kalau tidak akan terjadi hal yang berbahaya.

"Hiks..hikss kak Nadine gak papa??" Tangis Lily.

"Gakpapa kok hehe, jangan nangis ya, jadi kekuatan Lily itu kuat banget, jangan sampai kamu menyakiti orang lain, nanti kamu belajar sama papa, pasti bisa lebih baik ya?" Ucap Nadine menenangkan Lily.

Lily mengangguk mengerti.

>>>>>>

Hari ini disekolah cuacanya bagus seperti yang Anleya inginkan, dan kini ia bersama Nadine sedang makan di kantin sekolah yang makanan tuh enaknya bikin nagih, makanan enak, minuman enak, kue enak, yang kurang tinggal duit aja sih. 

ROSLENA: Inside meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang