13. Perjanjian

3K 498 47
                                    

Bintangnya (⭐) ayo di pencet dulu.

Sesudah ataupun sebelum membaca.

Terima matur thank you:)

🌱


"Di mana lo?"

"Lagi ngurus ular betina bentar."

Tut.

"Anying. Di matiin." umpat Winwin yang tahu kalau sambungan teleponnya di matiin sepihak sama Ten.

"Nih, Woo." dia kembalikan ponsel milik Jungwoo lalu pusat perhatian kembali lagi padamu.

Sedang mengusap-usap telinga yang serius merah padam gara-gara Rosé. Kamu cemberut karena pandangan menuntut Rosé masih mengarah padamu.

"Apasih lihatnya gitu mulu, iya, enggak lagi maaf sumpah deh Mbak!"

Rosé menghela napasnya lelah. Kalian memutuskan untuk pulang dan membicarakan semuanya di rumah. Ruang keluarga yang cukup besar itu, menampung lima belas orang termasuk dirimu.

Serasa di adili beneran kamu tuh.

"Kamu tahu nggak sih, kenapa mbak nginep di sini?" tanya Rosé. Pandangannya udah lebih bersahabat ketimbang tadi. Kamu menggeleng sebagai jawaban.

"Bunda suruh jaga kamu tuh. Takut anak ceweknya yang satu ini buat ulah! Nah, sekarang malah— astaga Dek..."

Renjun yang melihatmu udah mulai jengah itu angkat bicara. "Eee... Maaf Mbak, tadi emang preman itu tiba-tiba dateng pas aku sama Teteh mau nyusul kalian. Sampe akhirnya ya, itu tadi. Tapi Teteh serius hebat loh tadi! Cuma sekali tendang langsung tumbang! Keren..."

Penjelasan dari Renjun malah buat Rosé kembali layangkan tatapan tajamnya padamu. Kamu tersenyum getir.

Hadapi ajalah ya, Teh... Kamu kuat kok. Batinmu.

Jisung menyenggol lengan Renjun, lalu berbisik tepat di telinganya. "Nggak usah bilang apa-apa lagi. Gak membantu sama sekali."

Renjun mengerutkan dahinya bingung. "Apa? Bukannya—"

"Iya, Bun. Dia sih aman, untung cepet ketahuan tadi."

Pandangan mengarah ke Rosé yang tengah menelpon dengan seseorang. Udah kamu pastikan sih itu pasti Bunda dan mbakmu itu sedang mengadu perihal masalahmu tadi.

Terlihat berlebihan kan? Padahal memang perlu buat di lebih-lebihkan begitu kalau udah menyangkut tentang kamu. Kamu dan keluargamu punya sebuah perjanjian yang harus di tepati sampai kapan pun itu.

Ya, tentang larangan berkelahi dengan preman atau siapa pun itu yang tengah membuat masalah denganmu. Khusus buat kamu, Jungwoo enggak.

Nggak bisa kelahi bor, beda kayak kamu.

Aneh ya? Tapi itu nyata terjadi pada keluargamu. Demi keamanan.

"Udah mbak aduin. Untungnya bunda ngewajarin untuk yang satu ini. Tapi lain kali inget, nggak ada lagi kelahi! Ngerti?" wanti Rosé yang kamu jawab dengan anggukan pasrah.

"Ya udah, delivery makanan sana. Mbak yang bayar."

"Serius nih??"

"Wahh Mbak! Makin cantik sumpah!"

"yA AMPUNNN BAIK BANGET ASTAGA! TAHU AJA YANG LAPER ABIS MARATON, HAHA!"

Rosé hanya balas tersenyum menanggapi respon dari beberapa teman Jungwoo itu. Lalu dia kembali ke kamar untuk ganti baju, gerah katanya.

Together! | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang