1

15 2 2
                                    

Suasana siang ini sangat panas, tapi tak begitu menyiksa untuk keluarga yang sedang menonton TV sambil bercanda ini. Film yang ditampilkan di TV hari ini tidak terlalu buruk, mereka bahkan tidak meneriaki sutradaranya kali ini.

"em ma temen el ada yang mutusin pindah ke sekolah yang jauh dari sini. " kata seorang gadis sambil memakan ice cream rasa selai strawberry.

" serius ce? sayang ya masuk sekolah kamu ini susah lho. tapi ya mama paham, memang seharusnya seusia kamu harus sudah bisa menentukan pilihan untuk hidupnya sendiri. " kata mama elora yang membuat elora berpikir sejenak lalu mengangguk.

" cece, udah waktunya kursus bisnis, ayo segera siap siap. " titah papa elora.

" baik pa, dek lu bukannya ada basket ya?" kata el mengiyakan perkataan papanya lalu bertanya pada adiknya, tak lain dan tak bukan untuk mencari tumpangan, hari terlalu panas untuk mengemudi vespa methicnya.

" bilang aja ga mau berangkat sendiri. " kata adiknya malas namun tetap berjalan menuju kamar bersiap siap.

Mobil yang dikendarai rei berjalan menuju gedung kursus bisnis el, tak membutuhkan waktu begitu lama, mereka sudah dapat melihat gedung tersebut. bisnis memang kegemaran el sejak kecil, melihat papa dan mamanya bekerja dibidang itu membuatnya sangat tertarik dengan dunia ini. namun rei tidak begitu. dia lebih suka hidup dengan dunia olahraganya.

kini mobilnya sudah terparkir tepat diparkiran gedung, elora turun kemudian memberikan salam perpisahan untuk rai, dan berjalan memasukki gedung. berjalan dari parkiran menuju gedung memang sedikit melelahkan apalagi ditambah dengan rusaknya lift beberapa hari ini.

" permisi. " kata el sambil mengetuk pintu.

" silahkan masuk nona davis. " kata seorang guru, davis adalah marga keluarga elora.

"terimakasih pak. " kata elora sedikit membungkuk lalu duduk di bangku depan yang kosong.

setelah elora duduk tak lama kemudian ada seorang laki laki yang kira kira umurnya 8 tahun lebih tua dibandingkan elora, dan belom pernah dia lihat di kelas sebelumnya. beberapa anak mulai membicarakan guru tersebut, pantas saja perawakannya tinggi gagah, dan wajahnya sangat tampan.

" cukup anak anak, perkenalkan pak David marc, yang akan menggantikan bapak selama beberapa hari ini. karena bapak ada cuti menikah. " kata pak guru dan mulai tersipu malu membiarkan pernikahannya.

" ekhem udah mau nikah aja ni pak, diundang ga kita? " celetuk seorang anak laki laki dimeja belakang, tak lain adalah teman masa kecilnya elora. ban dhakwan.

" marga marc, gua belum pernah lihat mereka memperkenalkan tuan muda mereka. " kata elora pelan, sambil menunduk.

" bapak pasti akan mengundang kalian, dhakwan kamu juga harus membawa hadiah untuk bapak. saya pergi dulu anak anak, tetap jadi anak patuh ya." kata pak guru lalu pergi.

" baik pak. " kompak anak anak.

"baik anak anak, perkenalkan nama saya David marc, kalian bisa panggil saya pak David, saya baru saja menyelesaikan pelajaran di Inggris, lalu memutuskan untuk bergabung dengan tim pembimbing disini. apakah ada pertanyaan? " jelas pak David.

"nomer telpon ada pak? " tanya seorang gadis di sebelah el. ban naeun, saudara kembar, ban dhakwan, dan tentu saja sahabat el.

" naeun, kebiasaan banget si. " kata el berbisik, sambil menatap tajam matanya.

" sambil meyelam minum air el. " balas naeun, membuat el menggelengkan kepalanya.

" nomor telpon saya disini, silahkan masukan handphone. " kata pak David sambil menuliskan nomornya di papan tulis.

" baik pak. " jawab mereka serentak.

setelah itu mereka menyelesaikan pelajaran bisnis, yang menurut el sangat menarik. Pak david ini memiliki cara untuk menyelesaikan masalah dalam bisnis dengan mudah, tidak serumit yang dijelaskan pak guru biasanya. anak anak juga tidak terlalu terbebani seperti hari hati ke belakang. pelajaran ini dilanjutkan hingga jam 04.30, dan waktunya untuk pulang.

" jadi pelajaran kali ini telah usai, sekarang kalian boleh pulang." kata pak David lalu meninggalkan ruangan.

semua siswa meninggalkan ruangan menyisakan 3 sahabat, yang telah bersama sejak masih kecil. el, dhakwan, naeun. mereka melakukan rutinitas setelah usai belajar yaitu membersihkan ruangan yang telah mereka pakai, karena dari keluarga terkaya mereka harus menjadi contoh dan menjaga attitudenya di mana pun.

"eh el pak David ganteng ya. " tanya naeun kepada el.

"iya ganteng, jadi gimana mau diambil? " kata el. lalu balik bertanya.

" ga lah kan masih punya mas itu. " kata naeun malu malu.

" haduhhh, ngejarnya pentolan sekolah, serius bisa dapet? " ejek dhakwan, membuat el. tertawa terbahak bahak.

"sst el kalo ada yang denger mampus. Jadi 5 k3luarga besar emang repot. Suara keras dikit aja udah di larang. " kata naeun mengingatkan.

" iya lupa maaf, habis kwanie kalo ngelawak ga main main. " kata el masih menyimpan tawa dibibirnya.

" seneng lu sahabatmu ini diejek. " kata naeun sok dramatis.

" udah buruan bersiin, habis itu kita pulang, besok ada pelajaran mami. " kata dhakwan, mengingatkan saudara dan sahabatnya.

hari ini tidak terlalu melelahkan bagi el, jadi dia masih melanjutkan belajar dan mengerjakan beberapa latihan soal. el memang anak yang terkenal rajin, namun tetap saja dia adalah gadis yang tumbuh dengan aksesoris berlian di tangan dan kakinya. tidak terlalu sulit bagi el menjalani hidup, sejauh ini.

Langit semakin gelap, elora memutuskan mengakhiri belajarnya dan pergi menuju tempat tidurnya. tak butuh waktu yang lama elora langsung dapat menuju ke alam mimpi.

real husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang