DUA BELAS | TENANG

159 46 11
                                    

bukankah setiap hari selalu menghasilkan hal baru, untuk menjadi serangkaian memori yang bertajuk cerita?

sepertinya iya. tapi, tidak semua cerita berakhir bahagia bukan? selalu ada tawa dan tangis disetiap harinya. semua selalu ingin berhasil.

namun, mereka lupa kalau opsi gagal juga ada dalam setiap hal baru yang dilalui dalam hidup. nyatanya, gagal selalu lebih banyak didapat. dibanding sukses dalam setiap awalan.

begitulah hidup, setiap dari kalian harus siap dengan berbagai konsekuensi yang akan diterima.

"tidak apa, beristirahat dulu saja," -ucap Nares menepuk bahu Ziro.

"kau juga, masih banyak hal bisa kau lakukan kedepannya. tidak perlu bersedih begitu," -tambahnya lagi pada Lino yang terdiam dengan wajah masamnya.

sebagai yang tertua diantara tujuh orang lainnya. ia berusaha untuk lebih mengerti perasaan orang-orang dirumah ini. contohnya saja dua orang ini, Ziro dan Lino.

Ziro nampak lesu hari ini. sebab, nilai ujian Ekonomi yang biasa diperoleh tinggi. hari ini, harus memperoleh nilai dibawah standar ketentuan.

sedangkan Lino, dirumahkan dari tempatnya bekerja. karena, memang percetakan besar tempatnya bekerja bisa dibilang mengalami kebangkrutan. ya, korupsi pihak atasan sebabnya.

"aku izin keluar sebentar," -pamit Lino berlalu keluar menuju halaman rumah, dibalas dengan deheman Nares.

tak lama berselang.

"apa lebih baik aku berhenti bersekolah saja?," -ucap Ziro dengan suara seraknya.

"kenapa berbicara begitu?," -balas Nares.

"habisnya aku sudah berusaha belajar dengan keras tapi, hasilnya mengecewakan. aku tidak mau pergi ke sekolah, malu," -jelas Ziro dengan suara mengecil diakhir bicaranya.

Nares menggeleng melihat Ziro yang tertunduk lesu bercerita didepannya. yang lebih tua mendekat. mengelus punggung yang nampak rapuh itu.

"aku tidak bisa menebak dirimu dan segala hal yang kau lakukan diluar rumah ini. mungkin nilaimu memang buruk tapi, yang aku tau kau sudah melakukan yang terbaik sampai hari ini," -ujar Nares menenangkan Ziro.

"apa kau malu pada temanmu hanya, karena nilai ujianmu yang buruk?" -tanya Nares dibalas anggukan kecil Ziro.

"bukankah dalam ujian selalu ada dua opsi. berhasil dan gagal. kau sudah sangat sering berhasil memperoleh nilai tinggi, anggap saja kalau hari ini kau harus berkorban untuk mengalami kegagalan. Tuhan itu adil, hari ini kau memang gagal tapi, tidak ada yang tau kedepannya kau akan berhasil melebihi teman-temanmu," -kata Nares panjang lebar.

"kau malu pada orang lain karena, nilaimu buruk hari ini. tapi, apa kau ingat untuk berterima kasih pada dirimu sendiri yang sudah berusaha kuat sejauh ini? juga, bersyukur pada Tuhan yang masih terus mengisi hari dalam hidupmu dengan berbagai cerita indah dan tak terduga lainnya?," -tambah Nares lagi.

"jadi, kesimpulannya aku orang yang jahat ya?," -ucap Ziro dengan wajah polosnya.

"haha, bukan begitu. aku hanya mau mengingatkanmu, kau tidak bisa selalu menyalahkan dirimu saat gagal. dan merasa rendah dihadapan teman-temanmu ketika nilamu buruk. setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. jadi, tidak perlu kehilangan rasa percaya diri hanya karena hal seperti ini," -jelas Nares tersenyum simpul pada Ziro.

"kenapa kau begitu baik padaku? padahal, aku hanya menumpang disini. membayar biaya sewa pun kerap terlambat," -tanya Ziro.

"aku tidak perduli kau memandangku apa tapi, aku sudah menganggapmu menjadi bagian dari keluarga. kau itu seperti adikku sendiri. jadi, jangan sungkan untuk bercerita padaku," -sambung Nares menepuk bahu yang lebih muda.

"terima kasih, kau adalah orang yang sangat baik," -ucap Ziro tersenyum hangat.

bagai angin lalu. nyatanya, ia tidak merasa lebih baik. bahkan setelah mendengar berbagai kata menenangkan dari yang lebih tua.

































malam ini cukup hening dibanding biasanya. tidak turun hujan namun cukup berangin. bintang yang biasa menghias indahnya langit malam tidak menunjukkan keberadaanya.

semua nampak kosong. tidak ada yang menarik. seakan semua menggelap, tidak lagi indah untuk sekedar dipandang.

"apa banyak temanmu yang terkena PHK, juga?," -tanya Nares memulai.

dengan lawan bicaranya, Lino yang sedari tadi hanya melamun. sesekali menatap kosong ke arah jalan besar didepan rumah. lalu, membuang napasnya kasar.

"kurasa cukup banyak, hampir dari separuhnya. yang tetap tinggal hanya, orang-orang yang memang lebih dulu bekerja disana," -jelas Lino pada Nares.

"berarti bukan hanya dirimu, kan? kenapa terlihat kecewa sekali. bukankah memang kau sering sekali merasa menjadi anak tiri disana?," -sela Nares mengingatkan Lino.

lagi-lagi terdengar hembusan napas kasar, dari lelaki yang kehilangan pekerjaannya sore ini.

"sudahlah, mau kecewa atau marah sekalipun. tidak akan mengembalikan dirimu ke pekerjaan lama itu lagi. sekarang, mandi dan ganti pakaianmu, makan lalu istirahat. tenangkan pikiranmu, jangan mengambil keputusan saat sedang kalut begini," -ujar Nares menepuk pelan bahu Lino.

"ayolah, jangan bersedih terus," -lanjut Nares lagi dengan sedikit mengguncang tubuh yang lebih muda.

"makan apa malam ini?," -tanya Lino dengan cengiran khasnya.

"hahaha sudah kuduga, mau sedih atau terpuruk sekalipun. kau tidak akan bisa jauh dari makanan!," -ledek Nares ikut tertawa.

"jangan begitu, nanti nafsu makan ku hilang lagi," -cibir Lino sedikit mencubit perut yang lebih tua.

"hah baiklah, ayo cepat masuk. tapi, kau mandi dan berganti pakaian dulu, baru pergi ke meja makan!," -titahnya dengan mengangkat bagian leher baju yang lebih muda seperti anak kucing.

"iya iya!!!," -balas Lino mengikuti langkah kaki Nares masuk ke dalam rumah.

"wah! apa kau baru saja mengadopsi kucing dijalan?," -oceh Abas melihat Nares dan Lino masuk ke dalam rumah.

"diamlah!," -teriak Lino dengan wajah kesal, dihadiahi kekehan tawa dari Abas.

"sudahlah, ayo cepat mandi. dan kau Abas, bukankah besok kau akan pergi pagi, lebih baik sekarang berisitirahat. jangan terus menyeduh kopi, ayo sana tidur!," -perintah Nares menggiring satu persatu dari mereka menuruti perintahnya.

begitulah kegiatan mereka. hampir setiap harinya selalu ada cerita baru didalamnya. dengan tawa, tangisan, dan pastinya keributan haha.

jadi, apa mereka sudah terlihat seperti satu formasi keluarga?

tbc,

mixtape ( stray kids )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang