"Syarat pertama dari saya adalah, pihak marc dilarang menyetubuhi pihak davis sebelum dia benar benar lulus dari sekolah. " Syarat pertama yang diajukan oleh El.
"Tapi itu terlalu sulit, nona marc. " Kata David lalu mendapat plototan dari mamanya.
" Lanjut saja el, biarkan David . " Ucap mama David.
" Baik tante. " Kata El tersenyum.
" Tidak mempublish pernikahan. " Kata El.
" Ketiga pihak marc dilarang bersama wanita lain. Begitu pula pihak davis. " Satu lagi syarat yang dikeluarkan oleh El.
" Keempat, tinggal di rumah sendiri, tanpa pelayan dan pembantu. " Kata El.
" El kamu yakin tentang itu? Gimana cara kamu membereskan rumah? " Kata mama El ragu.
" El bisa kok ma tenang. " Jawab El mantap.
" Baik satu lagi, dilarang ada kekerasan fisik maupun mental. Itu saja dari saya, silahkan apakah dari keluarga marc ada yang ingin mengajukan sesuatu? " Tanya El pada keluarga marc.
" Saya ada, nona davis dan david dilarang tidur pisah kamar. " Kata oma marc.
" Em baik, silahkan tanda tangan di perjanjian ini. " Kata El menyerahkan berkas.
David dengan yakin langsung menandatangani surat perjanjian syarat itu tanpa ragu, gadis mungil ini tau cara menagani masalah yang mungkin cukup besar ini. Walaupun sebelumnya dia sama sekali tidak pernah mengalami kesulitan.
" Baik kita sudah sepakat, pernikahan akan dilaksanakan besok. " Putus oma.
" Uhuk uhuk. " El terkejut hingga batuk, membuat David yang dihadapanya langsung memberikan minum.
" Are you ok? " Tanya David sambil berdiri dan mengelus punggung El.
" i'm ok thanks. " Jawab El, kemudian David kembali duduk.
" Oma, bukankah terlalu cepat? " Tanya David.
" Lebih cepat lebih baik David. " Kata oma.
" WO mana yang akan siap jika acaranya secepat ini?" Tanya papa El.
" Semua sudah diatur, kalian tenang saja. " Jawab rei.
" Reian?! " Panggil El dengan nada sedikit meninggi, namun sudah terlihat bahwa dia marah.
" Maaf ce, oma udah kasih tau jauh jauh hari, tapi gua ga bisa kasih tau lu. " Jawab rei.
" Hemph. " Kesal El kemudian membuang muka.
Ada pembicaraan bisnis yang sangat penting, oma menyuruh David dan El untuk berkeliling rumah keluarga marc. Tidak disangka El yang masih berusia sangat belia akan segera menikah. Rasanya seperti baru kemarin dia dilahirkan dengan panggilan nona davis, mengapa sekarang sudah akan menjadi nyonya marc.
" Em pernikahannya akan segera berlangsung, tapi apa kamu benar benar siap? " Tanya David.
"Apalagi yang belom siap? Hanya memiliki anak yang aku belom siap hehe. " Kata El.
" Gadis ini, kamu siap membersihkan rumah? Siap mencuci baju? Mencuci piring? " Tanya David sambil menatap mata El intens.
" Tentu saja, kecuali masak, aku bisa lakukan itu semua. " Jawab El mantap.
" Kenapa lagi ga mau pakai pelayan? Kalo kecapekan kapan ngurusin sayanya? " Tanya David dengan wajah sedikit ditekuk.
" Aku akan bagi waktu. " Kata El dengan tersipu malu.
" Huh? Mengapa semerah itu? Aku hanya mengatakan hal itu. " Kata David tertawa geli melihat El yang memerah.
" Udah ah sudah waktunya pulang, aku akan menikmati waktu dirumah ku, menikmati tidur, bermalas malasan, menonton drama hingga malam, ngemil dikasur. Aku akan kehilangan itu semua. " Kata El dengan logat yang lucu.
"Ayo segera saja menikahnya, aku akan mencubit pipi itu. " Gemas David.
" Apaan itu, menikah aja sama bantal biar bisa cubit cubit. " Kata El kemudian melarikan diri.
" Gadis sekecil ini yang harus aku nikahi haha. " Kata David sambil tertawa geli.
Akhirnya keluarga davis kembali ke kediaman nya, El langsung masuk kedalam kamar untuk mandi, dan tidur. Dan semua keluarga mulai menyiapkan apa saja hal yang akan disiapkan besok. Rumah besar ini akan sepi rasanya tanpa adanya el di rumah. Tapi mau bagaimana lagi ini pilihan hidupnya.
Rei menyiapkan kado terbaik yang disiapkan untuk kakaknya, namun kado ini akan membuat kakaknya marah. Papa mamanya sibuk memilih rumah yang sangat aman ditinggali gadis kecilnya bersama suaminya nanti. Oma marc dan sekeluarga menyiapkan perabotan rumah yang super lengkap dan otomatis, setidaknya jika tak ingin menggunakan pelayan maka harus menerima fasilitas ini.
David sedang panik mondar mandir, mengelilingi kamarnya, sedang berpikir bagaimana caranya menghadapi anak remaja, yang tidak lain dan tidak bukan adalah calon istrinya. Mengajari di bimbingan memang sangat mudah, namun untuk di kehidupan apakah akan semudah itu?
"Apa yang akan gua lakuin pas pertama tinggal bareng? Pasti bakal canggung banget. Bagaimana ngadepin elora kalo dia berulah? Apakah harus seperti ayahnya? Atau pacarnya? " Grutu David.
" Cukup gerutunya, jemput El buat cobain baju bajunya. " Kata papa David.
" Pa, gimana cara mencairkan suasana besok setelah selesai pernikahan? " Tanya David.
" Ga ada hal yang bisa papa ajarin, karena dulu papa mama udah pacaran lama. " Jawab papa David.
" Yaudah deh pa aku jemput El dulu. " Kata David.
Selama perjalanan David hanya berpikir, bagaikan menghadapi elora. Dia belum lama mengenal gadis itu. Bagaimana dia bisa memahaminya. Tapi elora adalah anak yang hangat, tak apa selama tetap menjadikan dia hangat.
Tok.. Tok.. Tok...
" Eh nak David ada apa?" Tanya papa davis." Jemput El om, udah waktunya fitting baju. " Kata David.
" Mendadak sekali, eloranya tidur setelah pulang tadi, kamu coba cek ke kamarnya saja. " Titah papa El.
"Em baik deh om. " Kata David kemudian masuk menuju kamar El.
Tok.. Tok... Tok...
"Em siapa itu? " Tanya El dengan suara khas bangun tidur.
" David El, ayo wake up, udah waktunya fitting baju. " Jawab David diluar kamar.
" Masuk aja ga El kunci. " Kata El sambil berganti pakaian diruang ganti.
" Ok. Aku masuk. " Jawab David, kemudian masuk ke kamar El, dengan tema biru langit yang menenangkan. Duduk di sofa empuk menghadap ke ruangan ganti.
" El masih lama? Pake baju yang simple aja, bakal nyobain beberapa baju juga soalnya. " Kata David.
"Udah selesai kok tuan muda marc. " Jawab El kemudian keluar dengan kaos dan celana jeans.
"Ladies first. " Kata David.
"Thank you. " Sahut El.
KAMU SEDANG MEMBACA
real husband
Teen Fictionseorang gadis berumur 19 tahun harus menikah diam diam untuk membayar hutang keluarga. menikah bukan hal yang mudah namun hal ini harus tetap dihadapi. Awal pernikahan tidak terlalu buruk, namun entah apa yang akan gadis ini alami ke depannya. ...