senang

5 1 1
                                    

Satu tahun sudah berteman dengan Tama, masih sama.  Sesekali jika terdapat waktu luang akan melihat senja di dermaga, karena sama sibuknya. Belum lagi dia habis seleksi jadi anggota osis dan mempersiapkan ulang tahun SMA. Osis pasti sangat berperan penting dalam acara besar ini, sebelum hari H yang terdapat pensi dengan mengundang Band luar, sebelumnya terdapat rangkaian perlombaan yang justru tidak mempererat tali pertemanan dalam kelas, justru menciptakan perdebatan yang teramat jelas.

Hari ini hari terakhir lomba, sebelum besok hari H ulang tahun SMA Seperti kalimat di atas terdapat Band dari luar yang akan tampil, juga anak Band dari SMA sendiri.

Lomba ini yaitu pentas seni antar kelas dan setelah itu terdapat tampilan dance anak osis yang menutup acara. Sepertinya Tama ikut berpartisipasi.

"Ki ... sebentar lagi kelas kita." Ucap Kiki.

"Nervous gini dah." Balasku dengan terus menautkan tangan yang sedikit berkeringat dingin.

"Tenang, bentar doang kok." Sahut Titi, please ini emang namanya Titi bukan merk krayon ya.

"Okey, selanjutnya Dua belas Mipa dua dengan tarian tradisional."

Suara bergemuruh terdengar sebentar, dan ketika sudah memasuki aula barulah semua mata tertuju pada panggung pensi, dasarnya aku yang tidak jago menari ya ... berusaha semampuku saja sesuai latihan. Berushaa memberikan sebisaku.

Saat pada gerakan memutar dan menghadap belakang, sekilas aku melihat Tama yang sedang tersenyum ke arahku, entahlah senyum mengejek atau memberikan dukungan, bahkan aku sangat malu.

Belum lagi Aam yang sengaja menceletuk dan membalasnya dengan senyuman saja.

Setelah gerakan itu usai, dan meninggalkan panggung pensi, terdapat samar-samar tepuk tangan.

"Nafas dah nafas."

"Alhamdulillah, selesai juga."

"Foto dulu yuk."

"Skuy ajalah."

Sahut menyahut teman semua dan berakhir foto bersama juga dengan teman lainnya serta wali kelas.

"Beli minum yuk, Ki." Ajak Kiki dengan menggandeng tanganku menuju Stand adik kelas yang memang mendapat bagian berjualan makanan.

"Ayo." Dan berjalan menuju stand kelas Tama.

"Es nya masih dek?" Tanya Kiki.

"Ya ... Kak. Habis." Jawab Gadis yang sedang menjaga Stand.

"Oh yaudah makasih."baru beberapa langkah tanganku dicekal seseorang dari belakang, seperti sudah mengenal dan kebiasaan manusia ini, siapa lagi jika bukan tokoh utama dari cerita ini.

"Ini ..." dan memberikan satu botol air mineral kepadaku.

"Makasih," ucapku dan menerima air mineral tersebut.

"Nanti foto, kamu cantik make up tipis gini." Ucapnya dan langsung melenggang pergi.

"Kapan sahnya nih. Perhatian banget." Celetuk Kiki begitu saja.

"Emang nikah, pakai sah segala."jawabku dan membuka botol minun itu yang selanjutnya kuberikan kepada Kiki.

"Lo dulu aja, gue nggak mau jodoh gue diambil orang."tolaknya dan memberikan minuman itu kepadaku lagi.

"Apaan. Ada-ada aja."dan aku meminum terlebih dahulu.

"Nana sering bilang kek gitu, lo nggak denger?"

"Dan lo percaya?"iya Nana memang sering bicara seperti itu, entah mitos dari mana juga.

Meminum terlebih dahulu, dan berjalan menuju kelas kemudian.

Senja Bersama Cerita yang Telah UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang