19. Satu hari tanpa Rafa

10 4 0
                                    

Happy reading♥

***

"Mama, kenapa bisa begini?!"

Kayla yang baru saja memasuki ruangan serba putih itu segera melontarkan pertanyaan pada Ibunya. Sedangkan sang Ibu hanya diam sambil tersenyum padanya.

"Mama gapapa, sayang. Jangan khawatir," jawab Indah.

"Gimana aku gak khawatir, ma. Lagian mama kenapa bisa jatuh, sih?"

Rafa yang berada di sampingnya segera mengusap punggung Kayla untuk menenangkannya, "Udah, sayang. Kasihan mama kamu kalau dimarahin."

"Aku bukan marahin mama, aku cuman khawatir mama kenapa-napa. Yang aku punya sekarang cuman mama," ujar Kayla dengan nada khawatir yang ketara.

"Iya, iya. Aku ngerti, tapi kamu yang tenang dulu, ya?"

Kayla mengangguk, ia mencoba menetralkan nafasnya. Setelah itu ia menatap Ibunya dengan lebih tenang.

"Apa kata dokter, ma?"

"Mama gapapa, sayang. Dokter bilang juga udah boleh pulang," jawab Indah.

"Yaudah, mama tunggu dulu. Biar aku beli makanan dulu ke kantin."

Setelah mendapat persetujuan Indah, Kayla dan Rafa pun pergi meninggalkannya untuk membeli makanan.

"Senyum, dong. Jelek banget cemberut gitu," ucap Rafa seraya melirik Kayla yang masih fokus menatap jalan.

"Aku tuh kesel sama Mama! Kenapa mama bisa ceroboh gitu?!"

Mendengar itu membuat Rafa tak tahan mencubit pipi Kayla dengan gemas, "Gemesin banget sih kalau lagi kesel."

"Sakit ih!!" Kayla mengerucutkan bibirnya sambil mengusap kedua pipi yang memerah karena ulah Rafa.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, ponsel yang berada di saku celana Rafa mendadak berdering menandakan sebuah panggilan masuk.

Lelaki itu segera mengeluarkan ponsel dan menempelkannya di telinga. Sedangkan Kayla hanya menatap lelaki itu dengan heran.

"...."

"Oh, iya. Aku ke sana sekarang," ucap Rafa.

Kayla semakin mengerutkan keningnya mendengar perkataan Rafa. Ada apa? Siapa yang menelfon?

Setelah panggilan berakhir, Rafa kembali memasukkan benda itu di sakunya. Wajahnya berubah sangat masam setelah mendapat panggilan telfon itu.

"Kenapa?"

"Sayang, aku harus pulang sekarang."

Kayla menaikan alisnya, "Kenapa?"

"Nanti aku ceritain," jawab Rafa.

"Ya udah, hati-hati."

Rafa mengangguk, "Iya, sayang. Aku pergi dulu."

Kayla hanya mengangguk. Setelah itu Rafa menyempatkan mengecup puncak kepala gadis itu dan melenggang pergi dari sana.

***

"Ma, Kayla berangkat dulu. Mama jangan sampai jatuh lagi kayak kemarin,"

"Iya, sayang. Mama tau, kamu tenang aja."

Kayla segera mencium punggung tangan Indah, setelah menyempatkan mengecup pipinya, Kayla berjalan keluar rumah melewati gerbang yang segera dibuka oleh pak Marwan, sang satpam.

Setelah melewati gerbang rumahnya, Kayla menghentikan langkahnya. Ia lupa jika dirinya belum menanyakan kabar Rafa dari kemarin.

Gadis itu mengeluarkan benda pipihnya mencoba menelfon Rafa beberapa kali. Tapi tak ada balasan dari lelaki itu.

GARIS TAK BERUJUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang