29. Apa kabar dunia

357 94 15
                                    

Bintangnya (⭐) ayo di pencet dulu.
Sesudah ataupun sebelum membaca.

Terima matur thank you:)

🌱

Kamu masuk ke dalam kamar dan duduk di tempat meja belajar. Dengan makanan kesukaan dan minumnya. Kamu berdoa lebih dulu, lantas siap menyantap. Tapi ponsel di atas meja menyala. Menampilkan nama seseorang yang mampu buat senyummu merekah lebar. Segera kamu beralih dari makanan ke ponsel, menggeser ikon hijau ke samping dan telepon tersambung.

 Segera kamu beralih dari makanan ke ponsel, menggeser ikon hijau ke samping dan telepon tersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kabar dunia?"

Kamu terkekeh. Terdengar cringe. Tapi kalau yang bilang dia sih, bisa dibicarakan baik-baik. Alias, kamu nggak akan pernah buat itu jadi masalah.

"Baik. Lagi mau makan nih, kamunya telpon."

Gantian, seseorang diseberang yang terkekeh. "Aku ganggu ya?" tanyanya.

Kamu otomatis menggeleng. "Kalo ganggu mana mungkin aku angkat?"

"Kalo gitu ganti ke video, ya?"

"Mau lihat aku ya?"

"Nah, itu tahu. Aku kangen, hehe."

Kini, wajah kalian saling terpampang di layar ponsel masing-masing. Senyuman lebar jadi sapaan awal sebelum kamu dan Hyunbin tertawa pelan.

"Kamu nggak makan? Aku temenin kalo belum." tawarmu. Tapi Hyunbin menggeleng.

"Aku udah kok. Kamu makan aja, aku lihatin."

Kamu cuma tersenyum dan sandarkan ponsel di rak. Mulai memakan makananmu dengan sesekali melirik Hyunbin yang benar-benar cuma melihat. Kamu mengembuskan napas pelan.

"Jangan lihatin aja dong, ngomong sesuatu kek—"

"Kamu cantik."

"—ya udah, lihatin aja. Jangan ngomong apapun."

Hyunbin tertawa. Matanya menyipit gemas. Lalu senyum simpulnya terpatri. "Kenapa ya, aku selalu seneng lihatin kamu? Dari dulu sampe sekarang, kamu nggak berubah. Tetep cantik, tambah cantik."

"Hyunbin cukup."

Lagi, Hyunbin tertawa. Namun segera reda. Ia melanjutkan, "Kamu mirip banget."

Alismu menyatu. "Mirip? Siapa?"

"Ibu kamu lah! Beliau kan cantik, baik, kelihatan penyayang meskipun kadang suka marah-marah, haha!"

"Aku aduin Bunda nih, ya..."

"Aduin aja. Paling juga aku yang dibela."

Tawa kembali terdengar. Kamu kesal. Karena apa yang diucapkan Hyunbin bisa aja benar. Bunda itu emang bakal lebih milih belain anak orang kalau masalah begini doang. Apalagi si Hyunbin. Aduh, kamu berasa anak pungut.

Together! | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang