SEPULUH | MULANYA

192 47 11
                                    

hampir enam bulan aku tinggal, jauh dari anggota keluargaku. merantau? ah rasanya kurang cocok. sebutan yang tepat kurasa aku pergi dari rumah tanpa, kejelasan.

aku mengganti nomor telepon, juga menutup semua laman media sosial. yang sekiranya dikenal oleh anggota keluargaku dulu. ya semua kumulai dari awal lagi.

kurang lebih tiga bulan sejak aku membuka sewa, sebagian dari tempat tinggal. yang telah menjadi milikku ini. satu persatu penyewa akhirnya datang.

sampai empat ruangan kosong dan sepi ini. menjadi berpenghuni dan ramai. layaknya rumah, yang diisi oleh komponen keluarga utuh.

aku masih ingat pertemuanku dengan penyewa pertama. seorang remaja tinggi, bersurai hitam legam. namanya Moren, ia datang untuk menyewa salah satu ruang ditempat ini.

tapi, ia bercerita membayar setengah lebih dulu dari jumlah yang telah aku tawarkan. katanya, ia berniat mencari peluang pekerjaan setelah, lulus dari sekolah kejuruan. walau memang wajah dan sikapnya terlihat dingin.

tidak masalah, setidaknya dia sopan. jadi, meski kami tinggal berdua tetap saja aku merasa sendiri. haha, baiklah kurasa ia tidak berbeda denganku maksudku ia punya problema dengan keluarga, atau ya apapun itu aku tidak mau ikut campur sampai ia bercerita lebih dulu padaku.

dua minggu setelahnya, tiga orang datang kemari. untuk menyewa, dalam kurun waktu yang berbeda. sama halnya penyewa pertama, mereka terlihat muram saat tiba disini.

tak berangsur lama, beberapa penyewa baru datang. dan akhirnya tempat ini terisi penuh. bahkan, kamar tidurku harus kubagi dengan salah satu penyewa termuda disini.

begitulah, satu kamar diisi dua orang. mengingat memang hanya ada empat ruang kamar, satu dapur, tiga toilet, ruang tengah serta halaman belakang yang cukup luas. jadi, yasudah tidak apa lagipun semua penyewa disini pria.

kamar pertama ku isi dengan salah satu penyewa bernama, Ziro. lalu ruang kedua ditempati oleh, Lino dan Stefan. selanjutnya, kamar ketiga diisi Moren dan Aji.

terakhir, ruang keempat diisi oleh Abas dan Dean. jadi, formasi kami keseluruhan ada delapan orang. dengan dua orang disetiap ruangnya.

mungkin tiga bulan ini, kami tinggal bersama. satu persatu dari mereka mulai menunjukkan sikap aslinya. sangat terlihat dari beberapa kali kami menghabiskan waktu berkumpul dihari Minggu.

selepas beribadah dari gereja. kalau aku memberi penilaian, mungkin Lino yang paling jahil diantara kami. Abas, yang terkaya juga paling loyal, ia bercerita kalau dirinya merupakan saudara dari salah satu pengacara terkenal dinegeri ini.

lalu Moren, yang paling tampan, pendiam, sedikit berbicara saat berkumpul ataupun hal lainnya. berbeda 360 derajat dengan teman satu kamarnya. Aji, pemuda berwajah menyerupai tupai itu sangatlah ramai dan mudah tertawa.

dilanjut dengan Dean, pemuda paling pintar dan ramah menurutku diantara kami bertujuh. Stefan, penghuni yang awalnya misterius ini ternyata sangat hangat dan senang sekali membuatkan kami makanan manis. terakhir ada Ziro, yang termuda diantara kami.

ia agak pemalu, walau tidak banyak bicara. kurasa ia lebih mudah berbaur dibanding si pendiam tetap. ya siapa lagi kalau bukan, Moren.

kami bukanlah saudara yang terpisah. atau kerabat jauh yang kemudian berkumpul, tinggal ditempat yang sama. tapi, kami adalah pribadi dengan karakter berbeda.

yang dipertemukan Tuhan, lewat problema kami tersendiri. lalu bertemu dikota yang sama, dan tinggal ditempat ini. saling mengenal satu sama lain.

membentuk satu keluarga tak sedarah, yang saling melengkapi satu sama lain.

tbc,

mixtape ( stray kids )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang