34. Kritis

4.5K 558 9
                                    

Setelah keluar dari kamar rawat Lisa, Irene Jisoo dan Joy pergi entah kemana. Mina dan Eunha juga pergi.

Hanya tersisa Seulgi Wendy Jennie Rosé Yeri dan Shin Hye yang sedang menunggu di depan rawat Lisa sambil menangis. Kecuali Shin Hye yang berusaha tegar, padahal dalam hatinya sangat hancur melihat Lisa kesakitan seperti itu.

Shin Hye benar-benar sudah menganggap Lisa dan ketiga kakaknya sebagai anak kandungnya sendiri. Jadi melihat Lisa kesakitan seperti itu membuat dirinya juga ikut kesakitan.

Seulgi Wendy Jennie Rosé dan Yeri juga menganggap Lisa sebagai saudara kandungnya. Mereka menertawakan Lisa saat Minho mengatai nya semata-mata hanya ingin tertawa saja tidak berniat untuk mengejek Lisa.

Mereka berlima sangat sayang sama Lisa juga Irene Jisoo dan Joy. Kelima anak Shin Hye itu benar-benar tidak mau kehilangan salah satu dari mereka berempat.

Tengah menangis sambil menatap pintu ruang rawat Lisa. Mereka terkejut melihat brankar yang diatasnya terdapat Minho sedang di dorong oleh beberapa perawat.

Shin Hye langsung menghentikan langkah dokter.

"Suami saya kenapa dok?"tanya Shin Hye menatap khawatir Minho yang terbaring tak berdaya diatas brankar. Kelima gadis itu juga ikut menatap khawatir.

Bagaimana pun Minho adalah suami dan ayah mereka. Jadi mereka masih ada rasa khawatir walaupun mereka sangat kecewa sekali dengan Minho.

"Pasien sempat mengalami henti jantung tapi kami berhasil mengembalikan detak jantungnya lagi. Saat ini kondisi pasien kritis, kami akan memindahkan pasien ke ICU untuk penanganan yang lebih intensif"jelas dokter.

"Saya permisi dulu"lanjut dokter membungkuk hormat lalu menyusul brankar Minho.

"Eomma ikut kesana, kalian tunggu Lisa disini"kelima anaknya mengangguk sebagai jawabannya lalu Shin Hye pun menyusul para dokter dan perawat yang tengah membawa Minho.

________

Irene Jisoo dan Joy sedang berada di taman rumah sakit yang kebetulan sedang sepi.

Mereka bertiga duduk di rumput sambil memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya diantara kakinya.

Ketiga gadis itu sedang menangis tersedu-sedu. Hati mereka sangat hancur melihat Lisa kesakitan seperti itu.

"Akh!"rintih Jisoo memegangi dadanya yang tiba-tiba sangat sesak. Sepertinya asma gadis itu kambuh.

"Jisoo"

"Jisoo eonni"

"Obat nya dimana?"tanya Irene.

"T-tas"ucap Jisoo.

"Tasnya ada dimana?"tanya Irene lagi.

Jisoo menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Mungkin ada di ruang rawat Jisoo, aku aja yang ngambil"ucap Joy beranjak berdiri.

"Akh!"

Baru beberapa langkah, Joy merintih kesakitan memegangi pinggangnya.

"Joy!"Irene langsung berlari menangkap Joy yang hampir saja terjatuh ke tanah.

Irene memapah Joy dan menduduki adiknya itu disamping Jisoo.

"Bertahan sebentar, aku panggil dokter dulu"ucap Irene lalu berlari masuk kedalam gedung rumah sakit.

Tak lama kemudian Irene kembali bersama empat perawat.

Irene sangat terkejut melihat Jisoo dan Joy sudah tak sadarkan diri. Padahal tadi dia sudah berusaha untuk cepat, tapi apa daya kedua adiknya sudah tidak sadarkan diri.

Saudara Tiri || Blackvelvet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang