7

4 0 0
                                    

  Semalam mereka tidur agak larut, sekarang jam menunjukan pukul 5.30. David masih saja terlelap, berbeda dengan El, dia sudah mulai membuka matanya. Rasanya sangat berbeda, begitu membuka mata, yang ia lihat pertama adalah seorang laki laki. Biasanya dia hanya melihat kasur kosong.

" Bangun mas, kamu ga berangkat kerja kah? " Kata El sembari menggerakkan badan suaminya.

" Eunghh bentar lagi. " Jawab David. El berinisiatif mencium kening suaminya namun sedikit ragu.

"Lakuin aja, siapa tau bangun. "  Batin El lalu dia mencium kening suaminya, merasa ada yang menciumnya David terkejut, lalu membuka kedua matanya.

" Pagi mas David. " Sapa El dengan senyum yang terukir di bibirnya.

" El, tadi aku ga ngimpi kan? iya kan El? " Kata David , mengubah posisinya menjadi duduk.

" Udah, buruan mandi, nanti telat. " Jawab el kemudian pergi ke kamar mandi, seolah olah tidak menghiraukan pertanyaan David.

" El, elora, reka ulang adegan dong. " Pinta David sambil mengetuk ngetuk pintu kamar mandi.

" Mandi saja tuan. " Jawab el dari dalam kamar mandi.

    David sepertinya menyerah dan kemudian mandi dikamar sebelah. Selesai mandi mereka berdua, sarapan menggunakan roti dan selai, tidak lupa dengan susu. Sarapan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya David dan el sudah berada di dalam mobil.

   Menyerah? Hem terlalu cepat untuk dilakukan. Tuan muda marc kini memojokan istrinya ke pintu mobil, dengan kedua tangannya.

" Tadi cuma sebentar, aku mau lagi. " Kata David.

" Aku yang ga mau. " Jawab el sambil tersenyum.

" Lagian kenapa ngeduluin si, harusnya aku dulu yang cium kamu, kenapa kebalik. " Protes David.

"Inisiatif mu sangat lambat tuan muda. " Jawab el santai namun sedikit menantang.

" Perhatikan nada bicaramu nona. " Kata David tertantang, seraya mencium leher el, menggigit kecil, memberi tanda kepemilikan. El menutup mulutnya rapat rapat, takut menimbulkan suara yang akan memperpanjang napsu David.

" Mas David, kalo berbekas gimana? " Kata el panik sambil mencari cermin.

" Biarin aja. " Kata David santai lalu menjalankan mobilnya.

" Beneran berbekas. Menyebalkan. " Kesal El dengan melepas tali rambutnya, untuk menutup lehernya.

"Lain kali bakal ditambahin. " Kata David.

" Diem, El ada telpon. " Kata El.

     Penelpon El ternyata adalah kwanie, dia khawatir karena tidak ada kabar dari El, selama 2 hari ini.

" Kwaniee, yeoboseyo. " Kata El sok sokan bahasa Korea.

" Darimana aja? Kenapa ga ada kabar? Kata rei kamu udah ga pulang 2 hari, kemana sebenarnya? " Tanya dhakwan bertubi tubi.

" Hah? Rei bilang gitu? Haiyaaa, jangan kuatir, gua baik baik aja kok, lagi ada dinas iya dinas. Hehe. " Jawab El sambil tertawa canggung.

"Jadi sekarang berangkat ga? Gua jemput. " Tanya dhakwan lagi.

" Ga gausah gausah udah di perjalanan kok ini. " Tolak El, langsung mematikan ponselnya.

" Temannya perhatian sekali ya nona. " Sindiran David.

" Itu lah kenapa tuan marc harus menjaga istrinya dengan baik, bagitu banyak lelaki tampan berada disekitarnya. " Sombong El, hanya dibalas tatapan sinis David.

    Selama perjalanan el memandangi jalanan yang sudah mulai ramai. Sang suami masih menekuk wajahnya karena telfon tadi. Sesekali David melihat ke arah el, berharap dinotice. Beberapa kali memang el tidak memperdulikan hal itu namun lama kelamaan dia jengah melihat suaminya tak fokus, lalu dia memutuskan membuka pembicaraan.

" Udah cemburunya, istri mu bukan tipe yang kaya gitu kok. " Ucap el sambil tersenyum.

" Siapa juga yang cemburu, terlalu percaya diri itu tidak baik. " Jawab David, menutupi kekesalannya.

