I will be your perfect boyfriend

694 30 2
                                    

Minto tersenyum membaca pesan sahabatnya, setidaknya ia bisa sedikit lega setelah menceritakan hal yang mengganjal hatinya. Tidak berapa lama terdengar suara ketukan pintu, disana terdapat sosok sang Ayah yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

“Boleh Tou-san masuk?”

“Hai,”

Midorima berjalan menghampiri Minto, ia mengambil kursi belajar dan duduk berhadapan dengan putrinya.

Tou-san tahu kau tidak senang dengan kejadian tadi, tapi percayalah kau akan bahagia nanti.” Terlukis senyum lembut diwajah sang Ayah yang jarang sekali terlihat, seolah mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Melihat sang Ayah membuatnya ikut tersenyum, gadis itu mengangguk paham.

“Aku mengerti, itu adalah keputusan Tou-san dan Tou-san pasti tahu apa yang terbaik untukku. Jadi aku tidak mungkin mengecewakan Tou-san.” Midorima mengelus kepala Minto lembut.

“Syukurlah kalau kau mengerti. Sekarang tidurlah, besok kau sekolahkan.”

~Kediaman Akashi 07.00 am~

Akashi Seijuuro tengah menyiapkan berkas-berkas untuk rapatnya pagi ini, sedangkan sang istri baru saja akan membangunkan putra tunggalnya. Miki mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari putra tunggalnya itu. Miki beranggapan bahwa Kotarou masih berada di dunia mimpinya. Dibukanya pintu itu perlahan dan melihat kamar putranya sudah bersih dan rapih, tidak biasanya putranya pagi-pagi sudah tidak ada dikamar. Miki menuju ruang makan menemui suaminya.
“Dimana Kotarou? Masih belum bangun juga?” tanya Akashi sambil membaca koran paginya.

“Dikamarnya tidak ada, mungkin sudah berangkat ke kampus.” Akashi mengangkat sebelah alisnya.

“Tidak mungkin pagi-pagi seperti ini dia sudah berada di kampus.”

“Ah..benar juga, kemana perginya anak itu ?” Tak lama berselang datanglah dua orang Maid dan seorang Buttler untuk menyiapkan sarapan mereka.

“Maaf Tuan dan Nyonya.. Tuan Muda sudah pergi pagi-pagi sekali.” Jelas seorang Buttler muda sambil menuangkan kopi hangat untuk Tuannya.

“Ke Kampusnya ?” tanya Miki penasaran kemanakah putranya pergi.

“Tuan Muda tidak bilang mau kemana. Tapi Nyonya, tadi Tuan Muda berpakaian rapih sekali dan sangat wangi.” Akashi dan Miki saling berpandangan.

“Kalau begitu kami permisi dulu Tuan dan Nyonya.” Pamit sang Buttler undur diri.

“Ya, terima kasih Kei.”

“Tumben sekali dia seperti itu,” ujar Akashi, namun Miki sudah mengetahui kemana putranya pergi, dan ia tersenyum misterius..lagi.

“Kenapa kau senyum-senyum sendiri, Miki?” tanya Akashi yang menyadari tingkah istrinya itu.

“Mou Sei, kau seperti tidak pernah muda saja, seharusnya kau tahu apa yang sedang dilakukan anak kita ketika sedang menyukai seseorang.” Akashi berpikir sejenak dan mengangguk paham apa yang dimaksud istrinya. Tentu saja ia pernah muda, bahkan rasanya ia juga pernah melakukan hal seperti itu dulu..ya dulu sekali.

“Dari mana kamu tahu Kotarou menyukai Minto ?”

“Dari kemarin Kochan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Minchan, dan dugaan ku pasti dia tertarik dengan Minchan.”

“Baguslah jika seperti itu,” Akashi melipat korannya dan mulai rutinitas sarapannya bersama sang istri.

~Kediaman Midorima 07.30 am~

Minto segera ke meja makan menemui Ayahnya. Namun setelah sampai disana ia tidak mendapati sosok Ayahnya, hanya ada secarik kertas yang di tinggalkan oleh Ayahnya.
‘Minto, Tou-san harus berangkat pagi-pagi karena ada operasi mendadak, jadi Tou-san tidak bisa mengantarkanmu ke sekolah. Berangkat sendiri tidak apa-apa kan?’ Begitulah pesan dari sang Ayah.

Marriage PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang