"Disuruh jaga ucapan mulu, padahal yang aku omong kan fakta semua"gerutu Lisa.
"Namanya juga takut citranya jelek di depan calon istri dan calon anaknya. Wajarlah"ucap Joy.
"Pokoknya besok, eh lusa maksudnya, besok kan acara pernikahan appa dan eomma kalian. Lusa kalian harus daftar kuliah, tidak ada penolakan"tegas Minho.
"Gak mau ah, takut tambah pinter"tolak Lisa.
Seulgi Wendy Jennie Rosé dan Yeri merapatkan mulutnya takut kelepasan menertawakan Lisa.
"Jangan sok pintar kamu, appa tau kamu itu pemalas. Diantara kalian berempat, kamu yang paling pemalas Lalisa"ucap Minho menatap tajam Lisa.
Irene Jisoo Joy dan Lisa terkekeh hambar mendengar ucapan Minho.
"Gini ternyata punya orang tua hanya statusnya aja, tapi perannya enggak"sinis Jisoo.
"Coba kamu ulangi perkataan mu yang barusan itu Jisoo"ucap Minho.
"Anda hanya menyandang status sebagai orang tua kami, tapi anda tidak melakukan peran anda sebagai orang tua kami"ucap Lisa mengulang perkataan Jisoo.
Minho bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Lisa.
Plak~
Irene Jisoo dan Joy sangat marah melihat adiknya itu ditampar oleh ayah mereka.
Sementara Shin Hye Seulgi Wendy Jennie Rosé dan Yeri terkejut melihat Lisa di tampar.
"Appa selalu memberikan kalian uang dan appa tidak pernah membuat kalian kekurangan uang. Kenapa kamu bilang appa tidak melakukan peran appa sebagai orang tua!"marah Minho.
Lisa terkekeh lalu bangkit dari duduknya dan menatap Minho.
"Aku baru tau peran orang tua hanya memberikan uang untuk anaknya, gak biarin anaknya kekurangan uang. Berarti para orang tua miskin diluar sana, yang gak bisa memberikan uang ke anaknya, yang selalu membuat anaknya kekurangan uang, mereka belom melakukan perannya sebagai orang tua dong"ucap Lisa.
"Seperti dia"lanjut Lisa sambil menunjuk Shin Hye.
"Lisa--"
"Kata anda ekonomi calon istri anda gak sebaik ekonomi kita kan? Berarti calon istri anda gak melakukan perannya sebagai orang tua. Karena gak bisa memberikan anak-anaknya uang dan membuat anak-anaknya kekurangan uang, sampe nyari beasiswa untuk mereka kuliah"ucap Lisa.
"Berarti dia gak pantes anda nikahi, karena dia gak melakukan perannya sebagai orang tua. Gimana dia mau melakukan perannya sebagai orang tua untuk kami, kalo dia aja belum melakukan perannya sebagai orang tua untuk anak-anaknya sendiri"lanjut Lisa dengan wajah polosnya.
"Jaga ucapan mu Lalisa! Shin Hye sudah menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya. Dia wanita terbaik yang pernah appa temui selama hidup appa. Dan dia bisa menjadi ibu yang baik untuk kalian!"ucap Minho.
"Wanita terbaik menurut ku adalah eomma ku. Wanita yang sanggup bertahan hidup dengan laki-laki brengsek seperti mu walaupun anda--"
Plak~
"Tutup mulut--"
"Cukup Minho!"bentak Shin Hye.
Ucapan Minho terhenti dan langsung menoleh kearah Shin Hye.
"Aku sudah bilang pada mu, jangan pernah menggunakan kekerasan lagi kepada anak-anak mu. Kenapa kamu masih berani-beraninya menampar anakmu sendiri!"marah Shin Hye.
Minho sudah berjanji tidak akan menggunakan kekerasan lagi kepada anak-anaknya. Tetapi sekarang Minho malah menampar Lisa.
Lisa tersenyum penuh kemenangan kearah Minho lalu beranjak pergi menuju kamarnya. Irene Jisoo dan Joy ikut pergi menyusul Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Tiri || Blackvelvet (END)
RandomKisah tentang kehidupan bersama saudara tiri