" Yaudah bagus kalo ga, jadi nanti pulangnya bisa jalan jalan dulu sama kwanie. " Ucap el dengan mengangkat 1 alis nya.

" nyonya marc! " Kesal David, namun el hanya senyum smirik.

    Kini mobil mewah keluaran terbaru dan juga begitu mengkilap milik tuan muda marc, telah berjajar rapi di barisan mobil penghuni sekolah.
Tapi David masih tidak mengijinkan istrinya keluar mobil, menasehati beberapa hal karena sebenarnya rasa cemburunya belum menghilang.

"Nanti pulang langsung ke mobil. " Kata David membuat el memutar bola mata malas.

" Ga usah tp tp (tebar pesona) ke kelas lain. " Katanya lagi kini menarik nafas panjang dan menuliskan bibir tersenyum paksa.

" Ga boleh terlalu deket sama.... " Belom selesai dengan ucapannya, el mencium pipi suaminya, ia benar benar sudah tidak bisa mendengar ocehan suaminya ini. Jika dia melawan akan terjadi perang Dingin, itu prediksi el. Maka dia mengambil jalur romance.

" Mas David sebelum nikah el juga ga pernah disentuh siapa pun, menjaga jarak sama semua pria. Ga mungkin kan sekarang tiba tiba el cari cowok. " Jelas el disertai senyum manis dibibirnya, sedangkan David masih speechless dengan serangan mendadak el tadi.

" Mas David, el turun dulu. " Pamit el sambil membuka pintu.

" Tunggu dulu. " Tahan David sambil mengeluarkan sapu tangan di kantongnya, allu memberikan pada el.

" Buat? " Tanya el kebingungan.

" Jangan lupa bawa sapu tangan, itu penting. Bisa mengurangi penggunaan tissue yang berlebih. Yaudah ayo turun." Jelas David lagi.

" Em, makasi sapu tangannya. " Jawab el kemudian mereka berdua turun dari.

    Selama perjalanan banyak siswa siswi mengobrol tentang el, saling bertanya sebenarnya siapa pria asing disebelah el. Ga mungkin bodyguard el setampan dan semenarik ini.

"Siapa ya disebelah el. "
"Ga mungkin bodyguard nya kan? "
" Jangan jangan pacar el. "

  Begitulah gunjingan gunjingan siswa siswi yang baru datang. David memang sengaja mengantar el sampai ke kelas, biar teman laki-laki nya tidak berani menggoda el. Sampai didepan kas David mensejajarkan wajahnya dengan wajah el, kemudian berkata.

" Ketemu lagi di aula cantik. "

" Sst. " Jawab el kemudian menempelkan jari telunjuknya ke bibir David.

" Ini didepan kelas. " Bisik el lagi.

" Udah sana masuk kelas, mas pergi dulu. " Pamit David kemudian pergi.

   Teman sekelas el yang melihat adegan tadi langsung bertanya tanya, sebenernya siapa laki laki itu. Lalu mengapa bisa sedekat itu dengan el. Hubungan apa sebenarnya yang dimiliki. Banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang muncul. Namun sebelum bertanya el sudah dihadang oleh ke dua sahabatnya, kwanie dan naeun.

" Ada hubungan apa lu sama pak David? Tanya naeun to the point, el hanya membuang nafas sambil mengikat rambutnya.

" Elora bekas apa ini?! " Tanya kwanie sedikit meninggikan volumenya.

"Sial, kok aku bisa lupa ya. " Kata el merutuki dirinya sendiri.

" Em... I itu anu, bekas kena panas kemarin. " Jawab el sedikit gugup namun meyakinkan.

" Bener kan lu? " Sidik kwanie lagi.

" Iyaaaa iyaaa. " Jawab el lagi lalu ingin kembali ke tempat duduknya.

" Tunggu dulu, lu belum jawab pertanyaan gua. " Kata naeun sewot.

" Bisnis keluarga doang. " Jawab el santai kemudian duduk ke tempat duduknya.

    Sebenarnya banyak yang ingin kwanie dan naeun tanya kepada el namun el telah merebahkan kepalanya di atas meja.

   Beberapa menit kemudian belum masuk berbunyi, semua siswa siswi sudah berada dikelas masing masing. Mic pemberitahuan ruang tu, berbunyi tanda ada pengumuman yang akan disampaikan.

real husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang