Selamat membaca...
Cici menutup laptop dan mengedarkan pandangannya ke seluruh karyawan di ruang meeting. Rapat yang ia mulai dari jam 9 malam sampai jam 10 lumayan menguras tenaga dan pikiran.
Ditambah diwaktu menjelang sore cafe di padati oleh pelanggan yang rata rata remaja nongkrong. Dengan adanya peluncuran menu baru ini cici berharap cafe semakin ramai dikunjungi walaupun sekedar ngopi dan menikmati wifi gratis.
Cici bahagia, melihat cafe pemberian papa nya ini sanggup ia kembangkan sampai sejauh ini. Cici bisa paham gimana susahnya cari uang dimasa kaya gini. Tau kaya gini ga bakalan jajan terus pas kecil.
"segitu dulu rapat kali ini, daftar menu baru, harga menu, dan lowongan pekerjaan baru sudah saya serahkan ke almera selaku ketua karyawan disini"
"oke. semuanya terima kasih sudah meluangkan waktu untuk rapat malam ini, saya harap cafe kita ini bakalan maju dan terus ramai setiap harinya" ucap cici tersenyum teduh.
Para karyawan serentak mengamini doa sang bos dan bersiap siap untuk pulang karena malam sudah hampir larut.
"kak ini daftar menu serta harganya di bikin baru ya modelnya, soalnya yang lama udah pada lecek meskipun udah dilaminating" saran almera sembari menuruni tangga dengan cici.
"em boleh deh, ganti model yang bagus ya, aku percaya kok" jawab ramah cici.
"siapp kapten"
"btw, kalo diluar jam kerja gini jangan panggil kak deh, kan cici masi muda banget" saran cici. almera hanya terkekeh geli.
"iya iya, manut gue tuh, tapi ya yang namanya udah kebiasaan mau digimanain lagi" terang almera santai.
Mereka keluar dari cafe dan tak lupa mengunci pintu utama. Dan berpamitan dengan pak satpam yang berjaga dimalam hari.
"monggo pak pareng riyen" salam cici.
"eh, monggo neng hati hati dijalan" cici mengangguk dan tersenyum.
"loh al tadi berangkat sama siapa?" tanya cici ke almera.
"em tadi dianterin sama abang sih sekalian kuliah" terang al.
"yaudah bareng cici aja naik mobil kan searah!" tawar cici.
Almera lantas mengangguk dan masuk mobil honda jazz RS hadiah ulang tahun dari papa untuk cici usia 17 tahun. Tenang cici sudah lulus test mengemudi, SIMnya baru keluar setelah seminggu cici ulang tahun.
"ci, lu kapan nikahnya sama alex?" tanya almera random setelah mobil cici menyatu dengan ramainya jalan kota.
"hah? apa? lu tanya apa tadi?"
"elu kapan nikahnya sama alex ituu" tanya al geram.
"ohh, masih belom ditentuin nikahnya kapan, tapi tenang akhir tahun sih perkiraannya" jawab cici.
"lu yakin mau nikah muda?" almera lalu menghadap cici dengan raut serius.
"kenapa? karena umur gue masih muda? ya apa salahnya al, gue dulu belom pernah sampe kepikiran mau nikah muda sih"
"tapi setelah gue ketemu alex di cafe dulu itu, pikiran gue langsung kek kebalik gitu aja"
"dan lu tau, ternyata dulu pas gue kecil pernah main bareng sama alex pas umur 4-5 tahun, kita kepisah waktu gue pindah ke bandung 3 tahunan, jadi ya kita lost contact, ya namanya anak kecil yakan belom ngerti apa apa. mama gue yang cerita itu waktu gue sama alex tunangan"
almera masih menyimak dengan serius sambil membayangkan betapa imutnya cici dan alex bermain waktu kecil. Almera akui aura dewasa cici memang sudah terlihat dari waktu dia bekerja di cafenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Please? 'ON GOING'
Roman pour AdolescentsAda baiknya follow dulu baru dibaca^^ Wellcome to my first story guys. Gue kali ini mau bikin cerita yang ringan ringan aja ga yang terlalu berat, bikin pusing kepala wkkw. ** Citra Ayodia Dirgantara, seorang gadis cantik berparas imut nan cerewet d...