~SMA Rakuzan, 05.15 pm~
Minto tengah menelusuri lorong sekolah untuk menuju gym tempat Takao berada, seperti biasa usai sekolah Minto pasti selalu pulang bersamanya, karena Takao adalah teman laki-laki yang di percaya oleh Ayahnya. Setelah sampai di gym minto mencari keberadaan pemuda berponi belah tengah itu.
“Ada yang bisa kubantu, nona ?” tanya Moriyama menggoda.
“Ano senpai, apa Takao ada ?” tanya Minto sedikit risih.
“Oh sebentar~ Takao.... ada yang mencarimu!”
“Ara Min-chan.. ada apa ?” Takao segera berlari menghampiri teman masa kecilnya itu, peluh masih membanjiri wajah dan pakaiannya kerana latihan.
“Hari ini aku pulang duluan ya,”
“Hee..dengan siapa? Oh aku tahu, dengan senpai yang tadi pagi kan? Sudah kuduga itu benar,” Takao mengibaskan poninya bangga.
“Kalau sudah tahu kenapa tanya, sudah ya. Jaa ne~” Minto segera melangkahkan kakinya keluar gym dengan pipi yang menggembung kesal bercampur malu.
“Oke hati-hati~”
Disisi lain di gym, seorang pemuda tampak memperhatikan seorang gadis yang baru saja keluar. Ia langsung menyambar handuk yang ditawarkan temannya dan menutupi seluruh wajahnya.
Di depan gerbang SMA Rakuzan telah terparkir sebuah mobil mewah, sang supir emm..maksudnya sang pengendara bersender dipintu sambil mendengarkan lagu lewat earphonenya, menunggu seseorang yang menyandang title ‘calon tunangan’.
“Senpai” panggil Minto. Merasa ada yang memanggilnya pemuda itu langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara.
“Yo Minto,”
Minto segara masuk ke mobil yang di bukakan oleh Kotarou. Sepanjang perjalanan hanya diisi keheningan seperti tadi pagi, tidak ada yang memulai pembicaraan. Minto mengalihkan pandangannya keluar jendela, menikmati pemandangan jalan raya disore hari. Ia sempat bingung melihat bangunan-bangunan yang tampak asing, sadar jika arah pulangnya berbeda gadis itu segera menanyakannya pada pemuda yang duduk di kursi pengemudi.
“Arah rumahku bukan lewat sini senpai,” jelas Minto.
“Aa ya aku tahu,”
“Lalu?”
“Aku belum makan siang, kita cari restoran dulu ya.” mendengar perkataan Kotarou, Minto sadar kalau dirinya sebenarnya juga belum makan sejak istirahat pertama. Tanpa pikir panjang dia meng-iyakan permintaan Kotarou.
“Enaknya makan apa ya? Yakiniku?”
“Ahh yakiniku juga boleh,”
“Teppanyaki?”
“Teppanyaki juga boleh,”
“Hmm okonomiyaki?”
“Okonomiyaki juga boleh,”
“Ramen? Atau kare?”
“Ramen boleh, kare juga boleh”
“Steak?”
“Steak juga boleh”
“Jadi yang mana ?”
“Terserah,”
“Ya sudah steak saja, kau tahu steak Holly Cow kan?”
“Ya, aku sering kesana dengan Tou-san.”
“Baiklah kita kesana saja.”
Cukup lama setelah pembicaraan di akhiri, seperti biasa mereka diam karena tidak ada topik yang pas untuk di bicarakan. Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel yang memecahkan keheningan diantar mereka. Minto segera mengangkat panggilan diponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Partner
FanfictionSeorang pengusaha kaya dan terkenal merasa anaknya tidak mempunyai potensi untuk meneruskan perusahaannya, dia berencana menjodohkan putranya dengan putri dari seorang dokter.. Bagaimana reaksi putranya? Apakah putri dokter tersebut menerima?