Happy reading ♥
***
Hari ini tepat satu minggu sejak terakhir kali Kayla bertemu dengan Rafa. Satu minggu yang penuh dengan tantangan untuk Kayla. Gadis itu sudah terbiasa dengan kehadiran Rafa, tapi selama seminggu ini ia bahkan tak mendapatkan pesan atau sekedar melihat batang hidung lelaki itu.
Kayla membuka ponselnya untuk melihat kembali apakah pesannya telah dibaca atau dibalas. Sambil berharap dan berdoa semoga hari ini Rafa akan membalas semua pesannya.
Rafa
Kayla : Rafa, kamu mau sekolah?
Kamu mau jemput aku?
Kamu udah pulang?
Kamu baik-baik aja, kan?
Kenapa gak masuk sekolah?
Tadi aku ke kelas Silvi, dia juga gak sekolah. Kalian kemana?
Kapan mau masuk sekolah?
Kayla menghela nafas panjang saat melihat semua pesannya tak dibaca satu pun. Kemana lelaki itu? Apakah ia melakukan kesalahan yang membuat Rafa tak mau berbicara lagi dengannya?
Terlalu pusing memikirkan ini, Kayla akhirnya memutuskan izin ke toilet untuk mencuci muka. "Permisi, pak. Saya izin ke toilet."
"Iya, silahkan Kayla."
Fira yang berada di sampingnya pun ikut menoleh, "Mau gue anter?"
"Gak usah,"
Kayla berjalan keluar kelas sambil beberapa kali mengusap wajahnya gusar.
Entah kenapa hari ini ia ingin sekali menonjok, bahkan membunuh seseorang. Kayla sendiri tak tahu apa yang terjadi padanya. Yang jelas, semenjak Rafa tak memberikan kabar, dirinya merasa sangat kosong dan kesepian.
Akhirnya Kayla memutuskan untuk mencari jalan yang lebih jauh dengan melewati taman belakang sekolah untuk berkeliling dan menenangkan diri. Biarlah hari ini ia membolos di jam pelajaran matematika dulu. Toh, tidak setiap hari juga!
Tetapi niatnya seketika runtuh saat melihat seorang lelaki dan perempuan tengah mengobrol sambil bersandar pada tembok belakang. Sang lelaki tampak tengah mengeluarkan segala keresahannya, sedangkan cewek itu setia mendengarkan setiap kata yang diucapkan lelaki itu.
Seketika matanya melotot saat menangkap siapa kedua orang itu. Rafa, lelaki itu tengah berbincang dengan Silvi. Ya, Kayla tidak mungkin salah lihat.
Kayla sedikit kesal melihat Rafa berada di sekolah tanpa memberitahunya. Bahkan sama sekali tak membalas pesannya. Tapi untuk sekarang, rasa rindunya lebih besar.
Saat hendak menghampiri mereka, Rafa tiba-tiba memeluk Silvi dengan erat. Hal itu membuat Kayla menghentikan langkah kakinya yang kian bergetar.
Demi apapun, dadanya terasa sesak melihat pemandangan itu. Ditambah Lagi Silvi sama sekali tidak menolak, dan malah membalas pelukan Rafa.
Kayla memejamkan matanya berharap semua yang ia lihat itu hanyalah sebuah mimpi belaka. Tetapi harapannya pupus saat matanya menangkap kedua orang itu berpelukkan semakin erat. Bahkan Rafa menumpukan kepalanya di bahu Silvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAK BERUJUNG ✔
Ficțiune adolescenți"Mau sampai kapan pun lo nunggu dia, gue akan tetap ada di samping lo. Kalau dia balik, gue siap lepasin lo. Tapi kalau akhirnya dia gak kembali, lo harus percaya kalau gue masih disini." ~Rafa Alderio *** Bagaimana perasaanmu jika harus berpacaran...