"Diberitahukan kepada seluruh siswa siswi SMA pelita kencana untuk berkumpul di aula, sekali lagi diberitahukan kepada seluruh siswa siswi SMA pelita kencana untuk berkumpul di aula. Sekian terimakasih. " Begitulah pemberitahuan pagi hari ini.
Semua siswa siswi berbondong bondong menuju ke aula. Tidak terkecuali el naeun dan dhakwan, mereka bertiga mencari duduk setelah sampai di aula. Saat mereka duduk tiba tiba .
" Panggilan ditujukan kepada nona Davis, harap menuju ke panggung. " Kata guru pembimbing.
" Ck, nona Davis? Adanya nyonya marc! " Dumel el pelan. Namun tetap maju menuju panggung.
Saat sudah di panggung el langsung dipersilahkan duduk Oleh guru pembina. Ternyata tujuan el dipanggil ke atas panggung adalah permintaan David. Dia ingin menjadikan el sebagai lawan bicaranya.
Bimbingan dimulai dari perkenalan menceritakan pengalaman, hingga beberapa motivasi motivasi yang disampaikan untuk siswa siswi yang baru memulai bisnis/ yang akan meneruskan usaha keluarga. Tiba tiba David melontarkan 1 pertanyaan kepada el.
" Nona Davis, teknik yang Anda gunakan untuk menjual 1 karet penghapus seharga 2 rb ini menjadi 5 rb? " Pertanyaan David ini tentu membuat el kesal, bukan, el bukan kesal karena pertanyaan nya, namun ia kesal dengan panggilan yang disebut oleh David.
" Sekarang sudah era digital,hal itu bisa kita manfaatkan sebagai lapak promosi dengan iklan yang membaur dengan masyarakat. " Jelas el.
"Jika begitu, maka apa yang akan membedakan dengan penghapus yang iklannya lebih menarik? " Tanya David lagi, kali ini berpikir lebih keras.
" Collaborasi dengan idol yang sekarang banyak dicari dan digemari sangat berpengaruh kepada produk. Tidak hanya mengiklankan namun juga terdapat suatu pendekatan kepada fansnya. Misalkan di setiap kemasan terdapat hal yang berbau idolnya atau tanda tangan. " Jelas elora mantap.
" Baik, hal itu juga berpengaruh untuk saat ini. Terimakasih nona Davis. " Jawab david lagi yang membuat el benar benar ingin memukulnya saat ini.
Kini el sudah berada didalam mobil menunggu suaminya dengan perasaan kesal, ia menyilang kan tangan didepan dada, dan duduk membelakangi kursi sopir. Tak lama kemudian David masuk mobil, dengan el yang masih membelakanginya.
" Udahan dong ngambeknya, kan kamu bisa jawab tadi. " Bujuk David, sambil memegang bahu el, namun el langsung menggerakkan bahunya tanda ingin dilepas kemudian berbalik badan.
" Bukan masalah itu, jelas jelas mas David manggilnya nona Davis. " Kata el masih dengan raut kesal.
" Jadi kamu marah karena itu? Hahhahha. " Kata David sambil tertawa.
" Ahh, kenapa ketawa si, ga lucu tau. Nona Davis? Haha siapa dia? Aku ini nyonya marc! Nyonya marc! " Jawab el masih kesal sambil menghentak hentakan kaki di mobil itu.
" Sayang, marga kamu kan emang Davis, iya jelas manggilnya nona Davis dong. " Kata David lembut kemudian membelai rambut el dengan halus.
" Ya - ya tapi kan sekarang udah, yaudahlah kita ke mall aja. " Geram el, dia barusan berpikir bahwa hubungan mereka private.
" Siap tuan putri, mau ke mall mana? " Tanya David lagi.
" Terserah. " Jawab el kemudian menutup matanya.
Mall dikota hari ini tidak begitu ramai, hanya beberapa siswa siswi yang kebetulan pulang lebih awal seperti el, ibu ibu yang sudah saatnya belanja bulanan. Tidak banyak orang yang dapat ditemukan di mall hari ini, namun itu sangat membantu bagi el dan David, mereka tidak perlu was was dengan media kepo. Bukan kah sedikit aneh? Bukan seorang selebriti ataupun idol namun banyak media yang kepo soal kehidupan keluarga top 5 ini.
David sudah sangat jengah berkeliling mall dengan el, ternyata gadis mungil ini bisa berdiri begitu lama untuk memilih barang. Tidak hanya itu, hampir setiap store di dalam mall dia tuju. Sang suami benar benar sudah lelah, salahnya mengapa iya mengajak istrinya ke mall. Mengapa tidak ia ajak ke taman saja. Menyebalkan.
Hari ini tak hanya tenaganya yang terkuras, namun dompet nya pun begitu. Hanya uang tunai yang terkuras, jika mau menambah hanya tinggal mencairkan selesai. Begitu indahnya dunia orang kaya. Yang habis tidak sepenuhnya habis, hanya saja tidak terlihat.
El kini sedang menata beberapa perabotan yang ia beli, dia juga membeli beberapa mainan seperti uno stako kayu, monopoli, dan juga bekel. Cemilan dan beberapa frozen food juga dibelinya, katanya akan hidup sederhana, iya cuma katanya.
" Elora, mas capek, laper, pengen kamu." Katanya dengan raut wajah cemberut yang lucu.
"Uu laper ya, mau makan apa?" Jawab el dengan nada seperti sedang meladeni anak kecil, dan kedua tangannya yang menangkup wajah David.
"Mau makan kamu. " Kata David kemudian Menggelitik tubuh elora.
" Ah iya iya ampun ampun , hahaha lepasin, aaa geli mas. " Itulah perkataan el saat ia digelitiki suaminya.
Kruggg... Suara perut elora yang juga sudah lapar, mendengar suara dari perut elora, dvid melepaskannya. Kini elora tengah sibuk memasak frozen food, iya sebenarnya hanya memanaskan saja tidak benar memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
real husband
Teen Fictionseorang gadis berumur 19 tahun harus menikah diam diam untuk membayar hutang keluarga. menikah bukan hal yang mudah namun hal ini harus tetap dihadapi. Awal pernikahan tidak terlalu buruk, namun entah apa yang akan gadis ini alami ke depannya. ...