Kalian yang masih terus berjuang
Di atas muka bumi yang amat garang
Mengubah setetes keringat menjadi sesuap nasi yang hangat
Menyulap sepundak lelah menjadi segudang berkahKalian yang sering kali lupa betapa berharganya jiwa raga
Demi menghidupi seorang anak yang teramat manja
Berdoa agar hidupnya akan terus berwarna
Di garis hidup yang seringkali memudarkan tawaAku percaya bahwa hidup tak selamanya sama
Karena seringkali duka datang merebut bahagia
Yang tak jarang tawa pun berganti air mata
Tapi kalian, adalah alasan kenapa aku harus lebih kuat dari besi dan bajaMaafkan aku wahai Ayah Ibu
Diumurmu yang tak lagi muda itu
Aku masih saja membuatmu terus beradu dengan waktu
Mengguyur badan ringkihmu dengan keringat yang piluDoakan anakmu ini, yang sedang bergelut dengan mimpi
Demi mengenakan sebuah toga yang wangi
Dengan gelar sarjana yang selama ini kau pinta dalam doa
Yang kelak akan menjadi bekalku dalam menggapai asaYogyakarta, 20 Agustus 2021
#30harikonsistenmenulis
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintikan Sajak Harianku
PoesíaMulut seringkali kelu untuk menyampaikan hal tabu. Sedangkan diri seringkali ragu tuk menyampaikan meski seseorang sedang berada di sisi. Sebab bagiku tidak ada yang paling memahami kecuali Sang Pemilik hati. Rangkaian kata sederhana ini adalah luap...