SEBELAS | KITA

176 48 13
                                    

Senin, jadi hari pertama diawal Minggu. dimulainya kembali berbagai aktivitas yang sempat berhenti. menjadi pembuka kesibukan sampai satu pekan kedepan kembali.

satu persatu kepala mulai berlalu lalang dipelosok rumah. bersiap mengawali pagi hari mereka. bekerja, bersekolah, atau melakukan aktivitas normal lainnya.

"apa kalian melihat ikat pinggang milikku?," -tanya Dean menggulung lengan kemeja putihnya.

"tidak," -balas Moren sekenanya.

"ah iya, kemarin aku sempat meminjamnya. sebentar ya kuambilkan dulu, hehe," -jawab Lino tersadar dari acara menonton televisi didepannya.

Dean hanya menggeleng dengan senyum. sudah cukup akrab dengan perilaku tujuh orang dirumah ini. dan yang paling sering meminjam barang kalau bukan Lino siapa lagi.

"ini, terima kasih banyak ya. nanti, kalau aku sudah menerima gaji untuk bulan ini. aku akan membeli ikat pinggang sendiri supaya tidak merepotkanmu terus," -ujar Lino mengembalikan ikat pinggang Dean.

"santai saja, aku juga jarang memakainya. hanya, celana yang satu ini agak kebesaran maka dari itu aku membutuhkan ini," -balas Dean melingkarkan ikat pinggang pada celana bahan hitam yang dipakainya.

"apa aku harus membeli satu lusin ikat pinggang?," -timpal Abas dengan satu iris roti ditangannya.

"untuk apa?," -tanya Stefan melepas apronnya.

ya, Stefan sering memasak untuk dirinya. juga tujuh orang lainnya dirumah ini. masakannya lezat, ia juga tidak pelit kalau soal membagikan makanan.

"ya untuk masing-masing dari kalian agar, tidak berebut dan meminjam satu sama lain," -jawab Abas enteng.

"tidak perlu, itu terlalu berlebihan. lagipun yang sering meminjam barang hanya Kak Lino," -kata Dean bersiap menggunakan sepatunya.

"hei! kau menyindirku ya?," -ucap Lino memicing ke arah Dean.

"haha sudahlah, ini masih terlalu pagi untuk bertengkar. ayo cepat makan," -tukas Nares memerintah tujuh orang segera sarapan ke meja makan.

menu sarapan pagi ini adalah, nasi goreng dengan sosis dan telur. lengkap dengan beberapa iris timun sebagai penyegarnya. bukankah mereka harus bersyukur, dipertemukan dengan masing-masing orang baru yang memiliki bakat hebat.

"apa kalian melihat kaus kaki punyaku? aku hanya menemukan satu, entah pasangannya ada dimana," -kata Aji disela makannya.

"tidak tau, bukankah pemalas sepertimu sering kehilangan barang," -komentar Lino meledek Aji.

"cukup diam kalau tidak tau, kau malah meledekku!," -lawan Aji mencebik kesal.

"sudahlah tidak perlu berisik dimeja makan, nanti pakailah punyaku masih ada sepasang dilemari pakaian," -timpal Moren menengahi keributan didepannya.

"kau memang yang terbaik Moren! terima kasih sebelumnya," -seru Aji berterima kasih dibalas dengan deheman dari lelaki berbibir tebal itu.

Nares hanya tersenyum simpul, melihat tujuh orang yang mengelilingi meja makan. selalu punya cerita tersendiri disetiap harinya. tapi, sepertinya Ziro hanya diam saja sedari tadi.

"apa kau siap bersekolah kembali hari ini?," -tanya Nares hangat ke Ziro.

ya, tanpa menyebut nama. jelas mereka tau kalau yang masih bersekolah dirumah ini hanya, Ziro. sedang lainnya berkuliah atau bekerja.

"tentu," -balas Ziro pada Nares.

"kau sudah mengerjakan pekerjaan rumahmu bukan?," -tanya Nares kembali.

"jelas, sudah ku selesaikan semua," -ucap Ziro tersenyum hangat.

"bagus kalau begitu! kau pergi dengan siapa pagi ini?," -tambah Nares lagi.

"entahlah, mungkin dengan kendaraan umum," -balas Ziro sekenanya.

"tidak perlu, kau bisa berangkat bersamaku. hari ini aku pergi bekerja siang hari," -tawar Moren dengan wajah datarnya.

"baiklah, sebelumnya terima kasih," -balas Ziro.

"terima kasih sarapannya Stefan, aku bersiap dulu. kau tunggulah didepan," -ujar Moren berlalu dari dapur lebih dulu.

"bagaimana dengan kaus kaki? kau tidak melupakannya kan?," -seru Aji menyusul Moren.

"sabarlah, aku juga berniat mengambilnya," -singkat Moren.

"hehehe baiklah, santai saja teman," -ucap Aji terkekeh mencoba mencairkan suasana.

acara sarapan selesai, satu persatu piring kotor ditumpuk. bersiap untuk dicuci kembali. semua orang mulai kembali bersiap meninggalkan rumah.

"ayo cepat, tidak perlu berkaca begitu. aku masih lebih tampan darimu," -cibir Lino menunggu Abas bersiap.

"ah berisik sekali! baiklah ayo berangkat," -sentak Abas mendorong Lino keluar menuju garasi.

"kami berangkat ya! sampai jumpa," -pamit keduanya pada Nares yang menyusul keluar rumah.

"aku pergi sekolah dulu ya, sampai ketemu petang nanti," -pamit Ziro pada Nares lalu menumpang sepeda motor Moren.

"aku pergi juga ya, doakan aku supaya mendapat pekerjaan hari ini," -kata Aji berpamitan.

"baiklah, aku juga berpamitan bekerja hari ini. sampai ketemu lagi ya," -ujar Dean tersenyum hangat.

"ya, berhati-hatilah semoga banyak hal baik terjadi pada kalian pagi ini. sampai ketemu lagi ya, semangat semua!," -ujar Nares melamabaikan tangan menyapa setiap mereka yang mulai menjauh dari rumah.

begitulah, setelah keributan dirumah setiap paginya. satu persatu mulai pergi. rumah senyap kembali.

"aku pamit keluar ya, mungkin berjalan-jalan sebentar. kemudian berbelanja keperluan makanan juga, beberapa bahan untuk memenuhi pesanan makanan yang masuk hari ini," -pamit Stefan pada Nares.

"berhati-hatilah, selesai dengan urusanmu segera pulang ya," -ucap Nares menepuk bahu Stefan.

"haha, baiklah. kau mau menitip sesuatu?," -tawar Stefan.

"tidak, ah— iya persediaan kopi sudah habis bukan? aku menitip itu saja," -ucap Nares pada Stefan.

"baiklah, aku pergi dulu ya. sampai jumpa," -pamit Stefan berlalu dengan setelan hitam yang dikenakannya.

Nares kembali masuk ke dalam rumah. tenang, ia bukan pengangguran. pekerjaannya dilakukan dari rumah.

tidak perlu takut kehabisan uang. perusahaan yang ia bangun bersama beberapa teman lamanya mulai berkembang dengan pesat. lambat laun semua akan mulai tertata kembali.

bukankah, mereka benar-benar terlihat seperti keluarga? saling menyapa satu sama lain, meminjamkan barang, melempar candaan satu sama lain. ah baiklah, kisah baru mereka dimulai kembali setiap harinya.

tbc,

mixtape ( stray kids )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang