Minto menunggu Kasamatsu didepan gerbang, entah apa yang akan dibicarakan senpainya itu, tapi sepertinya itu hal penting. Kasamatsu datang menghampirinya dan bertanya
"Kukira kau tidak akan menungguku?" Tanyanya tanpa ragu-ragu dengan senyuman, tidak, lebih tepatnya seringai. Minto bergidik ngeri, bertanya dalam hati, apa benar lelaki yang didepannya adalah lelaki yang sama yang dia sukai.
Kasamatsu menarik lengan gadis itu, sambil berkata "Kita cari tempat yang pas untuk berbicara", aneh,pikir gadis itu
Kasamatsu membawa Minto ketempat sepi, tempat dimana orang jarang lalu lalang, kening gadis itu berkerut
"Kenapa ke tempat seperti ini senpai? Apa yang mau senpai bicarakan sebenarnya?" gadis itu tidak curiga sama sekali, tetapi yang jelas Kasamatsu hari ini sangat aneh, dari mulai mengurungnya berdua di ruang OSIS, sampai mengikuti kemana gadis itu pergi, bahkan saat gadis itu ini ke toilet pun, Kasamatsu menemaninya, bukan menemani sampai kedalam toilet, hanya menunggunya didepan toilet. Kasamatsu masih cukup waras untuk tidak masuk ke toilet wanita, bisa-bisa image laki-laki dingin terhadap perempuan kandas hanya karena hal itu. Moriyama yang melihat hal itu pun, ikut menceramahi temannya itu.
"Aku hanya ingin Tanya. Apa benar kau sedang menjalin hubungan dengan anak dari keluarga Akashi itu?" wow pertanyaan yang tidak diduga-duga keluar dari mulut seorang Kasamatsu, Minto bingung harus menjawwab apa, disisi lain ia ingin mengakui pada senpainya bahwa memang dia sedang menjalin hubungan, tapi disisi lain dia ingin berbohong dan berkata bahwa sebenarnya dia menyukai senpai didepannya dan memohon restu ayahnya untuk berpacaran dengan Kasamatsu, karena ayahnya sudah mem-blacklist Kasamatsu dari calon menantunya, bukan berarti dia lebih memilih Kotaro, hanya saja dia khawatir jika putri semata wayangnya berhubungan denganorang yang tidak jelas asal usulnya.
"Iya senpai" Minto terpaksa jujur, mengingat ayah dari seorang Akashi Kotaro adalah Akashi Seijuuro, yang terkenal dengan keabsolutannya, jika dia tidak mengakui hubungan dengan anaknya bisa-bisa Minto menjadi sasaran empuk bagi ratusan, tidak, ribuan koleksi gunting merah calon mertuanya.
"Kalau aku berkata, bahwa kau harus putus dengannya. Apa kau ingin mengabulkannya?" Tanya Kasamatsu yang membuat Minto semakin kaget, Minto berpikir dengan maksud perkataan dari Kasamatsu, dan saat itu juga Minto tersadar.
"Maksud senpai? Apa senpai menyukaiku?" Tanya Minto, bukan Maksud gadis itu terlalu percaya diri, hanya saja pertanyaan Kasamatsu yang membuat Minto yakin bahwa lelaki itu juga mempunyai rasa yang sama seperti yang dia rasakan saat ini.
"Iya, aku menyukaimu, dan aku tahu kau juga menyukaiku" ucap seorang Kasamatsu sambil mencengkram bahu Minto, gadis itu ketakutan.
'Ini bukan senpai yang kukenal. Atau memang sebenarnya aku tidak mengenalnya?' ucap Minto sambil berusaha melepaskan cengkraman Kasamatsu, namun saying lelaki itu terlalu kuat bagi gadis sepertinya.
"Apa yang senpai lakukan? Lepaskan aku. sakit" ucap gadis itu parau, hampir gadis itu meneteskan air matanya
"Kubilang aku menyukaimu. Aku memintamu untuk mengakhiri hubunganmu dengannya" walaupun Kotaro kadang mempunya sifat sadis hampir seperti ayahnya, tapi yang Minto tahu sampai saat ini Kotaro tidak pernah melakukan hal kasar seperti ini pada Minto.
Gadis itu semakin ketakutan, apa dia akan dilukai oleh orang yang disukainya, atau malah lebih dari perkiraannya.
Kasamatsu memegang pipi Minto, membuat gadis itu semakin merinding. Lelaki itu mencoba mencium bibir ranum gadis itu, namun gadis itu berhasil mengelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Partner
Fiksi PenggemarSeorang pengusaha kaya dan terkenal merasa anaknya tidak mempunyai potensi untuk meneruskan perusahaannya, dia berencana menjodohkan putranya dengan putri dari seorang dokter.. Bagaimana reaksi putranya? Apakah putri dokter tersebut menerima?